22. Snowdrop [Teman Baru]

4 2 0
                                    

Tak terasa, Juni sudah menyapa. Terik matahari menyinari sejumlah senyum merekah dari beberapa anak remaja yang datang berkunjung ke supermarket milik ayahnya. Queen mendapat sapaan dalam bahasa Jerman dari beberapa remaja laki-laki yang melewatinya di rak bagian minuman kaleng. Ia hanya mengangguk dan membalas dengan terbata. Sontak, remaja itu balas mengangguk dan membayar apa yang sudah mereka ambil di kasir. Sesampainya di kasir, satu anak lelaki bertanya pada Tuan Ehren mengenai Queen dan dijawab dengan penuh senyuman bahwa Queen adalah anaknya dan ia baru pertama kali ke sana untuk berkunjung. Respon dari remaja itu tampak baik. Ia tersenyum dan mengatakan bahwa Queen begitu ramah.

Selepas remaja itu pergi, Tuan Ehren menghampiri anaknya yang masih memasukkan minuman ke dalam lemari pendingin. Ia menepuk bahu Queen dan tersenyum. “Kerja bagus, Nak. Kau bisa pergi berlibur kalau kau mau, sepertinya membosankan bila terus membantu ayah di sini.”

“Queen mau, tapi Queen tidak tahu Jerman, Yah.” Queen menyendu. Ia mengeratkan genggamannya pada minuman itu.

“Ada Alice ‘kan yang berkunjung kemarin? Datangi saja. Rumahnya tepat di sebelah rumah kita,” usul Tuan Ehren sambil membantu menata minuman lainnya di rak.

Queen menerawang. Ia belum lancar berbahasa Jerman. “Eum, tapi ayah, Queen belum lancar berbahasa Jerman-”

“Ayah belum bilang ya? Alice sering datang ke Indonesia saat libur sekolah. Kakeknya asli orang Medan. Walau sedikit, masih ada darah Indonesia di dirinya. Kau harus tahu, Alice fasih sekali berbahasa Indonesia. Jadi, pergilah dengannya ke kolam renang. Biasanya, saat musim panas itu menjadi tempat favorite di sini.”

Queen melihat ayahnya yang berusaha menyakinkan dirinya. Ia pun tersenyum dan mengangguk. Tak lama, ia keluar menuju rumah Alice. Mereka tak saling kenal. Queen hanya sekali melihat Alice berbelanja. Diketuklah pintu rumah tetangganya, berharap gadis itu sendiri yang keluar menyambutnya.

Pintu terbuka dengan sapaan khas orang Jerman. Saat Alice melihat Queen, ia mengganti sapaannya. “Rupanya kau. Anak dari paman pemilik toserba itu. Ayo, masuklah.”

Alice menjamu Queen dengan baik. Ia pun begitu ramah. Ia bahkan mengajaknya berbincang dengan bahasa Indonesia. Betul apa yang dikatakan ayahnya. Alice fasih sekali berbahasa Indonesia.

“Maaf ya kemarin kita tidak berkenalan secara langsung karena aku ada urusan. Perkenalkan, aku Alice.” Uluran tangan Alice di sambut baik oleh Queen.

“Aku Queen,” balas Queen selagi menjabat tangan Alice. Ia tersenyum. Syukurlah, ia akan memiliki teman di sana.

“Oh, cantik sekali namamu. Cocok dengan rupamu, Queen. Omong-omong, ada apa kau ke sini? Ada yang kau butuhkan?”
Queen mengangguk. “Sebenarnya aku bosan. Sudah hampir sebulan aku di sini. Ayah menyuruhku pergi berlibur ke kolam renang. Katanya saat musim panas di sini, kolam renang jadi tempat favorit. Jadi-”

“Oh, kau minta aku menemanimu? Begitu? Aku pasti akan menemanimu. Tapi, aku tak begitu suka berenang.”

Alice mengetuk-ketukkan telunjuknya di dagu. Ia memasang pose berpikir. Mencari tahu kira-kira tempat apa yang cocok untuk mereka selain kolam renang. “Tapi, kau bisa berenang tidak?”

Queen menggeleng. Ia bisa, tapi hanya satu gaya. Gaya batu! Selebihnya ia payah dalam berenang. Siapa juga yang mengajarinya? Tidak ada.

“Nah, kalau begitu kita pergi ke tempat lain saja ya? Kau mau ke Romantic Road?” tawar Alice.

Queen tak bisa menolak. Ia sendiri tak tahu wisata apa saja yang bagus di sana. Lebih baik mengikuti Alice yang memang asli orang Jerman. Ia pasti lebih paham.
Alice menyarankan agar Queen pulang dan bersiap-siap karena mereka akan berangkat sebentar lagi. Tak lupa, Queen pun meminta izin ke sana pada sang ayah. Awalnya sang ayah sempat terkejut karena perjalanan ke sana cukup jauh bila menggunakan transportasi umum. Untuk memastikan, sang ayah menelepon kediaman rumah Alice dan bertanya padanya langsung. Namun, kekhawatirannya sirna begitu saja. Alice mengatakan bahwa ia akan membawa mobil. Jadi, mereka tak akan makan banyak waktu di perjalanan. Ia pun menitipkan anaknya pada Alice.

1 APRIL : Queen-Athala [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang