Entahlah, rasanya begitu menyesakkan, Aku yang selalu menemani. Nyatanya aku sama sekali tak berarti.
-Mikayla Anjani Pramudya
🌺🌺🌺
Setelah hampir seharian penuh Rega tidak sadarkan diri,dan sejak satu jam yang lalu Rega sudah kembali membuka matanya.
Bahkan kini ruang rawat inap Rega sudah penuh dengan anggota keluarga Rega, teman-temannya, Risa, tak lupa juga Mika dan Rizal.
Hampir seharian penuh Rega terlelap, hampir seharian penuh juga Mika dengan setia menjaga Rega.
Bahkan Mika rela menginap dirumah sakit dan merepotkan Rizal untuk membawakan pakaian gantinya.
Namun semuanya terbayar saat Rega membuka matanya.
Rasanya sungguh melegakan.
"Kamu gimana keadaannya? ada yang sakit?" tanya Syifa khawatir.
"Udah mendingan kok bun, cuma luka di kepala aja masih perih," ucap Rega.
"Ya gimana nggak perih, kamu aja dapet sepuluh jahitan," ucap Syifa.
"Ha,"
"Emangnya kamu bawa motornya sambil ngapain sih kok sampai bisa kecelakaan gitu?" tanya Syifa.
Rega yang mendapat pertanyaan dari sang bunda membuatnya kembali mengingat kejadian yang membuat dirinya celaka.
Flashback on
Setelah melihat drama di kantin tadi yang membuatnya merasa kesal setengah mati, Rega kembali disuguhkan pemandangan yang membuat darahnya kembali mendidih.
Di parkiran, Rega melihat Mika berada dalam pelukan seorang laki-laki yang Rega ketahui sebagai teman dari Rizal.
Dan hal yang membuat hatinya semakin panas adalah ketika dilihatnya Mika yang tersenyum menatap Diga, dan Diga yang dengan lancangnya mengusap puncak kepala Mika.
"Sialan," umpat Rega.
"Brengsek,"
KAMU SEDANG MEMBACA
REMI (On Going)
RandomSequel MIKAYLA Dia pernah terluka, lalu aku datang untuk menyembuhkan lukanya. Dan ketika luka itu telah sembuh, aku malah menorehkan luka yang lebih dalam. "Aku sadar, sebanyak apapun aku mengucapkan kata maaf tidak akan bisa menyembuhkan lukamu."...