#21 I Will Meet You

497 136 20
                                    

Jungkook masih disibukan dengan kasus yang saat ini ia ambil. Ia masih serius membaca setiap detail dari kasus yang akan ia tangani. Ia memang terbilang baru dan belum berpengalaman jika dibanding pengacara lain yang bergabung pada firma hukum itu. Namun siapa sangka? Sudah banyak orang yang percaya padanya sebab Jungkook sudah 2 kali memenangkan kasus pelecehan dan juga pembunuhan.

"Tu--"

"Simpan saja di meja," sela Jungkook tanpa melirik sedikitpun, membuat Haru menghentakan kakinya kesal meskipun ia tetap melakukan apa yang Jungkook perintahkan padanya.

"Aku harus melakukan apa lagi agar membuatmu menyukaiku?" jengah Haru, membuat Jungkook sama sekali tak terganggu.

"Menjauh dariku," singkat Jungkook. Ia sebenarnya sudah sangat risih karena kehadiran Haru yang terus menerus berada di dekatnya.

Jungkook bahkan sampai mengajukan permintaan agar bisa mengganti sekertaris menjadi pria saja. Namun atasannya tak memberikan izin tersebut dan sangat terpaksa Jungkook tetap menerima Haru.

Jungkook selalu berharap jika sekertarisnya adalah Tzuyu. Membayangkannya saja ia sudah sangat bahagia. Apalagi jika Tuhan mewujudkannya. Ia benar-benar akan menjadi orang paling bahagia di dunia ini.

Tzuyu, sepertinya aku harus benar-benar menemuimu.

Jungkook benar-benar sudah mempersiapkan dirinya, menerima jika seandainya Tzuyu benar-benar bisa tahu soal masa lalunya. Lagipula ia sudah siap untuk membalaskan apa yang sudah terjadi pada Ibunya. Meskipun Jungkook masih takut jika hal itu akan melukai orang-orang di sekitarnya. Apalagi pria yang selama ini ia sebut sebagai kriminal itu masih dalam pencarian polisi.

"Oh astaga!" Jungkook dengan segera meletakan pulpennya. Ia mendesah kesal saat ia justru merusak kertas tersebut secara tak sadar. "Haru, bisa kau cetak salinannya? Kau masih menyimpan file-nya, bukan?"











Tzuyu menopang dagunya. Tangannya yang satunya masih setia mengaduk rainbow cake yang terdapat di atas piringnya. Jangan lupakan soal tatapannya yang kosong. Bahkan hal ini membuat Wenghua sangat panik.

"Apa hari ini adalah ulang tahunnya Noona?" Wenghua dengan segera mengeluarkan ponselnya, memeriksa jika hari ini bukanlah hari ulang tahun Tzuyu ataupun tanggal 14 yang cukup keramat untuk Tzuyu.

Wenghua bernapas lega saat mengetahui jika ulang tahun Tzuyu masih 3 hari lagi. Ia pikir saat ini sudah tanggal 14.

"Noona!"

Tzuyu mengerjapkan matanya beberapa kali kemudian menatap Wenghua. "Ada apa? Apa sesuatu terjadi? Ah ya, aku belum--"

Tzuyu yang sudah berdiri kembali duduk sebab Wenghua menarik tangannya. "Tak ada apapun, Noona."

"Lalu ada apa?"

"Kenapa kau melamun? Apa Noona tidak menemukan lowongan pekerjaan yang cocok?" tanya Wenghua, membuat Tzuyu langsung saja mengangguk dengan wajah sedihnya. Ia bahkan sampai mengacak rambutnya hingga kini wajahnya mulai tertutup dengan surai cokelat miliknya.

Wenghua mengusap halus bahu Tzuyu. "Noona pasti akan menemukannya. Percaya saja padaku."

"Ck, mereka mengatakan jika perusahaan mereka sudah terlalu banyak pekerja. Apa menambahkan satu saja tidak cukup?"

Wenghua memasang wajah curiganya. "Jangan bilang Noona membuat kekacauan di sana."

Tzuyu tergagap sebelum akhirnya terdiam. Sebenarnya ia memang membuat masalah dengan marah-marah pada security sebab tak membiarkannya masuk. Bahkan Tzuyu sampai membuat security itu babak belur karena telah membohonginya.

Let Me✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang