13. Nakal

357 47 76
                                    

Siapa yang kangen Gamma? Jangan lupa vote dan tulis komentar yang banyak lagi, ya!

"Tungguuu!" teriak Kiara nyaring dan melengking.

Para anggota ANCALA yang sedang melakukan gerakan pemanasan di salah satu sudut lapangan, sontak menoleh. Kiara berlari menghampiri mereka dengan tergesa. Sesampainya di hadapan Gamma, dia tersenyum ceria menyapa sang ketua. Dia juga melambaikan tangan pada para senior dan teman-teman seangkatannya.

Kemudian, Kiara menemukan sosok Danu ada di antara anggota kelas sepuluh tengah menatapnya bingung. "Ah! Danuuu!" panggilnya senang.

"Eciyeee, Danu!"

Danu masih terdiam melongo menatap Kiara saat para senior tak juga berhenti menggodanya. Dia baru tersadar untuk menutup mulutnya ketika Arnan menyenggolnya. Danu menoleh dan bertanya, "Kenapa, Nan?"

"Mantan nongol, tuh," goda Arnan sambil nyengir. Romi juga ikut bersiul-siul.

"Berisik lo berdua!" decak Danu. Arnan dan Romi tertawa-tawa melihatnya mengomel. Dia kembali fokus menatap ke depan, Kiara sudah meletakkan tasnya di pinggir lapangan, lalu mengikuti perintah Gamma untuk bergabung melakukan pemanasan.

Tatapan Danu mengikuti gerak Kiara yang sudah melangkah memasuki barisan. Dia pikir Kiara akan menghampirinya, meminta Arnan atau Romi menggeser posisi mereka agar bisa berbaris di dekatnya. Namun, Kiara memilih di barisan paling depan, bersebelahan dengan Bimo dan Faisal. Danu tersentak saat Kiara sempat menoleh ke belakang dan tersenyum ke arahnya, sebelum akhirnya memulai untuk melakukan pemanasan.

"Oke, cukup pemanasannya. Sekarang, kelas sepuluh lari keliling lapangan. Cukup lima putaran saja. Sudah itu, lanjut push up, sit up, squat jump, dan pull up masing-masing 10 kali," seru Gamma.

"Siap, Kak!" jawab para junior dengan lantang. Satu per satu, mereka mulai berlari mengelilingi lapangan.

Sebelum menyusul teman-temannya, Kiara melirik sebentar ke arah Gamma yang tengah melakukan work out bareng anggota kelas sebelas. Begitu dia siap berlari, tiba-tiba Danu mencekal tangannya, menariknya agak minggir ke sisi lapangan.

"Lo ngapain?" geram Danu.

"Mau lari kayak yang lain," jawab Kiara. "Yuk, lari bareng?"

Danu menahan Kiara lagi. "Bukan itu maksud pertanyaan gue. Lo ngapain ikut latihan fisik hari ini?" Kiara membuka mulut hendak menjawab, tetapi Danu langsung menyelanya. "Apa omongan gue kurang jelas, Ra? Jangan ngikutin gue lagi. Berhenti dari ANCALA," desis Danu penuh penekanan.

"Nggak mau," sahut Kiara tanpa beban. Bibirnya mengulas senyum simpul.

Danu tertawa jengkel. Geregetan bukan main dengan Kiara. Untung cewek. Kalau bukan ... Argh, batin Danu kesal.

"Lo ngerti nggak, sih, kalau gue terganggu banget sama lo?" kesal Danu. Matanya melotot menatap Kiara.

"Nggak," jawab Kiara cepat. Dia menghela napas sebentar. Merasa sedikit kecewa melihat Danu marah karena kehadirannya hari ini. "Aku nggak mau mundur dan akan tetap ikut diklat ANCALA."

"Astaga! Apa gue nggak salah dengar?" tanya Danu dengan nada tinggi dan tatapan kesal. Dia menggeram tertahan seraya meremas udara di hadapan Kiara. "Ra, diklat ANCALA itu berat. Lo pikir gampang ikut ekskul ini? Lo cewek, Ra."

"Citra juga cewek. Senior ANCALA juga banyak yang cewek," tukas Kiara.

"Iya, tapi mereka beda. Fisik mereka lebih terbiasa. Nggak kayak lo, Ra. Lo olahraga aja nggak suka."

Sebelum 3078 MDPLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang