5. Baikan

270 37 32
                                    

Sebelum baca, jangan lupa vote dan komentar yang banyak yaaa :)

***

Motor Gamma berdecit akibat mengerem mendadak. Jika di belakangnya ada kendaraan lain, Gamma pasti sudah dihujani bunyi klakson dan caci maki pengendara lain gara-gara ulahnya barusan. Tetapi, sebelum itu benar-benar terjadi, Gamma segera menepikan motornya agar tidak mengganggu laju kendaraan lain.

Sebenarnya bagi Gamma, jauh lebih penting untuk segera pulang ke rumah daripada termenung di pinggir jalan seperti ini. Gamma menghela napas kasar saat bayang wajah sedih Kiara berputar-putar dalam kepalanya. Menyeretnya untuk terjebak dalam perasaan bersalah karena sudah mengusili juniornya itu.

Gamma berdecak kesal dan membatin, apa-apaan ini? Dia hanya ingin bermain-main dengan Kiara. Apa dia sampai harus merasa bersalah begini? Apa bercandanya terlalu kelewatan sampai dia harus merasa perlu kembali dan benar-benar mengantar Kiara pulang? Bukankah seharusnya Gamma tertawa bahagia karena berhasil menge-prank Kiara?

Emang nyusahin, nih, cewek. Bikin ribet saja, sih, rutuk Gamma dalam hati.

Tanpa perlu berpikir lebih lama lagi, Gamma akhirnya putar balik. Dari balik helm, senyum sinisnya tersembunyi dan tak kunjung berhenti. Dia juga tertawa remeh pada ego yang seolah hilang fungsi, merasa kalah oleh hatinya sendiri. Seperti bukan dirinya sebab seorang Gamma tidak pernah bertingkah konyol layaknya orang bodoh begini.

Untuk kedua kalinya, motor Gamma berdecit. Motornya berhenti beberapa meter sebelum gerbang sekolah. Beruntung kaca helm tertutup sejak tadi, sehingga dia bisa melihat secara diam-diam sebuah motor melesat keluar dari gerbang sekolah dan melewatinya ke arah berlawanan. Gamma tahu itu motor Rian, lengkap dengan Kiara yang sudah duduk membonceng di jok belakang.

Kali ini, Gamma benar-benar tertawa di balik helmnya. Sangat keras, penuh penekanan, dan sumbang. Seolah tengah menertawakan diri sendiri sepuas hatinya. Perutnya sampai sakit, air matanya sampai menitik di sudut mata. Kapan lagi seorang Gamma mem-bully diri sendiri?

Motor Gamma pun kembali melaju tanpa ragu, melewati gerbang sekolah dan menjauhinya. Gamma sengaja menggas motornya dengan kecepatan tinggi. Dia tidak akan membiarkan pikiran konyolnya memerintah untuk putar balik lagi. Apa pun yang terjadi, Gamma bersumpah inilah pertama dan terakhir kali dia bertingkah kurang kerjaan seperti ini.

"Gamma, Gamma. Bego, kok, dipelihara," cibir Gamma seraya menggeleng dan berdecak heran tanpa henti.

***

Seperti biasa, kantin selalu penuh saat jam istirahat kedua. Ayesa tampak anteng menikmati seporsi batagor dan es teh manis, sementara Kiara menyeruput susu kotak rasa plain tanpa semangat di hadapannya. Awalnya, Ayesa sempat kebingungan saat Kiara mengajaknya makan siang bersama di kantin. Biasanya, kan, sahabatnya itu selalu makan siang bareng pacarnya, Danu.

Ini bukan kali pertama Ayesa melihat Kiara berkeliaran di kantin tanpa Danu. Bahkan seharian ini, Ayesa sama sekali belum melihat Kiara bertegur sapa apalagi ngobrol bareng Danu. Benar-benar pemandangan langka karena hampir setiap hari Kiara selalu menyambut kehadiran Danu di kelas dengan ceria. Kiara akan menunggu Danu sambil duduk di kursi cowok itu. Lalu, saat Danu datang, Kiara akan ngobrol dengan pacarnya sampai bel masuk. Oh, bukan. Sampai guru tiba di kelas. Sebab Kiara tidak akan beranjak dari sana sebelum guru tiba, akibatnya Danu harus duduk di kursi Arnan, dan Arnan terpaksa mengungsi di kursi orang lain.

Sepertinya bukan hanya Ayesa yang kebingungan melihat Kiara dan Danu saling cuek hari ini. Kemungkinan teman satu kelas ikut terheran-heran. Beberapa teman di kelas sempat bertanya pada Ayesa tentang yang terjadi pada mereka. Sayangnya, Ayesa pun hanya bisa mengendikkan kedua bahu tanpa sebuah jawaban. Ayesa yakin pasti ada sesuatu yang terjadi di antara Kiara dan Danu. Jangan-jangan ....

Sebelum 3078 MDPLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang