Prolog

2K 171 16
                                    

"Tunggu!"

Langkah seorang pria terhenti begitu saja. Dia lantas mengepalkan tangannya, berusaha untuk mengendalikan dirinya agar tak berbalik.

Tak membuat pria itu berbalik, gadis itu akhirnya memutuskan untuk melangkah lebih dekat.

"Jika kau hanya ingin mencampuri urusanku, maka berhenti untuk mendekatiku," dingin pria itu tanpa melirik sama sekali. Namun siapa sangka? gadis itu justru tersenyum lalu memilih untuk menggenggam tangan pria yang kini berdiri di sampingnya.

"Semua orang pasti punya masa kelam mereka masing-masing. Dengan menutup diri kau hanya akan membuat luka itu semakin dalam." Gadis itu kini memilih berdiri di hadapan pria itu.

"Aku hanya tak ingin mereka menginjakku." Suara itu tiba-tiba saja terdengar, membuat gadis itu meraih tangan lain dari pria itu.

"Dan aku ada di sini untuk menghalau mereka."

Pria itu akhirnya berani mempertemukan tatapannya dengan tatapan gadis yang ada di hadapannya, membuat gadis itu kembali mengutas senyuman di wajahnya.

"Jadi kau sungguh—"

"Orang bilang aku orang aneh, tapi aku tak memaksa jika kau tidak ingin berteman denganku," sela gadis itu yang diiringi senyuman manisnya.

Pria itu kini melepas kedua tangannya, beranjak menuju tepian rooftop sekolah mereka. "Aku pikir itu hanya rumor yang tersebar begitu saja."

"Bukankah aneh ketika rumor itu tersebar tanpa sebab? aku rasa ini terjadi saat kasus itu." Gadis itu membuat tanda kutip dengan jarinya. "Lagipula aku juga tak menginginkan terlahir seperti ini, membuatku pusing saat aku harus berdiri diantara banyak orang."

"Memangnya kenapa?" tanya pria itu yang membuat sang gadis mengangkat kedua bahunya.

"Rasanya seperti mendengar banyak cerita dalam waktu yang bersamaan. Kau tahu? hal itu membuatku sangat pusing. Bahkan terkadang aku juga mimisan," papar gadis itu yang membuat pria itu terkejut bukan main. Selama ini dia selalu berpikir jika gadis itu memiliki riwayat penyakit yang berbahaya.

"Aku pikir kau punya penyakit berbahaya."

Gadis itu hanya terkekeh mendengar terkaan pria yang kini berdiri di sampingnya. "Kau sungguh memikirkan hal seperti itu? tidak bermutu sekali."

"Kau jarang ikut pelajaran olahraga."

Gadis itu mendelik lalu menatap langsung pria itu. "Itu artinya aku sedang malas."

"2078." Gadis itu memicingkan matanya saat dia mendengar 4 angka itu disebut.

"Itu nomor yang sangat ku sembunyikan dari semua orang."

Jadi selama ini....









Next or no?

Halo Manteman, aku bawain ff baru nih. Genrenya school life, fantasy. Moga suka ya....

Ah ya, buat jadwal updatenya setiap hari Jum'at yups

28 Aug 2020

Let Me✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang