GIORSA#28

3.5K 193 2
                                    

Vote ya! Komen buat next part!

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G

Harta nya memang tak diragukan, tapi kebahagiaan nya bukan sepenuhnya pada harta. Berada diantara orang orang yang menyayanginya, itulah kebahagiaan baginya. Dan sekarang, Ibu nya baru saja pergi, ayahnya bahkan tak peduli, sahabatnya yang selama ini ada pun kini menghindari, anak dan ibu dari anak nya bahkan hendak membangun keluarga baru.

Laki-laki itu hanya berdiam di kasur, tak ada satupun yang menemaninya. Setidaknya datang untuk menjenguknya. Hatinya hancur, bagaimana tidak? Seorang IBU pergi baru saja. Ayahnya bahkan sudah tak peduli, mungkin laki laki itu sudah mencari pelampiasan dengan wanita luaran sana.

"Om, pulang sekarang gimana?" tanya laki laki itu dengan lesu.

"Dirumah kamu ada siapa hm? Papa mu sibuk kerja, di sini kenapa sih?" tanya dokter itu.

"Ada mama," jawab Giorlan singkat.

Dokter itu hanya diam, dan menghela nafasnya pelan, bukankah justru semakin terpuruk jika pulang kerumah? Sedangkan semua kenangan nya dengan Adinda, rumah nya yang menjadi saksi.

"Mana sih, Orlan yang kuat? Kamu cowok loh, lupa ya?" tanya dokter itu mencoba mengingatkan.

Giorlan justru memandang selang infus di tangan nya. Laki laki itu sedang tak baik baik saja. Sekuat apapun laki laki, bukan berarti tak pernah terpuruk.

"Harta ga menjamin semua ya, Om,"

Dokter muda itu menatap laki laki yang nampak lesu, dan mencoba menahan air mata nya.

"Buat apa punya banyak harta, Orlan ga punya ibu, ayah gak peduli, temen-temen juga pergi, dan...."

"Om Orlan pulang aja... Kalo kenapa napa ntar Orlan telfon, buat apa Orlan disini, Orlan mati hidup juga ga ada yang peduli,"

Dokter itu mengantar Giorlan pergi, Dokter bernama Chiko tersebut adalah dokter pribadi keluarga Adijaya, bahkan saat keluarga mereka sedang sakit biasanya Dokter Chiko yang menangani. Hubungan mereka sudah seperti saudara, Giorlan bahkan menganggap nya sebagai paman nya.

Giorlan menatap bunga di samping rumah nya, Adinda sangat suka dengan tanaman itu. Bunga milik Adinda juga nampak layu, apa dia merasa kehilangan juga seperti Giorlan?

"Ma... Kenapa pergi," gumam nya.

"Den... Masuk! Jangan diluar!" ujar Bi Sit.

"Mama arisan ya, Bi?"

23.00 WIB

Giorlan menatap satu persatu orang yang pergi dari rumah nya setelah mengirim doa, anak Garuda datang semua tapi tak ada yang menyapa Giorlan sama sekali.

"Papa?"

Giorlan mengepalkan tangan nya kuat, ayahnya pulang dengan keadaan mabuk, dan jangan lupakan perempuan yang bergelayut manja di lengan kekar laki laki itu.

"Pa... Ini kelakuan papa? Mama baru pergi hari ini, Pa... Dan papa? Udah main sama wanita murahan ini?"

"Heh! Kamu ya! Jangan seenak nya! Saya bukan wanita murahan!" teriak wanita itu

"Kalau bukan murahan apa? Jala*g?" jawab Giorlan sinis.

"Jaga omongan kamu Orlan! Pergi dari rumah ini kalau kamu berani sama Papa?!"

GIORSA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang