BAB 9 Need to see you and your bump

2.3K 219 2
                                    

Rain berlarian digedung apartment mencari kamar milik Keira. Kenapa lift terasa lamban sekali? Tidakkah mereka tahu bahwa Rain sudah benar-benar ingin melihat Keiranya. Hmm.. Keiranya? Sudah pantaskah Rain mengclaim Keira?

Sudahlah! Lupakan sejenak yang terpenting saat ini adalah Rain melihat Keira dan tentu saja memeluk tubuh mungil wanita itu.

Perlahan Rain membuka pintu apartment milik Keira, Gelap! Tumben sekali, biasanya Keira hanya mematikan lampu kamarnya saat malam tidak dengan ruang tamu.

Perlahan Ia memasuki kamar Keira. Ia menghidupkan lampu namun nihil. Keira tidak berada dikamarnya. Rain mulai panik, nafasnya tercekat dan tangnnya berkeringat. Keira, dimana wanita itu?

Ia memasuki selurung ruangan di apartmen milik Keira namun tetap tak menemukan wanita yang mengandung anaknya. Ketakutan mulai menguasainya, Kei dimana kamu? Gumam Rain dalam hati. Wajahnya sudah pucat karena memang sejak tadi Ia merasa tak enak badan.

Rain meraih handphonennya dan segera mendeal nomor hp milik Keira. Suara deringan disamping nakas membuat Rain sadar bahwa handphone Keira tertinggal. Segera Ia mengambil handphone itu dan memasukannya ke dalam kantong. Dimana Keira?

Kantor? Tidak mungkin ini sudah larut dan hari ini bukannya weekend. Jadi seharusnya kantor Keira libur bukan?

Rain terduduk sebentar, kepalanya semakin pusing namun Ia mencemaskan Keira. Ia takut terjadi hal yang diinginkan oleh Keira. Ia segera mengambil handphone Keira dan mendaeal no handphone maid Keira, Sonya. Benar? Bukannya Sonya adalah maid milik orang tua kandung Keira ? pasti sonya tahu keberadaan Keira.

Suara deringan terdengar.

"Iya Nona Keira, ada yang bisa saya bantu?" suara serak bangun tidur menyapa Rain. Ia sedikit bersalah karena mengangganggu.

"Saya kekasih Keira, Ia meninggalkan handphonennya di apartment. Apakah kamu tahu Ia dimana sekarang?" Rain sengaja mengaku sebagai kekasih Keira agar Sonya tak curiga dengannya dan bertanya banyak hal sehingga memperlambat penemuan Keira yang hilang entah kemana.

"Hah? Kekasih? Nona Keira tak pernah bercerita" gumam Sonya. Nah Kan!

"Cepatlah sonya, aku butuh infromasimu!" titah Rain dengan nada datar

"ehh, maaf tuan. Nona Keira bilang Ia menginap dirumah temannya" ucap Sonya membuat Rain mengerutkan keningnya. Teman? Keira mempunyai teman bukannya gadis itu tak memiliki teman satupun.

"Siapa?"

"Maaf tuan, Nona tidak bilang siapa nama temannya" ucap Sonya

Mendengar itu Rain menjadi naik pitam "besok-besok jika Keira mengatakan keluar atau menginap tanyakan dia siapa nama temannya dan dimana rumahnya. Bisa? Kau ini kenapa santai sekali" omel Rain pada Sonya yang tak tahu apapun.

"maaf tuan"

Rain langsung mematikan sambungan tanpa membalas permintaan maaf Sonya. Sonya sudah masuk daftar blacklistnya, Ia akan mencarikan Keira maid baru yang akan mengetahui kemana saja Keira pergi.

Rain mengacak rambutnya frustasi "Kei, kamu kemana?" gumamnya gusar.

Tenang Rain! Sekarang kita coba lihat applikasi chat milik Keira. Ia membuka whatapp Keira dan menemukan nama ibunya di kolom chat teratas. Dengan cepat Ia membuka dan membacanya.

Seketika bahunya merosot lega! Ternyata Keira ada dirumahnya. Lalu kenap keira tak menghubunginya? Ibunya juga? Tak tahukah Rain hampir serangan jantung melihat apartment Keira kosong?

Ia segera meninggalkan apartment Keira dan menuju ke rumahnya.

Kepalanya terasa berkunang-kunag sejak tadi namun rasa igin bertemu Keira dan memeluk perut yang mulai membuncit itu jauh lebih besar. Sedikit lagi Rain!

Kepalanya pusing, Ia tak bisa meihat didepannya dengan jelas dan

BRAKKK..

Seketika semuanya hitam

Didalam rumah basar keluarga Smith, Andrew yang terbangun karena sebuah suara ledakan yang cukup besar. Instingnya sebagai seorang mantan polisi menajam. Ledakan itu berasal dari depan rumahnya. Ia segera membangunkan istrinya.

"Honey, wake up" ucap Andrew membuat Sarah terbangun

"Kenapa?"

"Something wrong happened, siaga" Sarah langsung keluar kamar dan mengamankan Keira yang sedang terlelap dikamar putranya sedangkan Andrew bersama beberapa pegawai menuju ke gerbang rumah.

Andrew memimpin dan membuka gerbang rumah dan betapa terkejutnya Andrew melihat mobil milik sang putra Rain nampak menabrak gerbang rumah.

Segera Ia membuka mobil dan menggotong sang putra yang pingsan. Meski yang tak luka namun Rain pingsan cukup membuat Andrew khawatir. Dibantu oleh beberapa pegawai, Andrew membawa Rain kekamarnya.

Sarah yang melihat putra bungsungnya digotong segera membantu membaringkan Rain disebelah Keira. Ia mengambil peralatan kedokterannya untuk memeriksa keadaan Rain.

Keira yang merasa tidurnya terusik, membuka matanya dan menatap sekiling. Kenapa ramai sekali? Ia segera menatap seseorang yang tidur disampingnya. Rain? Kenapa lelaki itu? wajahnya nampak pucat , Keira segera bangun dan duduk disamping Rain yang masih berbaring disebalhnya dengan wajah pucat.

"Dokter Sarah, Rain kenapa? Kenapa wajahnya pucat?" ucap Keira panik, sejak tadi Ia gelisah dalam tidurnya bayangan Rain yang diintai oleh orang serba hitam selalu hadir dalam pikirannya.

"Dia tidak apaapa, hanya kelelahan dan sempat terjadi kecelakaan kecil. Ia menambrak gerbang rumah" ucap Sarah menenangkan Keira yang sudah berkaca-kaca.

"Dia benar tidak apa-apa kan dok?" Tanya Keira meyakinkan yang dibals senyum menenangkan oleh dokter Sarah. Para pegawai dan orang tua Rain meninggalkan Rain dan Keira dikamar untuk beristirahat.

Keira duduk disamping Rain dan menangis, sejak tadi Ia menahan tangisannya karena malu didepan Maid dan juga Andrew dan sarah. Ia takut Rain meninggalkan mereka berdua seperti mimpinya seseorang hitam itu selalu mengintai Rain dan Keira tak akan membiarkan anaknya kehilangan ayah.

Tidak! Cukup Keira yang kehilangan Mommy dan Daddynya, rasanya sangat menyesakan.

"Rain bangun dong, kamu pingsan apa tidur sih?" rengek Keira

Pergerakan Keira disebelahnya membuat Rain membuka mata dan menyadari siapa wanita yang duduk dan mengenggam tangannya. "Kei?" Tanya Rain menyakinkan diri sendir.

Keira mengangguk dan menampilkan wajahnya yang imut membuat sekuatan Rain terisi, Ia segera memeluk Keiranya erat. Rasanya tak bertemu Keira hampir satu hari terasa ada yang kurang lengkap? Cemas dan sakit.

"Biarkan seperti ini dulu" ucap Rain saat Keira hendak melepaskan pelukannya.

"Udah malam, bobok ya! Wajah kamu pucat" ucap Keira lembuat membuat Rain mengangguk

Mereka akhirnya tertidur dengan Rain masih memeluk Keira posesif. Ia mengelus perut Keira sayang. Sejak mengetahui pasal kehamilan Keira Rain menjadi supert protektif dan mengelus perut buncit Keira menjadi kebutuhan untuk Rain.

Keira menelungsupkan wajahnya didada Rain, Ia sanagt menyukai berada dipelukan Rain terasa hangat dan menyenangkan. Keira mendusel wajahnya didada Rain, Ia senang dengan aroma Rain, bersama Rain segela resah dan kekhawatirannya hilang.

Rain mengelus kepala Keira, membeiarkan Keira mendusel di dadanya. Senyuman lebar milik Rain terpancar dibibirnya. Ia akan tidur nyenyak dan besok seharian Ia akan mengurung Keira bersamanya karena besok weekend Keira libur dan dia off syuting. What a great day!

Celebrity's BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang