Bab 19 menjauh (2)

1.7K 155 1
                                    

Rain memandang deburan ombak hampa. Ia mengambil handphoenya untuk mengabari Keira namun Ia mengurungkan niatnya. Hatinya masih sakit dan kecewa pada dirinya sendiri. Ia gagl dn tak berguna untuk anaknya juga Keira. Bahkan masalah kecil saja Ia tak becus.

Ia memutuskan untuk menghubingi Michella, menanyakan keberadaan Keira arena Rain tahu wanita satu itu tak akan punya inisiatif untuk menghubunginya. Panggilannya tersambung namun belum ada jawaban.

"MIchella, Keira dimana?" Tanya Rain

"Mohon maaf tuan, Nona Keira sedang diajak pergi oleh Nyonya sarah dan saya dilarang ikut" jelas Michella diseberang sana membuat Rain mengerutkan keningnya.

"baiklah! Saya akan menghubungi Mommy" ujar Rain mematikan sambungan

Rain segera mendeal no hape ibunya, deringan bebunyi namun belum ada jawaban. Rain menebak ibunya astis edang berada di jalan dan mengemudi. Ia memilik untuk mematikan sambungan. Netra Biru milik Rain tak sengaja menatap seseorang yang Ia kenal berjalan kedepannya.

"Cassie?" Ucap Rain

Cassie memeluk Rain erat membuat lelaki bermata biru itu berdiri kaku dan tak nyaman. Dengan cepat Rain melepaskan pelukan Cassie karena tak ingin mendapatkan erhatian dari orang –orang yang sedang berlalu lalang dan juga para crew.

"What just happened Cassie?" Tanya Rain sambil membawa Cassie duduk ditempatnya tadi

Cassie menangis dengan keras membuat Rain tergerak untuk memeluk perempuan itu. "Everything will be okay" ucap Rain sambil menepuk pundak Cassie. Ia teringat dengan cara Keira menenangkannya saat Ia panic ataupun lelah.

Bukannya berhenti menangis tangisan Cassie malah semakin menjadi. Ia terharu karena Rain sudah banyak berubah menjadi lebih dewasa dan peduli. JIka saat mereka bersama Cassie datang dengan tangisan Rain akan memilih menghindar dan membiarkan Cassie tenang padahal bukan itu keinginan Cassie. Ia hanya ingin dipeluk dan ditenangkan speerti sekarang.

"mau cerita?" tanya Rain melepas pelukannya. Sebenarnya Ia tak nyaman namun melihat wanita menangis didepannya, Ia tak tega dengan cassie bagaimanapun wanita itu pernah mengisi hatinya.

Rain mengerti dengan keadaan Cassie, wanita ini seperti tak tidur berhari-hari. Wajahnya pucat ditambah dengan mata bengkak. Sepertinya ada masalah berat yang Ia hadapi. Rain membawa Cassie menjauhi keramaian.

Mereka duduk dan terdiam untuk beberapa saat. Cassie menundukan kepalanya gugup. Ternyata berada disebelah Rain masih terasa sama mendebarkannya meski hampir setahun perpisahan mereka.

"Aku hamil" ucap Cassie membuat Rain membulatkan matanya. Pasalnya Ia tahu kehamilan ada di list terakhir dalam hidup Cassie. Wanita itu hanya menginginkak karir bahkan pernikahan tidak pernah ada direncana masa depan wanita itu.

Cassie menceritakan bahwa Ia hamil dengan lelaki ONS yang di temui di club malam. Rain paham dan tahu kebiasaan Cassie saat mabuk, bahkan beberapa kali saat merek masih bersama Cassie sempat melakukannya dengan orang lain. Itulah salah satu pemicu pertengkaran hebat anatara Cassie dan Rain yang menganut sistem kesetiaan terhadap satu orang.

"aku harus bagaimana?" ucap cassie lirih

Rain mengehela nafas, Dari sisi ini Ia bisa melihat bahwa usia tak menjamin kedewasaan. Keira bahkan baru berusia 22 tahun, wanita itu lebih tegar dan dewasa menghadapi kehamilannya. Seketika Rain merindukan Keira.

"Bertanggung jawablah dengan apa yang kamu lakukan" ucap Rain bijak. Bagaimanapun Ia adalah seorang ayah.

"Aku gak bisa, aku sendiri dan harus membesarkan anak ini" ucap Cassie.

"Kau tahu siapa laki-laki itu?" Tanya Rain membuat Cassie tertegun sebentar dan kemudian menggelng pelan. Rain menyadari bahwa Cassie berbohong padanya, tiga tahun bersama Ia tahu gerak gerik dan tingkah polah Cassie.

"hmm.. Carilah lelaki itu Cassie, aku yakin dia pasti mau bertanggung jawab" ucap Rain

Cassie menggelngkan kepalanya, ia meraih tangan Rain "Tak bisakan kita bersama membesarkan anak ini?" Tanya Cassie sambil mengelus perutnya.

Dengan tegas Rain menggelengkan kepalanya. Gila Saja! Ia akan memiliki anak juga tak mungkin Ia bisa membesarkan akan itu bagaimanapun Rain punya Keira. Perempuan yang diam-diam sudah menjadi istrinya.

"I am looking for someone" jelas Rain membuat Cassie merasa kecewa. Ia kemudian tersnyum dan yakin, Rain mungkin saat ini sedang main-main dengan perempuan itu, Rain pasti masih sakit hati karena perlakuannnya dulu.

"Baikalh! Jika ita tak bisa menjadi kekasih lagi. Tak bisakah kita menjadi teman?" Tanya Cassie kembali menawarkan erteman seperti pertama kali hubungan mereka.

Rain mengangguk tersenyum kemudian mengulurkan tangannya. "teman"

Cassie tersenyum dan mengulurkan tangannya "teman"

Rain menghibur Cassie sebagaimanaya Ia dulu sebagai salah satu sahabat Cassie. Rain tak merasakan apapun lagi saat berdekatan dengan Cassie, rasa sakit hatinya dulu menghilang. Jujur perasaan ini terasa melagakan.

"Wanna go out tonight?" Tanya Cassie

Rain tampak berfikir sejenak, Ia menimang "Tidak hanya dengan ku, dengan Maddie dan Alice juga" ucap Cassie

"Cool, see you" Rain berjalan meninggalkan Cassie dan kembali kelokasi syuting.

Cassie menatap punggung Rain tersenyum, dalam hati Ia berharap Rainnya kembali lagi. Ia sunggung menyesal memutuskan perpisahan dari seseorang seperti Rain. Pintar, menyenangkan dan lebih penting menerima kekurangannya.

Beberapa scene sudah diambil hari ini, Rain harus menyelesaikan satu scene lgi dan pulang.

"Kau balikan dengan Cassie?" Tanya Addison membuat Rain mengerutkan keningnya.

"sorry?" Tanya Rain

Addison kemudian memperlihatkan berita terbaru dimana Cassie dan Rain nampak tertawa ditepi pantai tadi. Bahkan akun itu mengatakan bahwa Rain telah resmi kembali kepelukan Cassie.

Dengan tegas Rain menggeleng "Nope! Kami sekarang berteman" Addison megangguk dan nampak tak percaya namun Ia merasa tak pantas untuk ikut campur.

"Baiklah! Kita selesaikan satu scene lagi dan pulang" kekeh Addison membuat Rain menepuk jidatnya. Ia tadi berniat membaca script namun dibuat lupa oleh Addison.

Tepat jam 6 sore, Rain sudah kembali ke lokasi syuting. Ia memutuskan untuk singgah di apartment miliknya di Huntington beach yang memang jarak Ia tempati karena selarut apapun Rain memilih kembali ke Long Beach karena Keira.

Ia membuka pintu apartmentnya. Ruangan ini terasa dingin dab bahkan berdebu. Rain lupa menyewa seorang housekeeper untuk membersihkan apartmentnya secara rutin. Rain mengehla nafas dan memilih untuk membersihkan bagian kasurnya saja agar bisa Ia merebahkan dirinya sejenak. Ia lelah

Matanya menerawang. Memikirkan Keira membuatnya rindunya kembali membuncah padahal tadi saat dilokasi syuting pemikiran tentang Keira diminimalisir oleh pekerjaannya. Matanya ingin sekali tertidur namun saat memejamkan mata bayangan Keira menghatuinya.

"Kei, apa yang harus aku lakukan?" gumamya

Rain menghela nafas, Ia memegang cincin yang dipakainya sebagai bantul kalung. Apa kah Ia egois? atau terlalu lemah dan sentisif. Ia melihat hpnya yang sejak tadi memang sengaja dia matikan.

"ada apa ini?" gumam Rain saat melihat puluhan panggilan dari ibunya.


Warning

Typonya banyak

Celebrity's BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang