Delapan

849 92 4
                                    

Pertanyaan teman temannya membuat Haechan tak bisa tidur malam ini.

Dia terus menerus memikirkan hal itu.
Dan hal itu membuatnya tersenyum simpul.

Dia membuka buku sketsanya..
"Apakah aku harus memberitahunya sekarang?" Dia mengelus sebuah gambar sketsa disana.

Sebuah gambar dengan tulisan Lee Minhyung

__••__

Hidup sebagai anak seorang kaya membuat semuanya menjadi mudah.
Apa yang ingin didapat bisa dipenuhi dengan gampangnya

Begitu juga dengan Mark.

"Aku hanya butuh tempat tidur baru bu.."katanya dalam telpon

'Mengapa memangnya dengan tempat tidurmu yang sekarang?'

"Terlalu kecil. Ada yang ingin menginap dengan ku nanti"kata Mark

'Siapa?'

Mark menghela nafasnya,"bu.. Donghyuck kembali bu"

Ada jeda sejenak disana, 'benarkah? Kapan dia datang?'

"Mungkin sebulan yang lalu"

Sang ibu menghela nafas,'Mark dengarkan ibu nak, tolong jangan membuatnya terkena masalah lagi. Ini permintaan ibu'

"Tak akan bu. Lagipula aku belum memberitahunya"jawab Mark

'Pastikan dia tetap aman, tapi jangan terlalu kelihatan'

Mark hanya mengangguk lemah,"baik bu"

Saat panggilan dimatikan Mark hanya bisa menghela nafasnya.
Dia bertekad untuk memberitahu semuanya pada Haechan nanti

Apapun reaksinya sebaiknya dia segera memberitahunya sebelum Haechan akan salah paham.

Dan dia harus menyiapkan diri seandainya hasil pembicaraan mereka nanti tidak berjalan mulus

"Karena aku tidak siap untuk berpisah lagi denganmu.."

__••__

Suasana sekolah pagi ini sangat sepi. Sepertinya Haechan terlalu pagi.

Dia duduk dibangkunya,hanya beberapa siswa terlihat dikelasnya.
Melihat hari masih sepi,dia mengeluarkan buku sketsanya.

Melanjutkan menggambar.

Haechan ini terlalu pandai, bahkan dalam mengendalikan emosi.
Dia tahu kapan harus marah dan kapan harus menahan diri.

Bagaimana dia bersikap dan lain lain itu tergantung lawan bicaranya.
Biasanya dia adalah anak yang sopan,tapi jika lawan bicaranya adalah seseorang yang tidak dia suka maka akan terlihat jelas bahwa dia tidak nyaman

Sesekali Haechan mengumpat ketika mengingat kejadian dimana Yuta dan teman teman nya kemarin.

"Cih jika dibandingkan dengan Mark dia bahkan tidak menyentuh setengahnya"katanya lagi

"Apa disini kelas murid baru itu?"Haechan mendongkak melihat seorang siswi didepan pintu

Haechan memutar bola matanya malas,"apa lagi kali ini?"dia bergumam

"Ya. Dia duduk disana"ujar salah satu murid

Sang siswi terlihat memasuki ruangan kelas,Haechan tidak memperdulikannya dia masih asik menggambar

"Kau murid baru itu? Hai aku Mina! Senang bertemu denganmu"sang siswi menjulurkan tanganya sambil berkata girang

Haechan mendongkak,"Namaku Haechan"dia menjabat tangan sang siswi

Mina duduk disampingnya,"kau benar benar tampan sama seperti yang mereka katakan"

Haechan hanya tersenyum canggung,dia tidak tahu harus bereaksi seperti apa saat ini.

"Untung saja kau datang awal pagi ini.. sudah tiga hari aku mencarimu tapi kau selalu datang terlambat"

"..."

"Oh ya kau ikut klub dance? Kapan kalian tampil? Apa kalian butuh donatur untuk kostum dan lain lain? Aku siap—"

"Terimakasih tapi kami tak butuh. Dan bisa kau pergi saja? Kau menggangguku"kata Haechan

Mina terlihat salah tingkah,"baiklah.. aku akan pergi. Lagi pula kita sudah berteman"katanya senang lalu dia berdiri

"Sampai jumpa Haechan~"katanya lalu dia pergi

Haechan memandang jijik kepergiannya, dan itu bertepatan dengan geng 'future dream' masuk kedalam kelas

"Ada apa dengan ekspresimu?"tanya Renjun

"Kalian tahu siswi yang barusan keluar? Astaga dia sok akrab sekali"balas Haechan

"Ah.. Mina? Ya dia memang seperti itu"kata Jeno

Mark hanya duduk diam disampingnya,kemudian dia memincingkan matanya
"Apa yang kau lukis?"

Haechan dengan cepat menutup buku sketsanya,"B-bukan apa apa"katanya

Mark hanya memandang curiga pada Haechan yang tersenyum canggung.

Mereka mulai sibuk dengan kegiatan masing masing.
Sampai ketika Haechan bosan dan dia menoleh kearah samping.

Tidak.. bukan kearah Mark, tapi kearah Jaemin dan Jeno disana.
Dia melihat Jeno mencubit pipi Jaemin yang terlihat sedang marah sambil sesekali tertawa

"Mark.. apa mereka berdua pacaran?"tanya Haechan pelan

Mark menoleh,"kenapa kau tidak menanyakannya sendiri?"

Haechan memandang sebal pada Mark. Dia berbalik memunggungi Mark,dia melihat kearah luar jendela yang sedang hujan.

Sekitar beberapa menit Haechan mendengar suara Mark
"Lihat ini"Haechan menoleh pada Mark yang menyodorkan ponselnya

Haechan tidak mengerti tujuannya apa sampai dia melihat foto Jaemin dan Jeno bersama dengan Jeno yang mencium pipi Jaemin.

"Astaga!"Haechan berdiri dikursinya

Mark tertawa melihat itu.

Jeno menoleh,"ada apa Chan?"

Haechan masih dengan wajahnya yang terkejut menunjuk Jeno dan Jaemin.
"Kalian pacaran?"

Mendapat pertanyaan itu telinga Jaemin memerah,"Echan~ apakah harus sekeras itu untuk bertanya??"

"Benarr? Wahh.. aku merasa terbodohi! Kenapa kalian tidak memberitahuku?"kata Haechan

"Kau tidak bertanya. Dimana letak kesalahan kami?"kata Jeno santai

"Jangan hanya marah pada mereka. Bukan hanya mereka satu satunya pasangan digrup ini"kata Renjun sambil terkekeh pelan

"Ada lagi? Siapa? Kau?"kata Haechan sambil menunjuk Mark

Mark menaikkan alisnya,"yang benar saja"

"Kami.."kata Jisung santai dengan Chenle disebelahnya yang mengangguk

"Kalian diam diam saja astaga.. kenapa kalian tidak memberitahu? Bagaimana jika aku menyukai salah satu dari kalian? Astagaa"Haechan mengoceh

"Kurasa itu tak mungkin.."kata Jaemin sambil melirik Mark

Merasa dilirik Mark mendongkak,"tidak sekarang."

"Kau jangan ikut ikutan! Awas saja kalau kau tidak memberitahu jika nanti punya pacar"kata Haechan sambil menunjuk Mark

Mark memandang Haechan,"kau pasti tahu.. karena kau orangnya"

Deg!

"Cieeeeeee" kelas penuh dengan suara seperti itu saat mendengar penuturan Mark

Sedangkan Mark sendiri hanya tertawa kecil melihat ekspresi Haechan.

Jangan tanyakan tentang Haechan, jantungnya berdetak dengan  sangat cepat sekarang

"Sialan.."





_______________________________

Pelasbek chap depan uhuy

MarkHyuck; KeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang