#2 Siswa Baru

803 144 13
                                    

Tzuyu tampak serius mengerjakan tugas yang baru saja diberikan gurunya. Dengan melipat kedua kakinya ke atas meja, Tzuyu bisa dengan nyaman mengerjakan tugasnya tanpa perlu mendengarkan isi hati teman-teman sekelasnya.

Dia tahu ini cukup tak sopan. Tapi dia sungguh tak punya pilihan lain selain seperti ini. Daripada dia harus repot menghapus noda darah yang keluar dari hidungnya, lebih baik dia kena marah oleh gurunya.

Tatapan seisi kelas mengarah ke satu titik dimana seorang pria baru berdiri sekarang. Namun sepertinya hal ini tak menarik perhatian Tzuyu sama sekali. Dia lebih memilih mengerjakan tugasnya daripada memperhatikan perkenalan murid pindahan itu.

"Annyeonghaseyo, Jeon Jungkook-imnida."

Beberapa siswi mulai ricuh saat Jungkook memberikan senyumannya, membuat Tzuyu dengan segera memukul mejanya karena merasa terganggu.

"Baiklah, kau bisa duduk di samping Tzuyu," ujar sang guru yang membuat Jungkook tersenyum lalu mulai melangkah.

Kehadiran Jungkook sepertinya cukup membuat kelas itu mendadak heboh. Mungkin karena ketampanan Jungkook yang melebihi standar hingga membuat siswi-siswi itu tak berhenti menatap Jungkook.

"Kau bisa duduk di situ," ujar Tzuyu tanpa melirik Jungkook sedikitpun. Dia nampaknya terlalu fokus mengerjakan tugas yang dia terima hingga kehadiran Jungkook sama sekali tak menarik perhatiannya.

Jungkook memperhatikan kaki Tzuyu. "Bisa kau turunkan kakimu?"

"Kau pendatang, bukan? jadi jangan mencoba untuk memprotes," jelas Tzuyu yang membuat Jungkook tak lagi membalasnya. Dia rasa tak ada gunanya bicara pada Tzuyu.

Tzuyu menurunkan kakinya secara tak sadar, membuat beberapa suara mulai memenuhi telinganya sekarang.

"Bisa tolong ambilkan tisu di dalam tasku?" tanya Tzuyu sambil mendongakan kepalanya agar darah itu tak menetes kemanapun.

"Gomawo." Bukan tisu yang Tzuyu terima, melainkan sapu tangan berwarna birulah yang dia terima. Namun dia tak ingin banyak bertanya sebab saat ini keadaannya benar-benar darurat.

"Tzuyu, apa kau ingin ke UKS?" tanya gurunya yang membuat Tzuyu dengan segera menggeleng. "Jungkook, bisa kau antar Tzuyu? Tzuyu tahu UKSnya ada dimana."

Jungkook akhirnya mengangguk lalu mencoba untuk menuntun Tzuyu. Dia merasa jika Tzuyu memang sakit. Itulah kenapa dia memegang kedua lengan Tzuyu karena takut jika Tzuyu tiba-tiba saja pingsan dalam perjalanan menuju UKS.

Langkah mereka menggema di lorong sekolah, membuat Tzuyu merasa aneh sebab ini pertama kalinya dia tak mendengar suara hati seseorang meskipun Jungkook dalam keadaan memegang kedua lengannya.

Tzuyu melirik Jungkook yang kini hanya memasang wajah dengan ekspresi tak begitu berarti. Pria itu hanya menatap lurus ke depan sambil mencari petunjuk arah menuju UKS sekolah barunya itu.

Kenapa aku tak bisa mendengar suara hatinya?

Tzuyu pernah membaca di buku milik neneknya dimana dia bisa saja tak mendengar suara hati seseorang jika orang yang ingin dia baca adalah orang yang sangat tertutup. Dia jadi penasaran dengan siswa baru itu.

"Apa ini UKSnya?" tanya Jungkook yang membuat Tzuyu dengan segera mengangguk. Mereka akhirnya masuk ke dalam ruangan yang berada tepat dekat tangga menuju lantai 2. Dengan suasana dingin, tentu saja membuat mereka berdua sedikit merinding. Terlebih karena saat ini hanya ada mereka berdua di sana.

"Apa kau perlu air hangat?" tanya Jungkook yang membuat Tzuyu menggeleng. "Atau obat?"

"Aku sungguh baik-baik saja," ujar Tzuyu sambil membersihkan noda darah yang mengotori atas bibirnya.

Let Me✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang