Sebuah bivak atau tenda darurat berbahan ponco berdiri di taman sekolah yang letaknya tak jauh dari lapangan sekolah. Di dalamnya, Gamma dan Kiara duduk bersebelahan. Gamma duduk dengan santai, kaki selonjoran menjorok keluar, dan kedua tangannya menahan ke belakang. Sementara itu, Kiara duduk bersila dengan buku materi yang tebal di atas pangkuannya. Wajah gadis itu tampak sedang berpikir keras.
“Sebutin lagi, apa aja yang perlu disiapin buat bikin bivak!” kata Gamma.
Kiara memendar memperhatikan bivak yang melindunginya dari teriknya sinar matahari siang ini. Sambil melihat sekelilingnya, dia mencoba menyebutkan satu per satu nama-nama benda yang dia lihat. “Jas hujan,” jawabnya sambil menujuk jas hujan.
“Terus?” Gamma mengangguk-angguk.
Kiara menujuk alas yang mereka duduki. “Matras.”
“Oke. Terus?” Gamma tersenyum simpul. Matanya melirik Kiara yang sedang menatap tali berukuran kecil yang terikat di setiap sudut jas hujan.
“Tali apa, ya, tadi namanya?” gumam Kiara. Dia lupa, tetapi tidak ingin melihat sontekan di buku materi. Dia ingin berusaha sampai ingat nama tali tersebut.
Di saat Kiara sedang susah payah mengingat nama tali prusik, Gamma diam-diam memandangi profil wajah Kiara dari samping. Dari hari ke hari, Kiara semakin membuatnya betah berlama-lama melakukan kegiatan kurang kerjaan ini. Seakan tidak ada bosannya menatap wajah chubby milik Kiara, apalagi jika gadis itu sedang fokus sampai banjir keringat seperti ini. Gamma tersenyum tipis membayangkan ketika Kiara sedang marah-marah. Jika cewek lain terlihat menyebalkan saat mengomel, anehnya Kiara justru terlihat menggemaskan bagi Gamma.
“Tali prusik! Iya, ‘kan?” seru Kiara sumringah. Dia yakin sekali jawabannya benar.
Gamma tersenyum lebar. Juniornya satu ini makin pintar dan terlatih. Gamma pun tak mampu lagi menahan tangannya yang sudah terulur naik, lalu mendarat di puncak kepala Kiara. Sembari mengacak-acak lembut rambut Kiara, Gamma berkata, “Betul. Hari ini lo pinter banget.”
Kiara tersenyum meringis saat tangan Gamma ada di atas kepalanya. Seharusnya, dia mengomel karena sekarang sebagian rambutnya berantakan gara-gara Gamma. Namun, entahlah. Kiara suka saat Gamma melakukan itu padanya.
Hari ini, banyak yang Kiara pelajari bersama Gamma. Di saat junior lain berkumpul latihan materi di ruang ANCALA, Gamma justru mengajaknya belajar di luar ruangan dan memisahkan diri. Gamma mengajarinya cara membuat bivak. Setelah itu, mereka duduk bersama sambil Gamma mengetes materi survival yang sudah Kiara kuasai. Meskipun masih banyak lupanya, tetapi Kiara menikmati pembelajaran hari ini.
Alasannya sederhana. Hari ini, Gamma banyak senyum. Malah Kiara perhatikan, cowok itu sering senyum-senyum tidak jelas saat Kiara sedang susah payah menjawab pertanyaan materi survival. Dalam hati, Kiara bingung. Namun, dia tidak terlalu memusingkan senyuman Gamma yang murah sekali hari ini. Bagi Kiara, yang penting Gamma tidak marah-marah, apalagi menjahilinya. Kiara jadi lebih fokus mengingat materi survival yang sudah dia pelajari semingguan ini.
“Singkatan SURVIVAL udah hapal, ‘kan?” tanya Gamma kemudian.
Kiara mengacungkan jempol dengan penuh percaya diri. “Perlu gue ulang lagi?” tantangnya. Lama-lama Kiara gemas, sebab Gamma sudah tiga kali menyuruhnya menyebutkan singkatan dari SURVIVAL.
Gamma tertawa. “Nggak usah. Pulang saja, yuk?” Lagi, tangan Gamma bermain-main dengan rambutnya. Kali ini, gerakan tangannya terasa lebih bersahabat. Baru saja, telunjuk cowok itu merapikan posisi poni Kiara yang berantakan.
Kiara menggigit bagian dalam bibirnya. Gemas banget sama Gamma. Pengin ngomel, tetapi perasaan senang terlanjur lebih dulu merayap di hatinya. Ini Gamma kenapa, sih? Nggak lagi merencanakan sesuatu mau nge-prank gue lagi, ‘kan? Belum selesai Kiara membatin, tiba-tiba Gamma sudah meraih tangannya, menariknya untuk bangkit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum 3078 MDPL
Teen Fiction[OPEN PRE ORDER 02-22 FEBRUARI 2021] Bagi Kiara, pacaran dengan Danu adalah prioritas. Ke mana Danu pergi, Kiara akan berusaha selalu berada dekat pacarnya. Kiara pun rela dan nekat bergabung jadi anggota ANCALA, ekskul pencinta alam di sekolah yang...