🌺MSQ 26🌺

59 14 13
                                    


"Jadilah wanita lembut dan penuh kasih sayang, karena wanita memiliki satu organ istimewa yang tak dimiliki oleh kaum pria, yaitu Rahim (tempat berkumpulnya kasih dan sayang)"

~Mahabbah sang Qori~

Happy reading!

Tak terasa Nisa terbaring koma di brankar rumah sakit sudah satu minggu. Ulfa dan Tante Riska selalu bolak-balik ke rumah sakit untuk menjenguk Nisa. Ketika Ulfa dan tantenya berjalan menyusuri jalan menuju ruang inap Nisa,tak sengaja  Tante Riska menabrak seorang laki-laki paruh baya yang mungkin seumuran dengan dirinya.
"Astaghfirullah, maaf" ucap Tante Riska setelah menyadari ia telah menabrak seseorang.

Tak ada respon dari lelaki itu. Tante Riska mengerutkan keningnya seusai melihat wajah lelaki itu walau sebagian wajahnya tertutupi oleh masker, dari matanya seperti kenal, fikir Tante Riska.

"Tante" panggil Ulfa.
Seketika pikiran Tante Riska terhentikan oleh suara lembut milik ponakan perempuannya itu.

Tante Riska menoleh, "Iya Ulfa"

"Tante gak papa?"

"Tante gak papa kok. Yuk kita jalan lagi"

Lima menit menempuh perjalanan setelah kejadian tadi, akhirnya Ulfa dan tantenya tiba di ruang inap Nisa.

Tak lupa ketika masuk, keduanya memberi salam.
"Assalamualaikum"

Nisa yang sedang duduk di atas ranjangnya selama dirumah sakit menoleh dan menjawab, "waalaikumsalam"

Tante Riska dan Ulfa tersenyum kemudian menghampiri Nisa.
"Alhamdulillah, kamu udah sadar" ucap syukur Tante Riska.

Nisa melihat ke sembarang arah tanpa menatap wajah dua orang yang telah menolongnya. Ada rasa malu dan bersalah di hati kecilnya.

"Nisa" panggil Ulfa lembut.

Tak kuasa akhirnya Nisa pun menumpahkan segala penyesalan terhadap perbuatan kejinya lewat minta maaf sambil terisak nangis.

Tak segan Ulfa memeluk orang yang hendak membunuhnya. Ulfa mengelus-elus punggung Nisa lembut.
Ketika sudah lumayan tenang, Ulfa melepas pelukan Nisa.
"Aku udah maafin kamu jauh sebelum kamu minta maaf" ucap Ulfa sembari menghapus air mata Nisa yang mengalir deras dipipi Nisa.

"Makasih Ulfa, Tante. Kalian baik banget sama aku padahal aku udah jahatin Ulfa" kata Nisa sembari menunduk.

"Iya sama-sama Nisa, Tante juga udah anggap kamu seperti Ulfa, ponakan Tante"

"Iya Nisa"

"Nisa, orang tua kamu tau gak kalau kamu di rumah sakit?" tanya Tante Riska.

"Aku gak tau background keluargaku yang sebenarnya, selama ini aku dibesarkan oleh seorang ambisius, aku selalu diperlakukan seperti bukan seorang manusia, aku cuma diberi kebebasan ketika sekolah saja, selebihnya aku beres-beres rumah dan kerja. Kalau aku gak kerja aku gak dikasih jatah makan" Nisa curhat sisi kehidupannya yang gelap.

"Astaghfirullah, tega sekali orang itu" respon Tante Riska setelah mendengar curhatan hati Nisa.

"Setiap kali dia siksa aku, dia selalu bilang 'ini belum seberapa dengan sakitnya hati aku', dan ketika aku tanya apa salahku, dia menyiksaku semakin menjadi-jadi" lanjut Nisa.

Tante Riska mulai menostalgia pikirannya. Dan sepertinya cerita ketika itu hampir sama dengan kejadian yang menimpa Nisa. Apakah Nisa ...?

Untuk lebih jelasnya Tante Riska bertanya langsung pada Nisa.

Mahabbah Sang Qori [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang