Giorsa#1

30.8K 775 37
                                    

Cerita sudah selesai dengan ending yang tak terduga dan mungkin tidak pernah terlintas di fikiran kalian selama cerita ini. Jadi, baca sampe akhir.

KASIH VOTE SAMA KOMEN YA, VOTE DOANG JUGA GAPAPA.

PENULISAN MASIH SALAH, DAN MASIH TAHAP PEMBENARAN. HARAP DIMAKLUMI 🙏

Jejeran meja dan kursi rapi itu dipenuhi siswa baru 10 MIPA 1, berisi murid-murid yang mendapat nilai cukup waktu itu. Mereka ribut mencari tempat duduk dan saling berkenalan. Adijaya Internasional School. Siapa yang tak mendambakan sekolah itu? Sekolah internasional yang didirikan keluarga Adijaya. Tentu dengan biaya tak murah untuk sekolah disana.

B

erbeda dengan dua perempuan yang menempati meja paling belakang, mereka tengah mengobrol ria ketika teman-teman nya berebut kursi. Entah kenapa kelakuan anak SMA jadi seperti bocah TK, yang jelas berebut tempat dekat dengan lelaki pemilik rupa tampan. Tak heran, seusia mereka memang sudah wajar seperti itu.

Tiba tiba mereka dikejutkan dengan kedatangan temannya yang melompati meja dan kursi. Tak heran lagi anak itu selalu membuat jantungan. Perempuan itu baru saja dari toilet dan langsung berlari lalu melompati meja-meja seolah sedang mengikuti ninja warrior. Atau mungkin sedang berlatih menjadi kethek ogleng.

" Sa, tau gak? Si Fahri culun di-bully? Salah sendiri sih nyari masalah sama Garuda.

Caca. Anak tomboy, kaya, cantik dan jago bela diri. GALAK? Jangan tanyakan lagi. Meski baru masuk kelas 10, tapi sudah nampak bahwa dia seorang bad girl, hari pertama MPLS saja anak itu datang terlambat. Meski begitu dia sangat menyayangi sahabatnya. Dia perempuan yang akan bicara apa adanya, terkadang kata-katanya sedikit menyakitkan. Namun sebenarnya dia berhati baik.

"Garuda apaan? Fahri siapa?"

Dan gadis manis dengan kacamata bulat, serta rambut kepang dua. Tidak terlalu peduli masalah Geng Garuda. Bukan tak peduli, tapi memang tidak tau. Yang di fokuskan hanyalab sekolah. Namanya, Geysa, dia itu cantik natural. Kulit putih, hidung mancung, bibir ranum, dan bulu mata lentik, tingginya juga ideal, hanya saja penampilannya dianggap cupu. Tidak sebenarnya, dia tidak cupu, dia adalah perempuan sederhana.

"Lo belum tau Geng Garuda?" Caca berbicara dengan menggebu, seperti anak anak demo saat ulangan mendadak.

"Mereka gak bakal bully kalo dia gak cari masalah sama Garuda, yakali Garuda ngurusin kaya gitu," jawab Leyfa santai

Jika kalian mengira Geng Garuda adalah perkumpulan berandal, itu salah namun juga ada benarnya. Tak semua dari mereka suka berbuat onar, mereka tak akan cari masalah jika tidak dipancing. Paling sering hanya membolos berjamaah. Wajar bukan, anak SMA yang notabenya laki-laki melakukan hal itu?

"Aku gak tau. Dapet beasiswa aja udah seneng."

Geysa merapikan kacamatanya dan membenarkan rambutnya yang sedikit berantakan. Baginya berurusan dengan Geng seperti itu adalah masalah. Bayangkan baru masuk saja Geysa sudah di ejek habis-habisan karena masalah penampilan. Siapa lagi kalau bukan Sefia dan para antek-anteknya. Sedikit heran saja, padahal Geysa berpenampilan sederhana juga tidak menggangu mereka.

"Serah lo berdua deh, gue kan pacarnya Kak Orlan, jadi bodo amat."

Caca memutar bola matanya malas. Bagaimana sahabat satunya itu, Leyfa, berfikiran untuk jadi pacar Giorlan?
0,000001% mungkin. Tapi, parahnya anak ini malah mengutarakan hal tersebut dan bersifat bodo amat, padahal dia juga baru saja bercerita tentang Geng Garuda dengan semangat.

Dan Giorlan? Atau sering disapa Orlan itu bukan sembarang ganteng. Dan marga Adijaya tertera di nama lengkapnya. Jelas, dia keturunan Tuan Adijaya yang kekayaannya mungkin tidak habis 7 turunan. Lalu Leyfa yang cengoh ini mengharap- kan Giorlan? Ada-ada saja.

GIORSA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang