AFTER REVISION
Si pemilik paras tampan bak pangeran kerajaan itu, Rassya-- berlalu melewati koridor dengan dagu yang diangkatnya cukup tinggi. Meninggalkan kesan angkuh serta sikap sombong. Tetapi tetap saja, hal itu tidak membuatnya berhenti menerima tatapan kekaguman dari para kaum hawa. Para siswi-siswi itu menatap Rassya beserta kedua temannya--Rey dan Kiesha--dengan tatapan penuh kagum, cinta, juga terkesima.
Wajar saja, ketiganya memiliki wajah tampan, berasal dari keluarga mapan, pula. Siapa sih cewek yang gamau jadi pacar mereka? Boyfriendable banget deh pokoknya.
Rassya itu--nyaris sempurna. Tampan, kaya, cerdas, tinggi, berkulit putih pula. Minusnya, dia itu songong, angkuh, merasa berkuasa dan ya, sejenisnya.
Brak!
Air berwarnakan orange itu tumpah tepat pada seragam putih Rassya. Tangannya terkepal kuat menahan geraman emosi.
"Lu punya mata ga sih?! Jalan tuh liat-liat!" Sentaknya pada seorang siswi yang tidak sengaja menumpahkan orange-juice tadi pada seragamnya. Siswi itu sontak tergugup.
"M-maafin gue, Sya. G-gue ga sengaja." Sesalnya sembari menunduk takut. Rassya yang berada di hadapannya sekarang tampak sangat menakutkan.
"Maaf maaf! Lu pikir dengan kata maaf, seragam gue bisa bersih lagi gitu?!"
"G-gue--"
"--udahlah! Gue ga butuh kata maaf dari lu!" Tukasnya kesal sembari melayangkan tatapan geram. Lalu kembali berujar, "Sekarang lu pergi dari hadapan gue dan jangan pernah muncul lagi!"
Selepas kepergian siswi itu, Rassya masih saja menggeram serta mengumpati seragam putihnya yang sudah ternodai dengan warna kuning.
"Udahlah, Sya. Dia :kan ga sengaja," Jelas Rey sembari mengunyah permen karetnya.
"Yoi, kasian tau anak orang lu marahin kayak tadi." Timpal Kiesha yang tengah merapikan tatanan rambutnya.
"Berisik!"
Seusai mengucapkan sepatah kata itu, Rassya langsung berbelok ke koridor yang menuju ke toilet. Tak lupa diikuti oleh Kiesha dan Rey di belakangnya.
Sekitaran sepuluh menit, ketiganya segera kembali ke kelas. Dikarenakan bel sudah berbunyi selang tiga menit yang lalu.
"Hey, kalian bertiga! Kalian lagi, kalian lagi!" Sentak Pak Rio sembari menatap jengah dan menggeleng tak percaya melihat Rassya beserta kedua sohib akrabnya yang baru masuk ke dalam kelas. Dahinya mengerut pening, teramat lelah dengan kelakuan tiga siswa dengan seragam acak-acakan itu.
"Kalian dari mana saja, hah? Apa kalian tidak mendengar bel sudah berbunyi semenjak lima belas menit yang lalu?!"
"Ya maaf, Pak. Kan telatnya cuma lima belas menit. Lagian saya abis bersihin seragam saya yang ketumpahan orange-juice." Balas Rassya santai sambil mendudukkan diri di kursi miliknya.
Guru bernama lengkap Rio Sutanto itu menggeleng pelan. Lalu berujar, "Mulai besok kalian bertiga tidak boleh datang terlambat lagi! Jika tidak, kalian akan bapak hukum berjemur di tengah lapangan out-door."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Problem [REVISI]
Teen Fiction[REVISI] Rassya itu---cool, tampan, pintar, kaya pula, dan bahkan---nyaris sempurna. Tetapi kehidupannya tak sesempurna yang orang-orang bayangkan. Perjalanan kisahnya sedikit rumit. Apalagi saat ia kembali ditempatkan pada satu kelas dengan seseora...