Sembilanbelas

783 70 1
                                    

Jeno bisa melihat Renjun dan Haechan berjalan memasuki kantin, tapi dia juga melihat ekspresi keduanya yang membingungkan.
Antar kesal dan juga puas.

Dan dia tahu alasannya ketika melihat Koeun juga masuk kekantin.

"Ohoo.. lihat siapa yang bertemu rivalnya"kata Jeno

Haechan duduk disamping Mark,Renjun disamping Haechan

"Menyebalkan. Anak itu semakin membuatku kehilangan kesabaran"kata Renjun

Jaemin menoleh,"siapa?"

"Koeun"balas Renjun

Mark menoleh pada Haechan,"apa ada sesuatu yang terjadi?"

Haechan tersenyum kecil lalu menggeleng,"tidak.. hanya berpapasan dengannya tadi"

Renjun memutar bola matanya malas saat mendengar perkataan Haechan
"Ya sesuatu memang terjadi. Dia itu gila dan sudah tak waras, dia bertanya apakah Haechan dekat dengan Mark. Maksudku itu sama sekali tidak masuk akal! Jawabannya terlihat jelas, dia saja yang tidak ingin mengakuinya"

Jisung ikut menggeleng,"astaga. Anak muda jaman sekarang pantang menyerah"

"Maka harus ada jarak"kata Chenle

"Maksudmu?"tanya Haechan

Chenle menggidikkan bahunya acuh,"well harus ada batasan yang membuatnya paham. Menjadi pacar misalnya, dengan begitu dia tidak akan macam macam lagi"

Mark dan Haechan berpandangan,pipi Haechan terlihat sangat merah.
Haechan memalingkan wajahnya, dia malu

Melihat itu Mark tertawa,"astaga reaksimu imut sekali" dia mencubit hidung Haechan

"Hiyaaaaa"
Meja mereka heboh dengan sorakan, Haechan semakin malu sedangkan mereka masih senang menggodanya

Tak lama makanan mereka sampai, mereka mulai memakannya.

Tapi tiba tiba seorang pelayan mengantar satu porsi Lasagna kemeja mereka

"Maaf,kami tidak memesan ini"kata Renjun

"Ini untuk Mark dari nona dimeja sana"kata sang pelayan sambil menunjuk Koeun yang sedang tersenyum

Wajah mereka seketika datar.

"Baiklah terimakasih"kata Mark

Yang lain memandang Mark bingung,termasuk Haechan.

"Kau benar benar akan menerimannya?"tanya Jaemin

"Jangan menolak rejeki,tak baik"kata Mark sambil mengambil sesendok Lasagna itu

Koeun diujung sana tersenyum lebar dan merasa senang.

"Aaa"kata Mark pada Haechan

Haechan membelalak,"E-eh?"

"Buka mulutmu. Aa.."kata Mark lagi

Jadi Haechan membuka mulutnya dan Mark menyuap Haechan

"Hoekk aku ingin muntah"

"Awww"

"Mark astagaa"

"Gentle sekali kawan"

"Dasarr anak mudaa"

Kelima temannya berkomentar,sementara Mark hanya tersenyum begitu juga Haechan.

Haechan merangkul Mark,dia menatap Koeun diujung sana.
Smirk khas Haechan,tanpa suara dia menggerakkan bibirnya seperti ingin berkata, membuat Koeun menatap tak suka

"Loser"

__••__

"Ku kira kau dan Mark sudah resmi bersama"kata Hina teman Koeun

Koeun memutar matanya malas,"harusnya seperti itu, jika saja sialan itu tidak datang dan merusak semuanya"

"Itu dia. Aku heran mengapa Mark lebih dekat dengannya yang hanya murid baru dibanding denganmu yang lebih dulu kenal dengannya"sambung Herin

"Mereka sepertinya teman lama. Renjun berkata begitu"balas Koeun

"Kalau begitu.. apakah sebenarnya mereka sudah berpacaran tapi selama ini LDR?"pertanyaan Lami membuat yang lain menengok kearahnya

Koeun diam berpikir,"apakah seperti itu?.."

__••__

"Aku tak tahu jika harus menambah lagu lainnya"Haechan terengah dan jatuh kelantai begitu latihan selesai

"Sama. Aku terkejut saat Ka Taeyong masuk tadi"sambung Chenle

"Rasanya aku ingin teriak. Ini sudah dekat perlombaan astaga!"keluh Renjun

Yang lain hanya mengangguk,Mark duduk disebelah Haechan dia tersenyum sesaat

"Bajumu bagus"katanya

Haechan memasang wajah datar,"kalau ingin memuji bajumu,jangan ikut sertakan aku"

Jadi karena Haechan menginap dikamar Mark,dia tidak menyiapkan apapun kecuali hal yang Mark bawa kemarin.

Jadilah dia harus memakai pakaian Mark,karena dia tidak punya pakaian lagi

"Hey.. kau cocok dengan baju itu"goda Jaemin

Haechan melempar botol kearah Jaemin,"jangan bicara kau"

Sedangkan Jaemin hanya tertawa.

"Apa kau akan latihan memanah?"tanya Jisung

Haechan mengangguk,"panahan adalah perlombaan yang pertama dilaksanakan"

"Ayo pergi latihan kalau begitu"ajak Mark

Haechan mengangguk "baiklah ayo"

Mereka berdua berdiri,mengambil tas,"kami pergi dulu"

"Ya.. hati-hati"

__••__

"Tidak,aku pakai yang biasa kugunakan untuk latihan saja"kata Haechan

"Kenapa?"

"Karena aku berlatih dengan itu. Jika aku menggunakan panah lain di perlombaan efeknya tidak akan sama ketika aku latihan. Maka sia-sia seluruh latihanku"jelas Haechan

Jadi mereka sambil berjalan juga berbincang bincang. Dan tadi Mark menanyakan apakah dia mau panah yang baru agar Mark membelikannya

Setelah beberapa lama berjalan,Haechan bertanya
"Mark. Apa kau benar-benar tak tahu Koeun suka padamu?"

Mark memandang Haechan lalu tersenyum,"ada apa? Kau cemburu lagi?"

Haechan memalingkan wajahnya,"aku hanya bertanya.."

Mark merangkul Haechan,"aku mengenalnya karena kami sekelas. Awalnya memang,aku dekat dengannya karena partner dalam tugas"

Haechan menahan emosinya saat mendengar itu.

"Tapi aku mulai menjauhinya karena aku merasa dia sedikit berbeda. Perhatiannya mulai terlalu intens. Aku tak nyaman,karena aku memang hanya menganggapnya teman. Jadi,berhenti berpikir hal lain karena aku takkan pernah melakukan hal itu"Mark mengelus pipi Haechan menggunakan tangan yang dia pakai untuk merangkul Haechan

Haechan tersenyum,"jujur aku sangat tak menyukainya. Tapi aku tak bisa apa-apa ketika harus bertemu dengannya setiap hari dikelas"

"Yah, aku pun tak bisa apa-apa Chan.."

"Dan yang lebih mengesalkan adalah aku baru tahu bahwa dia mengikuti panahan cabang putri untuk kelas kita."Haechan terlihat kesal

"Untuk membuat kelas kita menang, aku rasa tak apa Chan.. sebagai informasi dia menang tahun lalu"kata Mark

"Jadi kau membelanya?!"

Mark tertawa,"astaga posesifnya hahaha"

"Ish.."

"Tenanglah. Kalau kau ingin dia mundur,lakukan dengan terhormat. Aku mendukungmu pasti"

Perkataan Mark memberi Haechan ide bagus








_______________________________

Awoiiiawoii

MarkHyuck; KeepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang