Please kalian kasih bintang.
Author relain waktu belajar buat bikin part ini. Tolong kasih komentar buat part ini. Tolong banget, biar tau kesalahan nya dimana."Maksudnya apaan?!" teriak Giorlan menghempas tubuh Meira yang tengah memeluknya, tidak peduli dengan Meira yang tengah hamil atau apa.
Meira hanya tertunduk gemetar, mencoba membendung tangisnya.
"Ini anak lo!" jawab Meira.
"Sejak kapan gue tidur sama lo?!" sinis Giorlan menahan amarahnya.
"Gak mungkin kan gue selingkuh?"
Giorlan tak memperdulikan wanita itu, lebih baik menghindar daripada harus melampiaskan amarah nya ke orang-orang sekitar. Kemana lagi jika tidak ke rooftop.
"Sa! Ca! Trending topik! Meira hamil!" teriak Leyfa.
"Sama Kak Orlan???" tanya Caca menggebu.
Geysa hanya terdiam kaku. Dan menatap tak percaya ke arah Leyfa.
"Aku ke toilet dulu, Ya," pamit Geysa dan segera beranjak pergi.
Geysa tidak tahu rumor itu benar atau tidak, jika benar, mungkin rasa bencinya kepada Giorlan akan semakin memuncak. Geysa berjalan pelan dengan fikiran yang berkecamuk kemana-mana, tak sengaja dirinya mendengar Vela yang marah-marah di koridor. Bahkan disana sudah di kerubungi oleh anak-anak yang tak ingin ketinggalan berita hangat.
"Bu! Kenapa saya dimarahin? Sedangkan Geysa? Dia juga hamil, tapi buktinya dia masih bisa sekolah disini! Dan jelas-jelas ini cucu dari Om Adijaya, dan saya calon menantunya, kenapa saya di drop out? Anda memang kepala sekolah, tapi Om Adijaya pemilik sekolah ini!" bantah Meira tak terima dengan kenyataan itu.
"Terserah! Keputusan biar Om Adijaya yang urus!" sinis Vela lalu meninggalkan tempat yang tengah dikerubungi anak anak. Jujur saja Vela lebih memilih untuk mempertahankan murid seperti Geysa, bukan Meira.
"Buat yang masih diluar siap-siap kalian masuk BK!" teriak Bu Gea.
Saat dalam keadaan hening, lagi-lagi Meira bergerak tak tenang. Masalahnya, disana ada rapat yang harus menyertakan Meira. Bahkan Geysa pun harus di panggil.
Nampak aura dingin dari Adijaya dan anak semata wayangnya, Giorlan. Sebenarnya Geysa juga bingung dengan semua ini, andai saja Meira tidak iri padanya, mungkin dia tidak berada di tempat ini."Pak! Jika mereka masih sekolah, justru membuat anak-anak tidak takut dan bisa saja melakukan aneh-aneh," usul Bu Gea selaku guru BK.
"Bu Gea! Mereka tau kalau Geysa anak berprestasi," bantah Vela yang sedari tadi membela Geysa.
"Berprestasi tapi hamil di luar nikah? Semuanya sia-sia, yang ada justru merusak nama baik sekolah. Saya akui Geysa sangat berprestasi, tapi Meira lebih berhak untuk berada di sini, dia sudah di tingkat terakhir, sebentar lagi ujian," ujar Bu Gea lagi.
Geysa meremas roknya, untuk mengurangi rasa gemetar bahkan matanya sudah berkaca kaca.
"Bu! Om! Lagian juga anak Orlan! Masa iya, saya hamil cucu Om dan saya harus di drop out," bujuk Meira.
"Saya setuju dengan Meira, bisa saja Tuan menikahkan mereka berdua dan katakan pada publik jika mereka sudah menikah, beres. Lalu Geysa? Dia hamil dengan siapa itu tidak jelas!"
Adijaya menghela nafasnya, dan menatap tajam anak semata wayangnya yang terus diam. Vela tau Giorlan mencoba tidak emosi, meski wajahnya di ekspresi kan se datar mungkin, tapi Vela sudah mengenal Giorlan yang sangat bisa mengendalikan ekspresi. Walau Vela dengan mudah menebak.
KAMU SEDANG MEMBACA
GIORSA (End)
General Fiction"Gue gak bisa tanggung jawab. Masa depan gue masih panjang," •ENDING CERITA YANG TIDAK DISANGKA •CERITA ANTIMAENSTREAM -Cinta beda agama -Pernikahan paksa -Genk Garuda -Benci jadi cinta -Psychopat -TEKA TEKI