Bagian ; 24

1K 105 2
                                    

Keesokan paginya, Jisoo terbangun dengan kepala pusing karena kebanyakan minum.


"Aigo...kepalaku pusing...(terkejut😱😱😱) Eoh...apa ciuman itu hanya mimpi???" Tanya Jisoo bingung.

Jisoo lalu turun ke gerbang depan tempat perpisahan terakhirnya bersama Seokjin semalam.

Dan dia tetap tidak bisa mengingat kejadian semalam,

"Aigo...mungkin itu hanya mimpi.." putusnya.

Saat dia hendak masuk rumah, kebetulan dia bertemu dengan bibi tetangga.

"Eoh...Jisoo-ya..apakah pria tampan dan kaya semalam itu kekasihmu?" Tanya Si Bibi.

Jisoo akhirnya menyadari jika kejadian semalam memang nyata.

"Mianhe Bibi...aku masuk dulu..." ucapnya lalu masuk ke dalam rumah.




Di dalam rumah,

"Aigo...bagaimana ini, aku akan malu nanti..." ucap Jisoo bingung.

"Waeyo Eonnie??" Tanya Lisa yg baru bangun.

"Lisa, bagaimana ini, semalam Bosku menciumku, bagaimana aku menghadapinya sekarang..." ucap Jisoo panik.

"Eonnie..sebaiknya kau jangan jatuh cinta padanya,.." ucap Lisa.

Tidak puas dg jawab Lisa, Jisoo pergi ke kamar Rosè,

"Rosè...ireona..."

"Wae??" Tanya Rosè.

Jisoo teringat pada perkataan salah seorang temannya dulu yang menasehatinya bahwa jika dia ingin mencari kekasih maka dia harus mencari pria yang bisa dia mengerti dan bukannya pria yang penuh teka teki.

"Kajja...aku mau mentraktirmu mie daging sapi sambil bercerita padamu..." ucap Jisoo.

"Eonnie...menurutku pria dan wanita yang punya banyak perbedaan tidak sebaiknya bersama...jangan bermimpi menjadi Cinderella, pangeran dan putri memang pasti akan berakhir bahagia selama-lamanya, sementara Cinderella tidak mungkin benar-benar bisa menjadi seorang putri..." ucap Rosè.

Setelah memikirkan kata-kata Lisa dan Rosè baik-baik, Jisoo akhirnya memantapkan hati untuk menuruti perkataan mereka.



>< >< ><

Keesokan harinya saat jam makan siang tiba,

"Jisoo-ya..palli...pergilah ke ruangan Sajangnim sekarang.." ucap rekannya.

"Aku akan makan siang di kantin bersama kalian saja.." ucap Jisoo.



>< >< ><

Hari-hari berikutnya, Jisoo tidak makan siang di diruangan Seokjin dan Seokjin pun tidak pernah menyuruhnya datang. Jisoo bahkan tidak pernah mendengar kabar apapun dari sekretarisnya Seokjin, Yeri ataupun Joy.

Dan Jisoo akhirnya bisa menjadi pegawai kantor biasa, tapi entah mengapa dia merasa ada yang salah dalam hidupnya. Bahkan sejak saat itu, Jisoo sering merenung sedih di kantor.

Come on EatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang