Delapanbelas

983 80 6
                                    

"Pergi tidur dikamarmu sajaa"Haechan merengek

Mark berguling guling dikasur Haechan sambil memegang pigura foto yang sempat mencuri perhatian Mark tempo hari, dan memang benar itu foto yang dia kenal

Foto Mark dan Haechan sewaktu sekolah dulu.

"Mark.. kau mendengarku?"

Mark duduk dikasur,"aku mendengarnya dan aku juga tidak akan merubah keputusanku"kata Mark

Jadi tadi, setelah 'berbaikkan' dan makan malam Mark berkata akan tidur dengan Haechan saja

"Kasurku kecil.. tidak bisa menampung kita berdua"alasan Haechan dengan harapan Mark mau pergi dan tidur dikamarnya saja

Maksudnya.. dia tetap saja malu walau mereka berdua sudah saling terbuka dan saling jujur

Tetap saja memalukan!

Dia akan berbagi ranjang dengan orang yang dia sukai,itu membuatnya malu.
Bagaimana jika Haechan kelepasan? Dia kan juga pemuda pada umumnya

"Aish!"Haechan menggeleng kuat mengenyahkan pikiran 'kotor' nya

"Kenapa kau?"Mark bertanya

"Tidak apa-apa.. jadi sekarang bisa kau pergi?"

Mark berdiri,"baiklah.." dia berjalan menuju lemari pakaian Haechan dan mengambil beberapa pasang baju tak lupa dengan seragam Haechan

Haechan hanya memandang bingung,tapi tetap diam.

Mark mengemas semuanya dalam tas,"ayo pergi"

Haechan terkejut,"ayo? Pergi? Apa maksudmu?"

"Kau bilang ranjangmu tak muat untuk kita berdua.."Mark tersenyum miring,"tapi ranjangku cukup luas. Jadi ayo pergi kekamarku"

"Hah?!"

__••__

"Ooww lihat siapa yang datang bersama"Jaemin lebih dulu menggoda Haechan dan Mark yang datang bersama dengan motor Haechan

Seperti biasa, mereka saling menunggu.

Telinga Haechan menjadi merah,"Jaemin~"

Yang lain hanya tertawa,"pantas saja mobilmu ada disini"kata Renjun

Mark hanya mengangguk,"ya.. aku pulang dengan motornya"

"Lalu bagaimana bisa kalian datang bersama?"tanya Jisung heran

Chenle tiba tiba membulatkan matanya,"oh! Kalian tidur bersama?!"

Haechan semakin malu,"Chenle! Astaga"

"Tapi itu tidak salah juga"kata Mark

Yang lain menengok terkejut,"kalian benar tidur bersama?!"

Haechan mendorong teman temannya untuk berjalan,"jangan bahas itu! Astaga aku malu"

Mereka semua saling tertawa sepanjang perjalanan.
Dalam hati mereka bersyukur setidaknya Haechan dan Mark sudah tidak seperti kemarin, membuat mereka ikut pusing melihatnya

"Bagaimana rasanya tidur dengan Mark?"Jeno menaik turunkan alisnya menggoda Haechan

Haechan memukul lengan Jeno,"hanya tidur! Tidak melakukan apapun. Lagipula itu karena paksaan Mark"

"Ohh.. jadi kau suka paksaan.. kinky"timpal Jaemin

Haechan memegang tengkuknya,"haish pasangan ini"

"Markeu!"

Kegembiraan gerombolan itu tiba tiba hilang, apalagi Haechan saat melihat siapa yang memanggil Mark

Haechan memandang Mark seolah berkata , 'jangan berani'

Terlihat Koeun berlari kearah Mark dan langsung merangkul lengan Mark.

"Atatatata.."Jeno meringis saat Haechan meremas lengannya

"Ayo pergi kekelas bersama"kata Koeun dengan senyumnya

Mark memandang datar,"pergi dengan teman temanmu. Tak bisakah kau melihat aku sedang dengan teman temanku?"

"Ey.. aku bergabung saja dengan kalian. Boleh kan?"

"Tidak"jawab yang lain kompak

"Pfft"Haechan terlihat menahan tawa

Dan itu membuat Koeun terlihat marah.
"Pergi sana. Jangan ganggu para lelaki, apa kau tak malu?"kata Renjun

Koeun akhirnya melepaskan tangannya dari Mark, dia kemudian tersenyum.
"Baiklah. Kalau begitu sampai jumpa nanti dikelas"lalu dia pergi

"Wah nenek sihir itu"

Mark berjalan mendekati Haechan,"bagaimana?"

Haechan mengangguk kecil,"lain kali harus lebih tegas"

Mark merangkul Haechan,"pasti.."dia tersenyum dan mereka lanjut berjalan menuju kelas

Tanpa memperhatikan bahwa sebenarnya Koeun masih melihat mereka walau dari kejauhan.

__••__

Bunyi bel istirahat adalah hal yang menyenangkan bagi seluruh murid.
Setidaknya bagi Haechan dan teman temannya.

Seperti biasa mereka akan pergi kekantin bersama, dan seperti biasa pula Haechan akan singgah ketoilet

Kali ini Renjun ikut dengannya.

"Selesai makan apa kita langsung pergi untuk berlatih?"tanya Haechan

"Tentuu.. ayo cepat kembali"jawab Renjun

"Tapi aku tak membawa pakaian cadangan"kata Haechan lesu sambil mereka berdua berjalan keluar dari toilet pria

"Kau punya pacar.. kau bisa mengeluh padanya"goda Renjun

Haechan memukul pelan lengan Renjun,"aish apa maksudmu?!"

Mereka berdua saling tertawa sampai tiba tiba terhenti karena seseorang.

"Haechan.."

Haechan berbalik,dia memasang wajah datar setelahnya.
"Ada apa Koeun?"

Koeun tersenyum,dia berjalan mendekati Haechan dan Renjun
"Aku perlu bicara denganmu.."katanya

Haechan mengangguk singkat,"katakan sekarang. Aku harus cepat pergi ke kantin"

Koeun memandang Renjun,"empat mata denganmu.. bisa?"

"Tidak. Jadi cepat katakan"
Renjun tersenyum miring saat Haechan berkata demikian

Koeun mengepal tangannya kuat,dia lalu tersenyum,"apa kau pacaran dengan Mark?"

Renjun hendak menjawab tapi ditahan Haechan,"mengapa kau ingin tahu?"

"Well, kalian nampak dekat"

"Kau juga dekat dengannya"balas Haechan

"Tapi tak sedekat dia denganmu"kata Koeun

"Maka harusnya itu sudah menjawab"balas Haechan cepat

Dia memandang mata Koeun,"jadi biasakan dirimu. Karena sejak awal,kalian hanya berteman" dia tersenyum miring,"setidaknya itu yang Mark katakan padaku"dia menggidikkan bahunya

Koeun terlihat marah,"kau tak tahu apapun! Aku menyukai Mark sejak dia masuk disekolah ini"

"Tapi Mark menyukainya sejak dua tahun lalu."sambung Renjun,"sejak awal kau memang tidak punya kesempatan"katanya lagi

"Sudahlah.. aku tak mau terlihat berebut pria. Jika kau mau ambil saja"Haechan merangkul Renjun "kalau pun dia mau padamu"dia tersenyum miring lalu pergi dengan Renjun

Koeun melihat kepergian keduanya,"wahh.. luar biasa."
Dia memandang benci,"Akan kubuat kau membalasnya"









_______________________________

Hm. Mau nge-publish NoMin,stuju?

MarkHyuck; KeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang