#14 Cry If You Want

561 142 19
                                    

"Ibu akan memberi kalian waktu satu minggu untuk menyelesaikan tugas kelompok kalian."

Jujur, Tzuyu ingin sekali memprotes keputusan dari gurunya. Masalahnya ia tak ingin berada dalam kelompok yang sama dengan Lily dan Jeonghan--2 manusia menyebalkan bagi Tzuyu. Tapi ia bersyukur karena Jungkook juga berada di kelompok yang sama dengannya.

"Mau berganti kelompok? Aku rasa tidak baik kita satu kelompok dengan Lily." Jungkook bisa lihat jika Tzuyu merasa kesal setelah tahu mereka akan satu kelompok dengan Lily. Apalagi sebelumnya ia melihat bagaimana Tzuyu dan Lily berselisih.

"Aku rasa bukan pilihan yang buruk," ujar Tzuyu meski dengan nada malas.

Aku yakin Lily tak akan melewatkan kesempatan ini.

Tzuyu sudah kenal sikap Lily sejak awal pertemuan mereka saat penerimaan siswa baru. Saat itu hubungan mereka tak pernah bagus. Apalagi karena dulu ia pernah sangat mempercayai Lily dan menceritakan soal kemampuannya. Tapi suatu hari, ia mendengar suara hati Lily yang mengatakan jika ia hanya memanfaatkan Tzuyu untuk mendapat banyak teman. Itulah kenapa semenjak saat itu Tzuyu tak pernah mau berteman dengan siapapun. Bahkan ia memilih untuk duduk di bangku paling ujung dan melakukan segalanya sendiri.

Jungkook menumpu dagunya dengan tangan kanannya. Ia tersenyum sambil memperhatikan Tzuyu yang kini justru melamun. "Tzuyu, apa melamun adalah hobimu?"

Tzuyu menoleh begitu Jungkook mengatakannya. "Tidak."

"Tapi kau sangat sering melamun. Kau memikirkan apa?"

Tzuyu berusaha mencari hal apa yang membuat Jungkook menutup hatinya. Dari sorot matanya, Tzuyu hanya bisa melihat tatapan penuh ketakutan. Tapi ia masih tak tahu apa yang membuat Jungkook takut.

Tzuyu beralih membuka bukunya. Menurutnya lebih baik membaca kembali pelajaran yang sudah gurunya berikan dibanding saling tatap dengan Jungkook seperti tadi. Ia hanya tak ingin jika ia jatuh cinta terlalu cepat. Ia pasti akan merasa sangat kosong jika kelebihannya menghilang.

"Tzuyu, aku dengar guru matematika sedang ambil cuti. Mau memainkan suatu permainan?" tanya Jungkook, membuat atensi Tzuyu teralih. "Kau tulis tentang dirimu dan aku juga akan tulis tentang diriku."

"Untuk apa?"

"Untuk saling mengenal. Aku teman pertamamu. Bukankah kau harus tahu tentangku?"

Tzuyu tersenyum. Menurutnya ini merupakan kesempatan bagus untuk mencari tahu apa yang Jungkook sembunyikan dalam hidupnya. Ia yakin jika ini mungkin bisa membantunya untuk mencari tahu.

Mereka mulai fokus dengan kertas yang mereka tuliskan. Namun sayangnya, aktivitas mereka satu ini harus mereka hentikan begitu saja saat ada guru yang menggantikan guru matematika mereka.

"Sepertinya tidak bisa sekarang. Lain kali saja."

*
*
*

Wenghua menyelinap, membuat jarak antara Jungkook dan Tzuyu yang ia rasa berjalan dengan jarak terlalu dekat. Ia kemudian berjalan diantara mereka berdua tanpa rasa bersalahnya.

"Noona, a--"

"Aku harus mengerjakan tugas kelompok dulu. Kau bisa pulang sendiri 'kan?" Tzuyu meraih tangan Wenghua kemudian meletakan kartu bus itu pada tangan Wenghua. Ia juga mengacak rambut Wenghua setelahnya. "Kau harus langsung pulang."

"Iya iya. Noona, kau harus menjaga dirimu," ujar Wenghua, membuat Tzuyu dengan segera mengangguk. "Baiklah, aku akan pulang sekarang."

Tzuyu menatap Wenghua yang semakin menjauh. Perlahan senyumnya tergambar saat Wenghua mulai menghilang.

Let Me✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang