AYO RAMEIN KOMENNYA SUPAYA AKU FAST-UPDATE💕
🌠✨
Mama Aqeela bergegas cepat menghampiri dokter yang tengah berdiri di depan pintu. "Gimana keadaan putri saya, dok?" Tanyanya langsung disertai raut wajah penuh kekhawatiran.
"Begini, Bu. Sampai saat ini putri Ibu belum juga sadar." Sampai dokter awalnya. Mendengar itu Mama Aqeela semakin dirundung kekhawatiran yang mendalam.
Begitu juga para sahabat Aqeela serta Rassya tentunya. Semua khawatir.
Dokter itu menghela nafas sebelum melanjutkan ucapannya. "Setelah saya periksa, apakah benar Aqeela sangat sensitif terhadap kepalanya?" Mama Aqeela langsung mengangguk cepat membenarkan.
"Memangnya kenapa, dok?"
"Seperti yang saya ketahui, putri Ibu terjatuh ke dalam kolam renang. Tampaknya, kepala pasien membentur dinding kolam. Itulah yang menyebabkan kondisinya belum stabil dan belum juga sadar sampai sekarang." Jelas dokter menyampaikan segalanya.
Ternyata dugaan gue bener. Batin Saskia cemas.
"Terus gimana, dok? Kapan Aqeela akan sadar?" Tanya Rassya cepat-cepat. Sedangkan dokter malah menggeleng pelan menanggapinya.
"Kami tidak bisa memprediksi kapan pasien akan sadar. Tapi, lebih baik kalian berdoa agar kondisi pasien cepat stabil. Untuk sekarang pasien hanya boleh di jenguk oleh beberapa orang saja." Semuanya mengangguk cepat pertanda mengerti. "Baiklah, kalo begitu saya permisi dulu."
Dokter berlalu dari sana. Cepat-cepat Rassya mendekati Mamanya Aqeela. Menuntunnya untuk duduk terlebih dahulu.
Rassya memegang kedua tangan Ibu dari sahabatnya itu. "Maafin Rassya, Ma. Rassya ga bisa jagain Aqeela." Pintanya sambil menunduk bersalah.
"Aqeela gini karena Rassya, Ma. Rassya yang udah bikin Aqeela celaka. Rassya yang bikin Aqeela jatuh ke kolam." Ucapnya bergetar. Menyalahkan dirinya sendiri atas celakanya Aqeela.
Meskipun begitu, ini semua bukan sepenuhnya kesalahan Rassya. Karena jika Alexa tidak berulah, mungkin Rassya bisa cepat-cepat menyelamatkan Aqeela dan pasti Aqeela baik-baik saja sampai sekarang.
Mama Aqeela menggeleng. Ia mengusap-ngusap rambut Rassya. "Ini bukan salah kamu, Rassya. Kamu ga perlu menyalahkan diri sendiri." Ia mengajak Rassya berdiri dan memintanya untuk duduk tepat di samping kanannya.
"Tapi, kalo aja Rassya cepet-cepet nolongin Aqeela, mungkin Aqeela ga akan kayak gini, Ma." Mama Aqeela menggeleng tak setuju.
Rassya menangis di pelukan orang yang sudah ia anggap sebagai ibunya sendiri itu. Rasa bersalahnya semakin membesar. Sedangkan Mama Aqeela mewanti-wanti bahwa itu memang bukan kesalahan Rassya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Problem [REVISI]
Teen Fiction[REVISI] Rassya itu---cool, tampan, pintar, kaya pula, dan bahkan---nyaris sempurna. Tetapi kehidupannya tak sesempurna yang orang-orang bayangkan. Perjalanan kisahnya sedikit rumit. Apalagi saat ia kembali ditempatkan pada satu kelas dengan seseora...