#13 Always Be Your Side

504 136 14
                                    

Tzuyu terus menatap Jungkook. Ia sungguh bingung harus bertanya seperti apa pada Jungkook. Ia merasa jika ia belum terlalu dekat untuk menanyakan masalah pribadi. Tapi jika ia tak kunjung menanyakannya, ia akan terus diikuti oleh rasa penasarannya.

Jungkook menopang dagunya, membalas tatapan intens yang sejak tadi Tzuyu lakukan padanya. "Tzuyu, tulisannya ada di papan tulis, bukan di wajahku."

Tzuyu mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia mengatupkan bibirnya sebelum akhirnya membenarkan posisi duduknya. Tak lupa ia juga memukul pelan dahinya sebab ia lagi-lagi tertangkap sedang menatap lamat Jungkook.

Aku selalu saja tertangkap.

Tzuyu mulai memperhatikan papan tulis. Sebenarnya pelajaran bahasa Inggris bukanlah hal yang sulit untuknya. Tapi ia tetap perlu memperhatikan gurunya, bukan?

Jungkook tersenyum saat ia melirik ke arah Tzuyu, membuat beberapa teman sekelasnya mulai risih. Selama ini Tzuyu selalu menjauh dari siapapun. Tapi saat ini ia justru sangat dekat dengan Jungkook.

"Aku punya rencana untuk menjebak Tzuyu."

Brak!!

Tzuyu tiba-tiba saja memukul meja, membuat seluruh atensi kini mengarah ke arahnya. Bahkan Jungkook yang tidak sedang melamun saja sangat terkejut.

Kenapa dia selalu mencari masalah padaku? Tzuyu menatap marah Lily. Jika tak ada guru di dalam kelasnya, ia sudah melabrak gadis yang jelas-jelas memiliki rahasia besar itu. Ia ingin sekali melaporkan Lily pada pihak sekolah. Hanya saja penglihatannya sama sekali tak akan bisa dijadikan sebagai bukti. Ia perlu bukti yang bisa mendukung tuduhannya itu.

"Tzuyu, kau baik-baik saja?" tanya Jungkook sambil mengusap punggung tangan Tzuyu dengan halus.

"Tzuyu, kau sudah membuat keributan. Lebih baik kau keluar dari kelas," ujar gurunya, membuat Tzuyu dengan segera beranjak meski dengan perasaan kesal.

Melihat hal ini tentu saja tak membuat Jungkook diam saja. Ia mencari cara agar ia juga dikeluarkan dari dalam kelas sama seperti Tzuyu.

Jungkook memberanikan dirinya untuk mengangkat tangannya.

"Jungkook, ada apa?"

"Tadi saya menginjak kaki Tzuyu. Mungkin Tzuyu merasa kesal karena itu."

Gurunya mengulurkan tangan, meminta Jungkook keluar dari kelas. Tentu saja hal ini membuat Jungkook merasa sangat senang. Dengan seperti ini, ia bisa menemani Tzuyu.

Tzuyu duduk di depan kelas. Rematan tangannya pada bangku mengisyaratka jika ia benar-benar marah. Namun Jungkook tak merasa ragu untuk duduk di samping Tzuyu. Bahkan ia meletakan tangannya di atas tangan Tzuyu.

"Kenapa kau tiba-tiba saja marah, hm?"

Tzuyu merasa ngeri mendengar nada halus dari Jungkook. Ia jadi menikmati ketidaktahuan Jungkook soal kelebihannya. Bahkan dengan Jungkook mengira dirinya menderita pemyakit mematikan, Tzuyu merasa memiliki teman yang benar-benar tulus.

Tzuyu menatap Jungkook kemudian tersenyum. "Aku baik-baik saja."

"Apa kau merasa sakit? Katakan padaku bagian mana yang sakit?" Jungkook membolak-balik tangan Tzuyu. "Kenapa kau memukul meja?"

"Aku sungguh baik-baik saja."

"Kau sungguh tak sedang merasa sakit? Apa aku perlu mengantarmu ke UKS?"

Tzuyu kembal menggeleng. Ia sungguh bertanya-tanya apa sekhawatir itu Jungkook padanya? Bahkan selama ini tak ada yang peduli padanya meskipun ia sering sekali mimisan.

"Tzuyu, aku ada di sini untukmu. Kau bisa menceritakan apapun yang kau rasakan dan aku janji tak akan membocorkannya pada siapapun," ujar Jungkook sambil mengacungkan kelingkingnya, membuat Tzuyu tersenyum kemudian mengaitkan kelingkingnya. "Pinky promise."

Aku selalu berharap jika aku tak akan mendengar suara hatimu. Aku belum sanggup kehilangan sosok teman yang ku anggap tulus.

*
*
*

Wenghua berdeham sebelum akhirnya duduk di samping Tzuyu. Kehadiran Jungkook dan Hyunbin nampaknya membuat rasa protektif Wenghua mulai terlihat. Ia hanya merasa aneh karena 2 pria itu seolah tiba-tiba muncul dalam hidup Tzuyu.

"Noona, apa mereka selalu mengikuti Noona?" bisik Wenghua, membuat Tzuyu terkekeh.

"Tidak. Anggap saja mereka bodyguard baruku," bisik Tzuyu yang kemudian mulai menyantap makan siangnya.

"Kenapa kalian terus mengikuti Noona?" tanya Wenghua sambil menunjuk Jungkook dan Hyunbin secara bergantian menggunakan sumpit yang ada di tangannya.

"Kami temannya Tzuyu."

Sebenarnya Tzuyu merasa sikap protektif Wenghua ini justru terlihat sangat lucu. Bahkan Jungkook dan Hyunbin nampak mulai panik karena tatapan tajam Wenghua. Ia akui jika Wenghua adalah orang yang mampu menghalau berbagai pria yang berusaha mendekati Tzuyu. Tapi dengan menakuti Jungkook seperti ini rasanya benar-benar tak mungkin memukul mundur pria Jeon itu.

"Tenanglah, aku benar-benar temannya Tzuyu," jawab Jungkook dengan sangat santai.

"Aku tahu tipe pria sepertimu. Kau pasti hanya akan mendekati Noonaku lalu pergi tanpa permisi saat Noonaku mulai jatuh cinta. Jika kau melakukannya, aku pastikan hidupmu tidak akan selamat," jelas Wenghua, membuat Tzuyu hampir saja tersedak. Ia memang sering bertengkar dengan Wenghua. Tapi masalah yang seperti ini, Wenghua pasti menjadi orang paling pertama yang turun tangan.

"Wenghua, lebih baik kau makan sebelum bel masuk berbunyi."

*
*
*

Tzuyu hanya bisa tersenyum mendengar ocehan Jungkook soal Wenghua. Ya, semenjak Jungkook selalu berada di sampingnya, Tzuyu sudah jarang menggunakan earphonenya. Lagipula suara-suara hati di sekitarnya akan tersamarkan oleh ocehan-ocehan Jungkook.

"Apa Adikmu memang semenyeramkan itu?"

"Wenghua sangat menyayangiku bahkan melebihi dia menyayangi dirinya sendiri. Aku bahkan selalu lupa jika dia Adikku karena dia lebih sering menjagaku."

Langkah mereka berdua terhenti saat Lily berdiri di hadapan mereka.

"Bisakah kau tak mencari masalah denganku?" Tzuyu sebenarnya bisa melawan Lily. Tapi bayi itu membuatnya benar-benar ragu untuk melawan. Ia takut jika sesuatu terjadi pada Lily.

"Tzuyu, aku--"

"Bicara saja di sini," ujar Jungkook dengan nada dinginnya.

Lily berdecih mendengar ucapan Jungkook. "Kau siapa ingin ikut campur? Lagipula apa kau sungguh mau berteman dengan orang seperti Tzuyu? Dia pembohong besar jika kau ingin tahu."

"30 Agustus pukul 6 pagi. Kau..."

Lily membulatkan matanya saat Tzuyu dengan tepat mengatakan hari yang bisa dibilang berhasil merubah hidupnya itu.

"Haruskah aku melanjutkannya?" tanya Tzuyu sambil menatap kukunya. Ia kemudian menatap Lily yang justru tergagap hanya untuk menjawab pertanyaan Tzuyu. "Ya? atau tidak? Ah aku rasa kau ingin aku melanjutkannya."

"Yak!"

"30 Agustus pukul 6 pagi. Garis dua dan...penolakan. Ck, ck, ck, bukankah itu terdengar menyedihkan? Aku ingin sekali melaporkannya. Tapi aku tahu jika itu tak akan berpengaruh sama sekali karena aku dicap sebagai pembohong besar." Tzuyu berlalu, meninggalkan Lily yang kini berusaha mengendalikan emosinya. Ia tahu jika melawan Tzuyu bukanlah hal bagus untuk ia lakukan. Apalagi ia sudah tahu soal kelebihan Tzuyu.

"Tzuyu, apa maksudmu?"

Tzuyu berbalik kemudian mengangkat kedua bahunya. "Dia menggambar 2 garis di tembok belakang sekolah. Bukankah itu sebuah masalah?"

Aku tak mungkin mengatakan jika aku melihat cuplikan pikiran Lily. Aku masih penasaran sampai kapan aku harus menyembunyikan fakta ini? Apa sampai aku bisa membaca hati dan pikiran Jungkook?






TBC🖤

2 Oct 2020

Let Me✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang