HOM | 16

2.1K 128 31
                                        

HAPPY READING

Posisiku masih sama seperti semalam. Duduk sambil memeluk lutut. Mataku terus terbuka, menatap lurus ponselku. Berharap jika Christian akan menelponku.

Aku mendengar suara pintu terbuka. Aku refleks berdiri dan mengintip siapa yang membuka pintu tersebut. Dan Christian muncul dari balik pintu itu. Penampilannya berantakan bahkan bajunya sudah keluar dari celana bahannya.

Aku berlari menghampirinya dan langsung memeluknya. "Aku menunggu mu selaman kenapa kau baru pulang sekarang hiks" tanpa dapat ku cegah, air mata turun dari kelopak mataku. Memenuhi pipiku dengan sangat tak malu.

Christian mengelus belakang kepalaku dan ia semakin mengeratkan pelukan kami. Aku masih terisak, entah mengapa di tinggal olehnya semalam membuatku sangat bersedih.

Aku mengusap air matanya ku pelan lalu berjalan meninggalkannya. Christian mengikuti ku dari belakang. Ketika aku duduk di sofa, ia ikut duduk lalu memegang sebelah tanganku.

"Apa kamu sudah berhenti menangis?" tanya Christian pelan. Aku menoleh menatapnya, dan mengerucutkan bibirku.

"Kenapa kamu baru pulang? Kenapa tak mengabariku? KENAPA MESTI DI RUMAH STEPHANIE" teriakku diakhir kalimatku.

Christian tersenyum kecil. Ia menjepit kedua pipiku lalu menggoyangkannya kekanan dan kekiri. "Kamu sangat imut kalau sedang marah" kata Christian.

Dahiku berkerut dan ku tatap ia dengan tajam. "Aku sedang marah! Jangan membuatku semakin marah!" pekikku.

"Baiklah, kamu sedang marah. Jadi apa yang harus ku lakukan untuk membuatmu tidak marah kepada ku?" Christian tersenyum lembut, tatapan matanya teduh dan tangannya terus mengelus kepalaku.

Bibirku melengkung ke bawah, aku terisak lagi dan Christian langsung memeluk tubuhku. "Kok menangis lagi" ucapnya pelan.

"Kamu meninggalkan ku sendirian. Dan lebih memilih bersama Stephanie" rengekku.

"Maafkan aku yang meninggalkan mu sendirian. Tetapi kamu salah jika mengatakan aku lebih memilih Stephanie. Aku tak pernah memilihnya daripada kamu. Kamu selalu menjadi nomor satu"

Aku semakin mengeratkan pelukanku dipinggangnya. Lalu menatap matanya dalam. "Janji yah jangan pernah meninggalkan ku lagi"

Christian mengangguk, "Janji. Ayo tidur. Aku rasa kamu tidak tidur semalaman"

###

Christian meninggalkan ku lagi. Bukan. Bukan karena Stephanie. Tetapi karena pekerjaannya.

"Hufft" aku menghembuskan napas berat. Lalu menopang daguku menggunakan sebelah tanganku, dan tanganku yang lainnya memencet tombol remot dan mengganti-ganti chanel tv.

Ddrrtt drttt

Aku meraba sofa disampingku, mencari ponselku yang sedang bergetar. Aku mengambilnya dan menerima panggilan telepon dari Tirah.

Tirah :
Airin

Airin :
Yeah kenapa?

Tirah :
Bantuin aku pindahan dong

Airin :
Kamu pindahannya hari ini?

Tirah :
Iyah, kesini yah ada Rara dan Jackson juga

Airin :
Okee

He Owns Me ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang