Giorsa#3

6.1K 320 8
                                    

'Yang diam bukan berarti lemah, karena untuk diam itu tak mudah'

"Orlan!" teriak wanita yang ikut mengejar.

"Shit!" umpatnya.

"Orlan!"

Geysa ikut menoleh. Matanya membulat, sepertinya akan ada masalah lagi dengan Sefia.

"Cupu, lo ngapain godain pacar gue?" Perempuan itu berteriak, membuat orang orang di kantin berlari mengerubungi mereka di belakang sekolah.

Giorlan tersentak. Semua pasang mata mengarah ke mereka bertiga. Tapi dengan cepat laki-laki itu menetralkan ekspresinya.

"Siapanya Kak Orlan?"

"Kok mereka bertiga bisa barengan?"

"Itu bukannya si cupu?"

"Tadi kak Orlan ngejar si cupu,"

"Itu bukannya murid baru ya?Anak kelas 10 aja belagu,"

Orlan mengepalkan tangan nya kesal. Apapun yang berkaitan dengan nya selalu saja menjadi trending topik. Tak bisakah mereka tenang tanpa mengusik hidupnya?

"Woy, bubar semua bubar! Kalo kalian gak mau urusan sama Garuda!" teriak Fikoz.

"Kenapa juga gue ngejar tuh bocah?" batin Giorlan menyesal.

~~

"Sa! Tadi kok bisa dikejar sama Kak Orlan. Lo nyuri apaan!" teriak Leyfa tiba tiba.

Ketiga orang itu berjalan beriringan melewati koridor, menuju gerbang depan untuk OTW pulang.

"Tadi pagi Kak Orlan juga minta kontak Geysa," jelas Caca.

"Sumpah gue bingung. Gue liat Kak Orlan meluk anak cewek dan dia mirip sama Geysa waktu kecil," jelas Caca

"Ehm ... Ember ember!" sinis seseorang.

Caca diam mematung, keringatnya bercucuran. Perlahan menoleh dengan memejamkan matanya.

"Udah gue bilang gak usah ngomong siapa siapa!" bentak nya.

Caca sudah biasa dibentak, mulai dari kecil. Bukan heran lagi dia menjadi orang yang keras pula. Dan saat ini jika dibentak maka tak segan untuk balas membentak.

"Peduli apa lo!" sinis nya dengan menatap laki laki itu tajam.

"Caca, dia Ketua Osis," bisik Leyfa mencubit lengan Caca.

"Mau KetOs, mau Kapten basket ,mau ketua PMR bodo amat!" teriak Caca tiba tiba.

"Caca!" peringat Geysa.

"Eh ngomong apa lo?" tanya Fadil.

"Budeg lo?!" bantah Caca.

"Ca, pulang, Ca. Ayo cepet!" Geysa menarik paksa sahabatnya itu.

"Gue cuma bilang gitu aja lo bentak gue! Lo laki bener bukan sih? Sekeras apapun gue jadi cewe, gue juga masih punya hati! Lo fikir dengan lo bentak kaya gitu gue terima?" teriak Caca dengan mata berkaca-kaca, kedua sahabatnya itu kualahan menarik Caca untuk menghindar dari Fadil.

~~

Geysa hari ini harus pulang cepat. Bisa bisa harus tidur diluar lagi karena terlambat pulang. Geysa harus mencuci piring, menyapu, mengepel dan tugas rumah lainnya. Ya, hidupnya sebelas dua belas seperti pembantu di rumahnya.

Geysa mematung melihat ibu tiri dan kakak nya belanja sangat banyak, mulai dari tas, sepatu, baju,bahkan perhiasan. Harusnya uang itu untuk keperluan sekolahnya.

GIORSA (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang