HOM | 15

2.1K 152 40
                                    

HAPPY READING

Huahhhh

Aku menutup mulutku menggunakan telapak tanganku. Sudah hampir 5 kali aku menguap. Duduk bosan di depan televisi. Aku tak menyangka jika menghabiskan waktu di rumah bisa sebosan ini. Selama ini pekerjaan ini lah yang menjadi impianku, tetapi sekarang aku malah tak menyukainya.

Aku beranjak dari tempatku, lalu berdiri mengelilingi rumah ku. Mencari apa saja yang bisa ku lakukan daripada aku hanya duduk termenung di sofa.

Pertama, aku berjalan disekitar ruang tengah. Tak ada yang menarik, aku pun pergi ke dapur. Menyusun peralatan dapur dan bahan makanan yang tentu saja telah di rapikan oleh Tika. Aku mengerjakan sesuatu yang membuang-buang waktu.

Setelah dari dapur, aku pun pergi ke perpustakaan rumah kami. Aku membuka pintunya dan berjalan menuju jendela perpustakaan itu. Aku membuka gorden besar yang menutupi jendela panjang disana agar sinar matahari dapat menerangi ruangan tersebut.

Aku membersihkan debu yang tak kasat mata menggunakan kemoceng yang selalu ada disana. Mengatur buku-buku sesuai dengan kategorinya. Lalu menambahkan hiasan hiasan agar perpustakaan tersebut terlihat tak terlalu menyeramkan.

Aku menutup pintu perpustakaan setelah membersihkannya lalu aku pun memasuki ruang kerja Christian yang berada di depan perpustakaan itu.

Pintu ruangan Christian selalu terkunci tetapi ia memberiku kunci cadangannya. Aku pun masuk ke ruang kerjanya, memperhatikan setiap isi dari ruangan tersebut. Seperti ruang kerja pada umumnya. Aku pun berjalan perlahan melewati meja kerjanya mengecek satu persatu yang berada di atas meja tersebut. Dan dengan iseng aku mencoba membuka laci dari meja tersebut.

Tak terkunci. Aku semakin penasaran dan aku pun membuka sepenuhnya. Hanya ada beberapa kertas. Aku mengangkat kertas tersebut dan terdapat 2 kotak kecil. Aku membuka kotak tersebut dan isinya adalah cincin yang pernah Christian berikan untukku. Aku tersenyum kecil, ternyata dia masih menyimpannya aku pikir dia sudah membuangnya.

Aku pun menaruh kembali cincin tersebut lalu membuka kotak yang satunya, kotak berwarna putih. Yang kontraks dengan warna kotak sebelumnya yaitu hitam. Isi dari kotak tersebut juga sebuah cincin, cincin yang terlihat mungil tetapi bertabur berlian. Aku mengambil cincin tersebut dan memperhatikannya. Sangat cantik, aku tak menyangka kalau Christian menyimpan hadiahnya disini, apa dia selalu menyembunyikan hadiah yang akan dia berikan kepadaku disini hihi.

Aku mencoba memakai cincin itu. Sangat pas di jari manisku. Aku menjauhkan tanganku dan betapa terpesonanya aku melihat keindahan cincin yang melingkar di jariku tersebut. Aku terkikik pelan, aku tak menyangka kalau Christian semanis ini. Aku menaruh cincin tersebut kembali ke kotaknya, aku tak mau membuat kejutan Christian menjadi berantakan sehingga aku menaruh kembali kedua kotak itu ke dalam lacinya.

Disaat aku menaruh kotak tersebut, aku melihat sebuah ponsel yang seperti sengaja di tinggalkan disana. Aku pun mengambil ponsel tersebut dan menyalakannya. Rasa penasaran ku semakin meningkat, aku duduk di kursi kerja Christian lalu mencoba membuka ponsel tersebut.

Tak terkunci. Aku mengatik-atik ponsel itu dan sama sekali tak ada isinya. Aku membuka galeri dan tak ada satu foto maupun video. Aku membuka riwayat panggilan dan hanya ada 1 nomor yang berada di panggilan masuk. 1 nomor dengan puluhan panggilan masuk. Nomor tak diketahui.

Aku pun membuka aplikasi pesannya. Dan hanya ada 1 pesan disana. Dari nomor yang tak diketahui. Aku semakin penasaran dan membuka isi pesan tersebut.

Semuanya berisi pesan dari nomor tersebut dan tak ada balasan sama sekali dari Christian. Mataku membulat membaca pesan-pesan tersebut. Pesan teror dan penuh ancaman.

He Owns Me ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang