🌺MSQ 17🌺

54 15 8
                                    


"Sesuatu yang di awali basmallah, in syaa Allah pasti akan berujung alhamdulillah"

Happy reading!


Tak sengaja Misni menabrak seseorang, kemudian ia menatap seseorang itu,
"Ups maaf" ucap Misni.

"Iya gak papa" balasnya.
Misni menatap seseorang itu dari ujung rambut sampai ujung kaki.
"Ganteng juga, tapi lebih ganteng kak Fadil" ucapnya pelan.

Gantengan author ni😉✌.

"Kenapa?" tanya seseorang itu.

Misni menoleh sambil tersenyum dan menggeleng. Tak lama kemudian Naura keluar kelas mencari Misni.
" eh kak Zawil" sapa Naura sambil tersenyum manis ketika matanya menatap seseorang yang Misni tabrak.

Zawil juga tersenyum tapi gak semanis cinta author ke readers.

Misni menghela napas, ia malas melihat adegan lebay Naura ketika jumpa cogan. Selang beberapa menit, pengikut Naura dan pengikut Misni juga keluar kelas.

Tanpa sengaja mata Ulfa dan Zawil bertemu. Setelah menyadarinya, mereka langsung beristighfar. Kemudian saling menundukkan pandangannya. Apalagi Zawil seorang ikhwan yang di kelilingi para akhwat, membuat Zawil tak nyaman. Ia memutuskan untuk pergi, namun dicegah oleh Naura.

"Kak Zawil!" panggilan Naura membuat langkah kaki Zawil terhentikan. Zawil kembali menghadap ke arah akhwat itu namun pandangannya tertuju ke tanah.

"Selamat ya atas kemenangannya" ucap Naura.

Zawil masih dalam posisi menunduk,
"Makasih" ucapnya singkat.

"Aku pamit, assalamu'alaikum" pamit Zawil.

"Waalaikumsalam" jawab beberapa siswi kelas XI IPA 3 yang terlibat dalam perang antara Misni dan Naura serempak.

Zawil bergegas pergi meninggalkan tempat itu.

Seusai para siswa dan siswi mengisi jatah makanan cacing ke perut mereka masing-masing, mereka kembali berkumpul di lapangan basket untuk penyerahan hadiah bagi pemenang.

Karena hari ini tidak terlaksananya PBM, maka semua siswa dan siswi di bolehkan untuk pulang.

"Astaghfirullah" lirih Ulfa sambil membuang napas leganya setelah mulutnya di bekap  dengan sapu tangan beberapa menit yang lalu.

Seseorang itu membuka maskernya hingga wajah tampannya terlihat.
Mata Ulfa membola ketika melihat seseorang itu.

"Maaf" ucap seseorang itu.

"Kenapa kak Zawil bawa aku ke sini?" tanya Ulfa emosi karena Zawil berani memegang tangannya walaupun tangan mereka tak bersentuhan langsung sebab handsock Ulfa lah yang menjadi penghalang.

Ya seseorang itu adalah Muhammad Zawil Al- Firdausy.

"Maaf banget ya Ulfa, aku berani pegang tangan dan membengkap mulut kamu, maaf banget" Zawil kembali meminta maaf kepada Ulfa dengan wajah memohon.

Ulfa menghela napas pelan, dan memejamkan matanya sejenak kemudian,
" Apa tujuan kak Zawil heeuum?" Ulfa kembali bertanya tanpa menatap lawan bicaranya.

"Sebenarnya aku,papa dan mama ke Pidie untuk melawat tante aku yang lagi sakit. Karena besok aku tanding basket sama tim sekolah kamu jadi aku gak langsung balik ke Banda. Dari rumah sakit aku singgah ke rumah umi Aisyah, dan beliau kirim salam buat kamu, beliau juga minta nomor Hp kamu, dan aku gak punya. Jadi tujuan aku ke sini jumpa kamu untuk minta nomor kamu" jelas Zawil panjang lebar.

Mahabbah Sang Qori [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang