“Semuanya kumpul dan baris! Siap-siap pemanasan!” perintah Gamma dengan lantang. “Pimpin pemanasan, Yan.”
“Oke.”
Satu per satu anggota ANCALA mengambil posisi dan merentangkan tangan untuk mengatur jarak dalam barisan. Jumat sore ini, Gamma lihat semua anggota berkumpul. Bahkan beberapa teman seangkatannya yang lebih sering memilih absen karena malas latihan fisik, tumben-tumbenan ikut hadir hari ini. Ketika orang-orang sudah mulai melakukan pemanasan yang dipimpin oleh Rian, mata Gamma masih memendar. Dia berdecak saat tidak menemukan objek yang dia cari.
“Semuanya siap-siap lari!” Gamma kembali mengambil alih saat merasa cukup dengan pemanasan yang dilakukan oleh anggotanya. “Kelas sepuluh, perhatian! Minggu kemarin, kalian sudah berhasil lari tujuh putaran. Minggu ini tambah jadi sepuluh!”
“Siap, Kak!” sahut para junior meski dengan ekspresi keberatan.
“Loyo banget suara lo semua! Sepuluh putaran sanggup nggak?” ulang Gamma lebih keras.
“Sanggup, Kak!” Para junior langsung menjawab dengan lebih tegas.
“Bagus! Semua lari sekarang!” Gamma memandangi satu persatu anggota juniornya yang keluar barisan dan mulai berlari mengelilingi lapangan. Tak lama kemudian, dia melirik teman-teman satu angkatannya. “Anggota kelas sebelas push up dan sit up, masing-masing lima puluh kali!” Sontak semua orang menatapnya protes.
“Ga, lo mau bikin kita semua semaput?” protes Farah.
“Gamma lagi dapet, ya?” cibir Andra. Dia sudah berdiri berkacak pinggang di sebelah Rian.
“Mau gue tambah lagi, nih?” Gamma tersenyum jengkel. Sorak keluhan dan teriakan protes langsung terdengar lebih ribut, tetapi dia tidak peduli. Suasana hatinya sedang kurang bersahabat. Daripada lanjut meladeni keluhan teman-temannya, lebih baik dia bersiap push up di sebelah Rian. “Semua ambil posisi! Sekarang!”
“Nggak kira-kira lo ngasih perintah,” celetuk Rian sambil mulai push up. Gerakannya seirama dengan gerakan push up Gamma.
“Biar makin terbiasa,” sahut Gamma enteng.
Napas Rian mulai tak beraturan saat push-up-nya mendekati hitungan ke dua puluh lima. Gerakanpush-up-nya bahkan sudah tertinggal dari gerakan Gamma. “Kalo dua lima-dua lima, sih, oke. Ini masing-masing ... push up sama sit up lima puluh kali. Kejam lo! Gue tahu ... lo pasti lagi badmood, nih.”
“Berisik. Push up saja yang bener.” Gamma mulai melambat di hitungan ke empat puluh. Tangannya mulai gemetaran. Dia berhenti sejenak, lalu mulai bergerak lagi. Sesekali mengerang saat bergerak ke atas, berusaha sekeras mungkin untuk terus push up. Di sebelahnya, Rian sudah terkapar karena tak sanggup menyelesaikan perintah Gamma. Tak jauh dari mereka, teman-teman yang lain mengalami hal yang sama seperti Rian.
“Istirahat! Gue nggak sanggup. Nanti lanjut lagi!” lapor Dini mohon izin. Di sebelahnya Farah mengangguk setuju seraya melambaikan tangan ingin menyerah.
“Gue juga lanjut sit up beberapa menit lagi!” Mentari ikut berteriak.
“Semangat! Semangat! Pak Ketua lagi mode sensitif!” seru Andra sambil terus bergerak naik turun meski lengannya sudah basah keringat.
“Gue jadi nyesel pilih Gamma jadi ketua,” sambung Satria sambil tertawa-tawa. Tak jauh darinya, Gigin dan Fajar push up dengan gerakan yang berantakan. Setengah tubuh mereka meliuk naik, sementara bagian pinggang sampai kaki sudah tak sanggup terangkat tinggi, dan mulut mereka megap-megap. Keduanya lebih mirip ikan yang terdampar di daratan daripada sedang push up.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sebelum 3078 MDPL
Teen Fiction[OPEN PRE ORDER 02-22 FEBRUARI 2021] Bagi Kiara, pacaran dengan Danu adalah prioritas. Ke mana Danu pergi, Kiara akan berusaha selalu berada dekat pacarnya. Kiara pun rela dan nekat bergabung jadi anggota ANCALA, ekskul pencinta alam di sekolah yang...