Giorsa#20

4.6K 215 9
                                    

Komen weh komen, palaku puyeng mikir. Hargai author ya.

"Benci?"

Giorlan menaikkan sebelah alisnya, lalu tersenyum smirk. Dan menatap tajam laki laki itu.

"Iya... Kenapa lo? Lo selalu menggagalkan aksi gue!" teriak laki laki itu.

Dan, Anak Garuda bersorak senang sambil bertepuk tangan. Kejadian langka, Bung. Laki laki cupu itu melawan seorang Giorlan Reyvansa Adijaya. Tak sedikit pula yang langsung mengabadikan momen langka itu. Dan menyebar luaskan ke media sosial.

"Gue bukan boneka lo!" bentak laki laki itu tepat di depan muka Giorlan.

Giorlan masih diam dan tersenyum mengejek. Manis sekali.

"To the point," jawab Giorlan singkat.

"Cuih... Bangsat lo!" Laki laki cupu itu meludah di sepatu Giorlan.

Tidak taukah berapa mahal sepatu itu? Tapi, Giorlan berusaha untuk tidak mencaci lelaki itu, stock nya masih banyak.

"Kurang ajar lo!" teriak Fikoz hendak melayangkan pukulan.

"Gue gak ada urusan sama lo!" balas cupu itu tak kalah keras.

Anak Garuda lainnya sudah mengepalkan tangan nya. Tapi, berbeda dengan Giorlan yang masih terlihat santai. Bahkan mencegah Fikoz yang hendak menonjok wajah laki cupu tersebut.

"Why?" tanya Giorlan.

"Gue benci sama lo! Apa sih urusan gue sama lo, Hah?! Lo itu gak bisa dibiarin, kenapa sih lo gak mati aja, Giorlan."

Laki laki cupu itu tersenyum sinis ke arah Giorlan. Sungguh, tinggi orang tersebut hanya sebahu Giorlan. Perutnya juga sedikit buncit, rambut keriting.

"Apa kurang banyak tembakan nya, hmm?"

Hancur sudah pertahanan Giorlan, apa laki laki itu yang menembak perutnya saat melawan Rajawali? Hingga dia koma berbulan bulan.
Hendak menonjok nya, tapi laki laki itu teringat.

"Sekarang itu orang pada pintar-pintar, jangan ambil tindakan ataupun keputusan saat dalam kemarahan. Gunain otak genius punya lo, Orlan. Fikir dulu sebelum bertindak."

Ucapan Putra, saat pelantikan ketua Garuda membuat Giorlan menurunkan tangannya yang hendak memukul laki-laki cupu itu.

Anak Garuda sudah ancang ancang untuk mencincang-cincang cupu yang bernama Teno itu.

"Stop!" ujar Giorlan setenang mungkin.

Mereka menatap heran, hampir saja sudah porak poranda. Berantakan hati dan jantung nya, karna di tinggal selingkuh kekasihnya.

Giorlan melepas sepatunya, dan membuang ke tempat sampah.

"Cabut!" titah nya, lalu diikuti pasukan nya.

"Awas lo anj*ng!" sinis Zayyen.

"Cih, misi, Tuan."  Fikoz berdecih sembari tersenyum mengejek ke arah Teno.

MARKAS GARUDA, 16.00 WIB

"Wakil buat Garuda?" tanya Giorlan tegas.

Kalau sudah seperti ini aura kepemimpinan sudah muncul, kegagahan meningkat drastis.

"Kenapa lo pada liatin gue?" tanya Febian jengah.

Ya, sejauh apapun mereka berusaha untuk datang. Kalau ada kepentingan mendadak Giorlan tetap tidak mengijinkan, tidak mengijinkan untuk rapat dahulu. Lebih baik menunggu, daripada beberapa tidak hadir.

"Feb, masa iya gue. Nanti malah berantakan," jawab Fikoz santai.

"Nyadar juga lo nyet," sahut Zayyen pelan.

GIORSA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang