Jungkook memasang wajah kesalnya meskipun saat ini ia sedang mencari bunga untik kemudian dihadiahkan pada Tzuyu. Yap, setelah 2 hari lalu ia meminta Haru memilihkan hadiah, hari ini mereka berada di toko yang menjualkan banyak sekali jenis bunga.
Jungkook juga sebenarnya sangat terpaksa meminta bantuan Haru karena yang lainnya sedang sangat sibuk. Mungkin jika tidak, Jungkook akan meminta bantuan yang lainnya.
"Bunga mawar. Aku rasa ini akan sangat romantis. Aku ingin yang i--" Haru mendengus kesal saat Jungkook merebut bunga itu. Bahkan Jungkook langsung meninggalkannya. "Ish, kenapa dia sangat menyebalkan?"
Jungkook berjalan menuju kasir, meminta untuk dibuatkan sebuah kartu ucapan sebelum akhirnya membayar.
"Ck, kau tidak berterima kasih padaku. Menyebalkan sekali. Aku yang sudah memilihkannya."
"Baiklah, terima kasih."
*
*
*Dengan bucket bunga di tangannya, Jungkook terus saja bolak-balik. Jangan lupakan soal ia yang terus menggaruk kepalanya frustasi karena kakinya yang seolah tak mau diajak untuk berjalan menuju rumah Tzuyu.
"Jungkook?" Hyunbin dengan cepat berlari, memeluk teman lamanya yang kini sudah benar-benar berubah itu. "Yak! Kemana saja kau selama ini?"
"A-aku? Eumm itu...aku..."
Hyunbin membulatkan mata saat mendapati mobil hitam terparkir di dekat sahabat lamanya itu. "Woah, kau pengusaha? pejabat? atau..."
"Pengacara," jawab Jungkook yang kemudian memutar tubuhnya. "Ah ya, kau tahu di mana Tzuyu? Apa dia pindah?"
"Ani, ikut aku." Hyunbin membuat Jungkook mengikutinya. Ia yakin, Tzuyu pasti akan sangat senang jika ia datang bersama Jungkook ke toko kuenya. Apalagi selama ini Tzuyu sering menanyakan keberadaan Jungkook.
Sepanjang jalan mereka berdua saling bercerita. Bahkan Hyunbin benar-benar tak menyangka jika Jungkook yang sebelumnya dingin kini sudah benar-benar berubah. Padahal ia berpikir Jungkook akan tetap memasang wajah dinginnya sama seperti saat pertemuan pertama mereka setelah bertahun-tahun.
"Ini milik Tzuyu?"
"Tidak, ini milik Ibunya Tzuyu. Tapi Tzuyu selalu di sini." Hyunbin membukakan pintu yang terbuat dari kaca itu, membuat bel yang terdapat di atasnya mulai berdenting.
"Selamat datang." Tzuyu yang saat ini tengah membersihkan meja, lengkap dengan rambut dikucir satu dan juga celemek yang melekat di tubuhnya, membuat Jungkook tersenyum. Terlebih karena gadis itu sama sekali tak menyadarinya.
"Tzuyu-ya, ini aku." Tzuyu membulatkan matanya dengan segera sesaat setelah mendengar suara hati yang sudah lama tak ia dengar. Ia lantas menoleh dan tak percaya jika Jungkook berdiri di hadapannya.
"Aku kembali." Jungkook mengangkat sebelah alisnya sambil tersenyum dan membuka lebar-lebar tangannya.
"Ah sepertinya aku mulai halusinasi lagi." Tzuyu kembali membersihkan meja, membuat Hyunbin menahan tawanya.
"Ini sungguh-sungguh diriku, Tzuyu. Kau masih tak percaya?" Tzuyu yakin jika itu memang suara hati Jungkook. Ia kemudian meletakan lap yang ada di tangannya. Setelahnya ia berbalik dan memasang wajah terkejutnya.
"Ini benar-benar kau?"
Jungkook mengangguk kemudian kembali membuka lebar tangannya, membuat Tzuyu dengan segera memeluknya.
"Aku selalu menunggumu. Kenapa kau baru datang sekarang?"
Jungkook tak langsung menjawab. Ia hanya menunjukan bucket bunga yang sudah ia beli kepada Tzuyu. "Selamat ulang tahun."
Tzuyu melepas pelukannya, memasang wajah heran sebab hari ini bukanlah hari ulang tahunnya. Kalaupun iya, ia tidak akan mungkin ada di sana. "Hari ini bukan ulang tahunku."
"Aku tahu. Aku hanya ingin jadi orang pertama yang mengucapkannya," ujar Jungkook, membuat Hyunbin berdeham.
"Sepertinya kehadiranku tak lagi dibutuhkan."
"Kau masih dibutuhkan untuk membantuku menutup toko ini," ujar Tzuyu diiringi dengan deretan giginya. "Kau kemari untuk itu 'kan?"
"Jungkook, lebih baik kau duduk saja aku akan membereskan toko ini dulu," ujar Tzuyu. Jungkook tersenyum, melihat bagaimana Tzuyu benar-benar mengurus toko itu. Satu hal yang kini ada di pikirannya apakah Tzuyu mau ikut bekerja dengannya? Daripada ia terus menerus pusing karena Haru, lebih baik Tzuyu menggantikan posisinya. Ia tak peduli meski Haru bisa saja menuntutnya.
Jungkook tak hanya diam saja di sana. Ia juga membantu Tzuyu dengan membereskan kursi-kursi yang ada di sana.
"Apa kita harus pesan makanan? Uang yang ku dapatkan hari ini cukup banyak. Aku akan--"
"Tidak. Biar aku saja yang membelikan makanan untuk kalian," ujar Jungkook yang kemudian mengeluarkan ponselnya. Hal ini tentu saja membuat Tzuyu menatap kesal Jungkook sebab selama ini pria itu tak kunjung memberikan nomor ponselnya.
"Kenapa kau tidak memberikan nomornya padaku?"
"Karena aku tahu kalian berdua akan melacak keberadaanku. Jadi aku memilih untuk menggunakan surat saja. Ah ya, kalian mau makan apa?" tanya Jungkook yang tentunya membuat Hyunbin sangat antusias.
"Aku ingin makan daging dan soju. Ayolah, ini pertemuan kita yang pertama kali setelah sekian lama."
"Ah baiklah. Jadi aku tak perlu memesannya."
"Hyunbin, itu terlalu berlebihan," ujar Tzuyu yang merasa tak enak sebab ia yakin harganya pasti akan mahal. "Lebih baik kita makan ramyeon saja. Jangan yang mahal."
"Tidak apa-apa. Anggap saja ini hadiah ulang tahunmu."
Setelah menutup toko, Tzuyu, Hyunbin, dan Jungkook pergi ke salah satu tempat makan yang ada di sekitar sana.
Satu hal yang kali ini Tzuyu rasakan adalah tidak percaya. Ia masih menganggap jika hal ini adalah sebuah mimpi hingga secara tak sadar ia terus menatap Jungkook dibanding jalanan.
"Eh?" Tzuyu sedikit terkejut saat Jungkook tiba-tiba saja menautkan tangannya. Bahkan pria Jeon itu tersenyum seolah tak melakukan apapun.
Tzuyu menundukan kepalanya kemudian tersenyum diam-diam. Dengan indahnya lampu gedung-gedung tinggi dan juga lampu mobil yang berlalu lalang, membuat Tzuyu merasa jika ini adalah momen terindah dalam hidupnya.
Ah tidak, aku jangan jatuh cinta dulu pada Jungkook. Aku harus membantu Jungkook dulu agar kelebihanku tak hilang.
Tzuyu sebenarnya bingung soal perasaannya. Ia selalu merasa rindu tapi ia sama sekali tak merasakan getaran apapun dalam hatinya. Dari beberapa sumber yang ia baca, seseorang yang jatuh cinta akan senantiasa bergetar hatinya hanya dengan mendengar suaranya. Tapi Tzuyu sama sekali tak merasakannya. Ia hanya merasa senang karena pada akhirnya Jungkook kembali menemuinya.
Mereka tiba di tempat makan yang Hyunbin tunjuk. Memang masalah tempat Hyunbin adalah jagonya. Apalagi karena Tzuyu jarang sekali jalan-jalan dengan alasan ia tak ingin pingsan di jalan.
"Apa kalian akan terus berpegangan tangan? Ck, menyebalkan sekali karena aku malah seperti orang ketiga," gerutu Hyunbin, membuat Tzuyu dengan segera melepas tangannya dari Jungkook.
"Baiklah, ayo kita memesan sesuatu. Ah ya, Tzuyu, kau harus meminta Wenghua untuk bergabung juga," ujar Jungkook, membuat Tzuyu mengangguk kemudian menghubungi nomor Wenghua. Namun ia langsung menatap Jungkook saat ia justru menangkap cuplikan dari momen-momennya bersama Jungkook sebelumnya.
Jadi Jungkook selalu memikirkanku?
TBC🖤
13 Oct 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me✔️
Fanfic"Jika hatimu sedalam lautan, aku tak pernah takut meskipun aku akan tenggelam di dalamnya." Kisah seorang gadis dengan kekuatan supranatural yang membuatnya bisa membaca pikiran orang lain. Namun dia tak mengerti kenapa dia tak bisa membaca pikiran...