🌠✨
Bugh
Bugh
"Sialan!" Bentak Rassya emosi. Omong-omong, saat ini ia tengah melayangkan pukulan-pukulannya pada seseorang.
Di tengah lapangan basket yang di sinari matahari terik ini, sudah berdiri banyak orang mengelilingi Rassya serta lawannya. Tentu saja mereka bermaksud menonton, bukan membantu untuk menyudahinya.
Begitu pula dengan Rey dan Kiesha. Mereka bahkan menyaksikan sambil memakan snack yang tadi mereka beli di kantin.
Bugh
Cowok itu juga tak mau kalah, tentunya. Ia juga membalas melayangkan tonjokannya tepat pada perut Rassya. Berkelahian itu berlangsung sengit. Tidak ada seorangpun yang berani melerai.
"Cih, anak Mami!"
Rassya mengerang emosi. Kembali membubuhi si lawan dengan pukulan membabi-buta. Emosinya sudah berada di ambang batas. Berani sekali si brengsek itu menyerunya dengan sebutan 'anak mami' !
Bugh
Bugh
Bugh
Wajah keduanya terlihat memar-memar berwarna kebiruan. Benar-benar perkelahian yang fantastis! Entah guru-guru yang memang tidak tau, atau memang tidak ingin tau. Sampai sekarang---setelah termakan waktu kira-kira tiga puluh menit, perkelahian itu masih berlangsung seru.
"Tutup mulut lu!"
Sekiranya sudah berulang kali Rassya meneriakkan kalimat yang sama. Sangat geram pada sesosok orang yang menatapnya dengan tatapan meremehkan.
"Gue bicara fakta. Anak mami." Gelenyar tawa itu kembali terdengar. Ia kembali tertawa mengejek.
Rassya yang tadinya berniat untuk memberikan ampunan, kini kembali tersulut emosi.
"Apa, hah? Lu mau tonjok gue lagi? Nih, tonjok." Tantangnya sembari menunjuk pipi kirinya sendiri. Ia tampaknya tak merasa jera. Senyum bak iblis sudah terlihat di sudut bibirnya.
Rassya bergerak cepat ingin menuntaskan pukulan terakhirnya. Namun terhenti kala,
"RASSYA!!"
Bugh!
Rassya tersungkur ke belakang. Seseorang memanggil namanya, membuatnya lengah dan memberikan kesempatan untuk si lawan melayangkan pukulannya. Si biang masalah itu tersenyum miring, penuh kemenangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Problem [REVISI]
Teen Fiction[REVISI] Rassya itu---cool, tampan, pintar, kaya pula, dan bahkan---nyaris sempurna. Tetapi kehidupannya tak sesempurna yang orang-orang bayangkan. Perjalanan kisahnya sedikit rumit. Apalagi saat ia kembali ditempatkan pada satu kelas dengan seseora...