Sebelas

824 78 1
                                    

Mark melihat selembar kertas ditangannya
Sesekali dia mengangguk saat membacanya.

"Chan.. hari sabtu mungkin perlu diubah jadwalnya, kelas dance dilakukan pagi hari"kata Mark pada Haechan yang sedang duduk dan bercengkrama dengan Jaemin dan Renjun didepan sana

Haechan menoleh,"baiklah.. tolong rubah saja"dia kembali berbincang membiarkan Mark membenarkan jadwalnya

Mark hanya mencoret lalu menulis sesuatu disana. Dia sedang memeriksa jadwal latihan memanah Haechan untuk disinkronkan dengan jadwal lainnya.

"Chan.. aku senang kau pindah kesini"kata Jaemin

"Memangnya kenapa?"tanya Haechan

"Mark lebih banyak bicara sekarang. Aku sedikit lega"kata Jaemin yang diangguki oleh Renjun

"Itu benar.. sangat senang melihatnya seperti siswa pada umumnya sekarang"kata Renjun

Haechan tertawa sebentar,"hahaha benarkah separah itu?"

Mereka berdua mengangguk,"ya.. memang separah itu"

"Apa sebelumnya dia tidak pernah dekat dengan seseorang?"tanya Haechan

Renjun memandang Jaemin,"ada seorang gadis.. tapi tidak sedekat kau dengannya. Mereka berdua hanya saling menegur"

"Seperti kau dan Mina"sambung Jaemin

Haechan terdiam,"gadis? Apa dia sekolah disini?"

Renjun mengangguk,"dia bahkan sekelas dengan kami. Tapi sedang izin karena pekerjaan orang tua"

Mata Haechan bergetar,lalu bagaimana jika Mark benar dekat dengannya.

Haechan menggigit jarinya,dia terlihat berpikir keras.

Jika memang benar ada yang pernah dekat dengan Mark,artinya Haechan harus waspada.
Bagaimana jika gadis itu bisa merebut Mark?

"Haechan?"Renjun memanggil

Haechan kan mulai menyukainya.
Tentu saja.
Dengan semua perlakuan Mark,siapa yang tidak tertarik.

"Ya.. Haechan!"Jaemin melambaikan tangannya didepan wajah Haechan

Itu membuat Haechan gundah.
Sampai saat gadis itu kembali,apa yang akan terjadi selanjutnya?
Apa Mark akan kembali mengacuhkannya? Sama seperti waktu dia pertama datang?

Grep!

Haechan mendongkak melihat Mark menarik tangannya yang sedang dia gigit.

"Apa yang kau pikirkan? Mereka berdua memanggilmu ratusan kali"kata Mark

"..."

"Lihat ini.. kau bisa melukai tanganmu"Mark melirik tangan Haechan yang dia pegang

"Siapa dia?"tidak perduli dengan tangannya,Haechan justru penasaran dengan gadis itu

"Hah?"Mark bertanya bingung

"Siapa gadis yang dekat denganmu?"tanya Haechan langsung

Mark memandang Renjun dan Jaemin,"apa yang kalian katakan padanya?"

"Dia yang duluan bertanya! Kami tak berbuat apa-apa"kata Jaemin,Renjun mengangguk mendengarnya

"Gadis sekelas .. yang dekat denganmu"kata Haechan lagi,"siapa dia?"

Mark menghela nafasnya,"bukan siapa siapa. Dan kami tidak sedekat itu. Jangan salah paham"

Haechan hanya mengangguk,"baiklah.."

Tapi dalam hatinya dia ingin tahu, siapa gadis itu.
Yang tentu bisa datang kapan saja.

Bersaing dengan seorang gadis.. apakah itu harus dia lakukan?

__••__

Pelajaran pertama kali ini adalah pelajaran wajib.
Karena bulan depan adalah festival tahunan maka pelajaran dilonggarkan

Hanya pelajaran pertama,dan hanya pelajaran wajib.

Itu menyenangkan, tapi Haechan sekarang sedang kesal.
Karena pelajaran wajib ini tidak bisa dia hindari.

"Kenapa harus wajib??"dia menjatuhkan kepalanya dimeja begitu tahu hari ini mereka akan belajar bahasa inggris

Mark disebelahnya hanya mengusap kepala Haechan pelan,"kau harus sabar.. dan tentunya harus belajar, jangan malas. Ayo"

Haechan mengangkat kepalanya,"tapi aku tak bisa Min—!" Haechan berhenti,dia terkejut dengan perkataannya sendiri

Mark mengerutkan alisnya,"apa katamu?"

"A-ah.. maksudku aku tak bisa Mark"ralat Haechan

"Tadi terdengar seperti—"

"Hey you two! Can you pay attention here?"sang guru menunjuk Mark dan Haechan

Mereka berdua mengangguk kaku,lalu sang guru melanjutkan pelajaran.
Mark terpaksa harus diam,dia ingin sekali bertanya pada Haechan

Tapi mungkin lain kali saja.

Disisi lain,Haechan bersyukur.
Guru mata pelajaran yang dia benci menyelamatkannya.

Dia mengutuk bibirnya yang seenaknya mengeluarkan kata.
Untung saja dia sempat sadar sebelum dia membuat kesalahan

Bagaimana bisa dia menyebut nama asli—

"Aku akan bertanya nanti"bisik Mark

Sialan! Haechan harus membuat alasan!

__••__

Bel berbunyi.
Segera,mereka keluar untuk pergi kekantin.

Haechan menarik Jaemin cepat untuk berjalan didepan. Dia tak mau Mark bertanya tentang hal tadi.

"Ada apa denganmu?"tanya Jaemin heran

Haechan menggeleng,"tidak ada.. hanya ingin bersamamu"

"Hey. Kembalikan pacarku"kata Jeno

Haechan menoleh kesal,"aku tidak mengambilnya! Hanya meminjam ish dasar pelit"

Hal itu membuat Jaemin tertawa,Haechan sangat lucu

"Sebenarnya aku sedang lari dari Mark"bisik Haechan pelan

"Karena?"

Haechan diam sesaat.
"Jaemin.. ada yang ingin kuceritakan padamu"

Jaemin memandang Haechan bingung,"tentang apa?"

"Tentang aku dan Mark"Jaemin diam mematung mendengarnya

Sejak awal dia tahu tentang hal itu. Mark menceritakannya pada mereka. Dan mereka semua tahu,hanya saja berpura pura tak tahu

Dan sekarang Haechan ingin memberitahu?

"Oh.. memangnya ada apa antara kau dan Mark? Apa kau menyukainya?"goda Jaemin,dia masih mengikuti permainannya

Haechan memukul pelan lengan Jaemin,"apa apaan kau ini.. itu bukan poin pentingnya"terlihat sekali dia malu

Jaemin hanya tertawa singkat kemudian dia menoleh kebelakang melirik Mark yang terus menatap kearahnya dan Haechan.
Dia menggeleng kearah Mark.
Mark mengangkat alisnya tak mengerti

"Apa kau bisa meluangkan waktu untuk mendengarkan ceritaku? Aku sekalian ingin meminta saranmu"suara Haechan membuat Jaemin kembali menoleh kearahnya

Jaemin mengangguk,"tentu, jika aku dapat membantu kenapa tidak?"dia tersenyum manis kearah Haechan

Haechan terlihat girang,"baiklah.. bagaimana jika selesai makan siang?"

Jaemin mengangguk,"boleh.."

Dia harus menyiapkan kalimat untuk bilang hal ini pada Mark.





_______________________________

Padahal sama2 tau tapi tetep pura pura bego wkwkwk

MarkHyuck; KeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang