#26 Kiss

602 142 14
                                    

Jungkook masih memikirkan soal pria yang Tzuyu katakan. Bahkan pekerjaannya kini sedikit terganggu karena memikirkannya. Ia jadi takut jika Ayahnya itu berniat untuk melenyapkannya.

Atau lebih parahnya, Tzuyu yang akan menjadi korban. Ia sungguh tak ingin kejadian sebelumnya terjadi.

"Jungkook?" Haru membuat Jungkook kembali sadar dari lamunannya. "Apa kau memikirkan sesuatu? Aku sudah menelponmu beberapa kali dan kau tak kunjung menjawabnya. Nona Kim ingin membuat temu janji denganmu."

"Katakan besok saja. Aku ada urusan mendadak." Jungkook meraih jas miliknya, meninggalkan Haru yang masih berdiri dengan rasa bingungnya. Padahal sejak tadi Jungkook hanya melamun di meja kerjanya dan saat ini pria itu malah pergi begitu saja.

Aku harus menemui Tzuyu. Jungkook tampak gelisah menunggu pintu lift itu terbuka. Ia benar-benar takut jika Tzuyu terluka. Apalagi kemarin Tzuyu sempat bertemu dengan Ayahnya. Ia berharap jika Ayahnya tak tahu soal kedekatannya dengan Tzuyu.

"Jung--" Seojun merasa heran saat Jungkook masuk ke dalam lift dengan terburu-buru. Bahkan Jungkook seolah tak menyedari kehadiran dirinya tadi. "Aish, ada apa dengan anak itu?"

Jungkook mencoba menghubungi nomor Tzuyu, berharap jika Tzuyu akan segera mengangkatnya. Namun ternyata ponsel Tzuyu kini sedang tak aktif.









Tzuyu menopang dagunya sambil menatap pemandangan luar dari jendela apartemen Jungkook. Ia merasa sangat bosan terus diam di sana. Padahal ia ingin sekali bekerja dan jalan-jalan keluar.

"Aish, pria itu sungguh menyebalkan 2 kali lipat. Aku pergi dari Myeongdong ke sini hanya untuk menonton mobil-mobil itu berlalu? Seharusnya aku menikmati hidupku dan Jungkook sungguh-sungguh menyebalkan karena mengurungku di sini seperti seekor burung." Tzuyu kembali meneguk bir yang ia ambil dari kulkas. Ia tak peduli meski Jungkook akan marah padanya. Apalagi dengan beberapa kaleng bir di sekitarnya.

"Kau. Kau sangat sabar sepertinya. Seharusnya kau pergi saja dari sini. Jungkook sudah tinggal bersamaku." Tzuyu nampaknya sudah dalam pengaruh minuman itu. Ia bahkan sampai mengajak bicara sofa yang ada di sampingnya.

Tzuyu kembali menatap lurus ke arah jendela. Ia tersenyum kemudian melipat kedua kakinya hingga saat ini ia benar-benar duduk di atas meja. Ia kemudian membuat tangannya seolah seperti sebuah kamera. Ia lalu menggesernya dari kanan ke kiri sambil menutup sebelah matanya seolah sedang memotret.

"Ternyata bukan hanya Jungkook yang menyebalkan. Jendela ini juga. Kenapa aku hanya bisa melihat ini saja? Seharusnya bisa lebih banyak lagi 'kan? Bahkan ponselku saja lebih pintar dari jendela ini."

Ya, anggap saja Tzuyu memang sudah gila. Lagipula ini salahnya juga dengan meminum berkaleng-kaleng bir seolah ia punya beban hidup yang sudah tak sanggup ia pikul lagi.

Tzuyu beranjak dari duduknya. Berjalan dengan sempoyongan sambil mencari keberadaan ponselnya. "Ish, sepertinya Jungkook menyembunyikan ponselku."

Tzuyu mulai mencari ke sana kemari hingga membuat ruang tengah apartemen itu terlihat kacau.

Kegiatannya terhenti begitu saja saat mendengar password ditekan pada pintu masuk. Tzuyu meraih botol kosong dan bersiap memukul jika yang datang adalah perampok.

Padahal berdiri tegak saja ia tak bisa. Bagaimana ia akan melawan perampok.

"Kyaaaa!"

Dengan segera Jungkook menangkap botol itu sebelum mengenai kepalanya. Untung saja ia punya refleks yang cukup bagus. Mungkin jika tidak, kepalanya sudah bocor karena botol yang Tzuyu lempar.

Let Me✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang