BAB 26 is it the feeling of being lost?

1.8K 153 0
                                    

Keira akan menikahi Daniel

Kata kata itu terngiang dalam pikiran Rain, padalah Ia masih memiliki waktu untuk 48 jam kepan naum kenapa Daniel tak menepati janjinya. Apakah karena berita itu? bukankah lelaki itu tahu bahwa Keiralah wanita yang diam-diam Ia nikahi.

Apakah Daniel akhirnya mencintai Keira?

Ataupun sebaliknya , Keira tak bisa melupakan Daniel?

Kenapa hatinya sakit sekali hingga Ia tak bisa hanya untuk menarik nafas, dengan sisa tenanganya Rain pulang kerumah orang tuanya. Sudah hampir seminggu Rain tak pulang kesana, Ia butuh ibunya.

Rain memarkirkan mobilnya sembarangan tepat didepan pintu rumahnya. Ia berjalan gontai bahkan kakinya terasa lemas hanya untuk melangkah. Rain menekan bel berkali kali dengan tidak sabaran

"Rai-----

Belum sempat Sarah menyelesaikan kalimatnya Rain sudah memeleuknya dan ambuk dlaam pelukan ibunya. Sarah panik kemudian memanggil penjaga untuk membantunya membawa Rain kekamar lelaki itu.

Sarah menatap Rain yang nampak berantakan, apa yang terjadi dengan putranya? Apakah scandal itu benar-benar menekannya. Jika memang Ia, Sarah akan meminta ayahnya James Goldman untuk meghapus seluruh berita tentang Rain. Sarah mengelus rambut putranya yangs edikit memanjang

"mom" panggil Rain lirih

"Haus" Sarah tersenyum dan memberikan segelas Air untuk Rain

Rain meminumnya dengan hati –hati. "mom, I need time for myself" ucap Rain, sarah mengerti lalu meninggalkan Rain sendirian

Rain menatap kosong langit-langit kamarnya yang dipenuhi tempelan bintang-bintang sesuai permintaan Keira, Ia tersenyum miris, Keira bahkan belum melihat design terbaru kamar ini yang sengaja Rain design khusus sesuai dengan keinginan Keira.

"kenapa sakit sekali" gumam Rain lirih sambil memukul mukul dadanya. Rain menjambak kepalanya dan kemudian berteriak

Teriakan Rain membuat Sarah dan Andrew datang terpogoh-pogoh melihat keadaan sang putra "Rain, It's okay, it's okay" gumam sarah membawa Rain dalam pelukanya begitu juga Andrew , mereka berpelukan untuk sesaat

"Mom, Dad, kenapa sakit sekali?" tanya Rain lirih pada Sarah dan Andrew sambil menunjuk dadanya

Air mata Sarah menetes melihat keadaan putranya, Ia tak tahu apa yang sedang terjadi dengan Rain, anak lelakinya tak menceritakan apapun. Ii bukan waktu yang tepat untuk bertanya terlebih lagi kondisi Rain yang sedang seperti ini.

"Mom, Dad. Apa hidup harus semenyakitkan ini? Aku boleh menyerahkan? Aku lelah" ucap Rain lemah

Sarah menangis menggelengkan kepanya "no Rain.. It's okay ada Mom dan Dad disini" ucap Andrew

"Dad rasanya sakit seperti mau mati" adu Rain pada Andrew, matanya berkaca kaca, mata Andew memerah melihat keadaan sang putra.

Andrew segera menelpon Pskiater, keadaan anaknya benar-benar kacau.

Rain terus merancau mengatakan sakit berkali kali sambil menunjuk dadanya. "Mom, Rain gak bisa, Rain gak kuat" ucapnya

Air mata Rain sudah merembes "Dad bilang lelaki gak boleh nangis tapi Rain malah melanggarnya" ucap Rain

Andrew mnggeleng kepalanya "its okay Rain, kali ini Dad kasih pengampunan canda Andrew berusaha mencairkan suasana namun Rain tak bisa memangkap joke receh Andrew seperti biasanya.

Dokter sudah datang dan terpaksa memberikan Rain obat penenang agar lelaki itu bisa istirahat. Karena sedari tadi Rain tak pernah berhenti merancau.

Rain sudha tertidur efek obat penennagnya

"Bagaimana keadaanya dok?"

"Stress dan cemas, Dokter Sarah bisa dekati dia dengan hati-hati tanya dia dari hati ke hati, biasanya anak lelaki sangat dekat dengan ibunya"

"Apa itu masih aman atau perlu penangan secara intensif"

Dokter Rudi tersenyum, "untuk saat ini Rain masih bisa mengendalikan diri, masih tahap aman namun jika terus dibiarkan dan penyebabnya tak segera kita tangani , hal ini dpaat meicu depresi atau bahkan bipolar"

Sarah kembali menangis mendengar keadaan mental putranya. "dia tak pernah mengalami seperti ini sebelumnya dok, ini pertama kalinya" ucap Sarah

"dalam kasus Rain ini, Ia cendrung seperti orang patah hati. Apakah dia sedang menjalin yang dalam dengan seeorang?" Tanya Rudi

Sarah berpikir , satu nama langsung muncul dikepalanya "mungkin dok" ucap Sarah tak yakin karena Rain berkali-ali menyangkal dan mengatakan kebersamannya dengan Keira hanya untuk tanggung jawab

"Baiklah, saya akan resepkan bat ntuk Rain, ini hanya untuk tiga hari jika keadaannya semakin parah segera bawa ke rumah sakit untuk mendapat penangannan yang tepat"

___

Sudah dua hari Rain hanya terdiam dirumahnya, Ia hanya memandang tanaman dilantai bawah melalui balkon kamarnya dengan tatapan kosong. Wajah Rain menirus dan kantong matanya menghitam. Lelaki itu bahkan mengabaikan kewajibanya untuk syuting. Untung saja Sarah menggunakan kekuasaan dari ayahnya untuk menyumpal mulut sutradara dan crew tentang keadaan Rain sehingga take tetap diambil tanpa Rain.

"Rain, makan siang dulu ya nak" Sarah tersenyum kemudian memberikan semangkuk soup untuk Rain, lelaki itu hanya menatap sarah dan tak mengucapkan apapun. Air mata Rain kembali jatuh, Sarah mengusap air mata sang putra

"Rain" panggil sarah lirih

"sakit sekali mom" ucap Rain sambil memegang dadanya

"apa yang sakit?"

"hatiku mom"

Sarah diam, Ia berharap Rain segera bercerita kepadanya. Sudah cukup dua hari bagi saarah diam melihat kondisi putranya "Apa sesakit ini mom mengiklaskan seseorang" ucap Rain lagi

"dia tak mencintaiku mom dan akan pergi bersama lelaki yang Ia cintai sejak lama. Seharusnya aku bahagia bukan? Kata mom, kita harus bahagia melihat orang yang kita cinta bahagia" ucap Rain membuat sarah semakin tidak paham

Rain diam membuat Sarah pasrah, Ia tak memilki clue appaun tentang perempuan yang Rain cintai. Rain mengelus cincin yang gunakan di jari manisnya. Sejak menyadari Ia mencintai Keira Rain menggunakan cincinya, dengan seperti ini, Ia merasa dekat dengan Keira

Melihat Rain memakai cincin itu membuat Sarah menyadari bahwa Keira lah orangnya. Namun Ia tak tahu siapa yang disukai oleh Keira, bukakah Rain orangnnya. Tanpa bertanya pun Sarah bisa melihat pandanga berbinar Keira saat bersama Rain bahkan Keira tak ragu memuji Rain dan mengungkapkan perasaannya tentang Rain saat mereka berbincang. BInar mata Keira yang penuh cinta saat membicaakan Rain sudah lebih dari cukup untuk tahu perasaan Keira.

Tunggu!

Sarah menyadari sesuatu, Ia segera meninggalkan Rain yang masih tergugu dengan cincinnya.

Tiga puluh menit berllau Rain masih tetap membantu menatap cincin ditangannya tanpa melakukan sesuatu bahkan soup yang ibunya bawakan tak Ia sentu sedikitpun.

Sebuah tepukan membuat Rain menoleh, berulang kali Ia mengucek matanya

"Apakah aku sudh gila?" Gumam Rain

Namun bayangan itu semakin nyata membuat Rain memukul kepalanya berkali-kali untuk menghilangkan bayangan itu. Silanya tetap nampak, Rain meutup matanya sambil menggelengkan kepalanya

"aku belum gila, aku belum gila" gumamnya lirih

Celebrity's BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang