"Kenapa kau kemari?" tanya Tzuyu saat Jungkook masuk ke kamarnya sambil memeluk bantal. "Apa kau terusir?"
Jungkook duduk di tepi ranjang dengan wajah lesunya. "Eoh. Seojun benar-benar menyangka jika kita memang sudah menikah."
Kali ini Jungkook menghempaskan tubuhnya begitu saja. "Ah, seharusnya aku memang tak berbohong dari awal."
"Dan sekarang terima saja akibatnya. Aku juga tidak akan mau berbagi ranjang itu denganmu. Jadi kau harus tidur di bawah," ujar Tzuyu yang kini sedang asyik memanjakan wajahnya dengan perawatan yang biasanya ia lakukan.
"Ish, seharusnya kau harus berbaik hati padaku. Kau tahu? Aku tak mau jika harus pulang ke rumah pamanku," ujar Jungkook.
"Pilihannya adalah kau tidur di lantai atau pulang ke rumah pamanmu."
Jungkook berdecak sebab Tzuyu justru sangat menyebalkan sekarang. "Kau menyebalkan."
Tzuyu beranjak dari meja rias. Ia kemudian berjalan menghampiri Jungkook dan duduk di sampingnya. "Kenapa kau tidak mau pulang?"
"Akan merepotkan jika aku pulang. Pamanku pasti memintaku untuk berhenti menjadi pengacara." Jungkook yang awalnya memilih untuk menatap langit-langit, kini menolehkan kepalanya dan bertatapan dengan Tzuyu. "Pamanku bilang lebih baik aku tak memikirkan lagi soal kriminal itu karena percuma saja, aku tak akan bisa menuntutnya."
Tzuyu menopang kepalanya dengan tangan kanan. "Aku belum tahu ceritanya. Kau mau menceritakannya padaku 'kan? Aku janji tidak akan pergi setelah mendengarnya."
Sudah sejak lama Tzuyu merasa sangat penasaran dengan rahasia yang Jungkook tutupi. Ia merasa jika sudah saatnya Jungkook menceritakannya sebab dengan menemuinya kembali sudah menandakan jika Jungkook memang sudah siap untuk mengatakan segalanya.
"Kau ingin dengar ceritanya 'kan? Baiklah, aku akan menceritakannya."
Malam itu, Jungkook kecil tengah asyik dengan mainan mobil-mobilannya. Bersama sang Ibu, Jungkook membuat sebuah kota menggunakan beberapa balok berwarna.
"Jungkook-ah, apa keinginanmu? Mungkin saja Eomma bisa mewujudkannya saat ulang tahunmu nanti."
Jungkook melirikan matanya ke kiri atas untuk kemudian berpikir. Ia lantas memasang raut bahagia saat satu ide muncul di kepalanya. "Aku ingin sekolah. Sama seperti yang aku lihat di televisi."
Nyonya Jeon hanya tersenyum mendengar permintaan kecil dari Jungkook. "Baiklah, nanti Eomma akan mendaftarkanmu ke sekolah. Tapi kau harus berjanji kau akan jadi anak baik."
Berada di dalam rumah terus menerus, membuat Jungkook nampaknya sudah sangat bosan. Tiap harinya ia hanya menonton televisi ataupun bermain sendirian.
Jungkook membulatkan matanya saat seorang pria menyeret Ibunya begitu saja. Ia juga mematikan lampu dan membuat Jungkook memilih untuk duduk di pojok ruangan dengan perasaan takutnya.
Jungkook beranjak, mencoba untuk menyelamatkan sang ibu dengan melempar vas bunga yang ada di dekatnya.
"Kau mengajari putramu dengan sangat baik."
Pria itu beralih, menatap tajam Jungkook hingga membuat pria kecil itu mundur perlahan dengan napasnya yang mulai memburu. Dia sungguh ketakutan. Apalagi ia tak menyangka jika yang menyeret sang Ibu adalah Ayahnya sendiri.
Crak!!
"Eommaa!!!" Jungkook berlari menghampiri Ibunya. Namun Ayahnya justru mendorongnya hingga Jungkook kecil terjatuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me✔️
Fanfiction"Jika hatimu sedalam lautan, aku tak pernah takut meskipun aku akan tenggelam di dalamnya." Kisah seorang gadis dengan kekuatan supranatural yang membuatnya bisa membaca pikiran orang lain. Namun dia tak mengerti kenapa dia tak bisa membaca pikiran...