#18 It's Time To...

495 135 23
                                    

Pertanyaan soal Ayahnya sepertinya mulai menjengkelkan. Menurut Jungkook, hal itu merupakan aib baginya. Kemanapun ia pergi, ia benar-benar tak suka jika nama Ayahnya kembali disebut. Bahkan Jungkook berniat untuk pindah sekolah karena itu. Namun Tzuyu membuatnya mengurungkan niat. Ia tak ingin gadis itu kembali kesepian jika ia pergi.

Lily dan Jeonghan memang sudah dikeluarkan minggu lalu dan Jungkook merasa lega karena Tzuyu tak akan diganggu lagi. Namun ia tetap saja berat untuk meninggalkan Tzuyu. Apalagi karena ia yakin Tzuyu tetap akan kesepian di sekolah.

Tzuyu menatap Jungkook heran. Sejak tiba tadi, Jungkook hanya melamun tanpa membuka pembicaraan seperti biasanya. Ia lantas melambaikan tangannya di hadapan wajah Jungkook agar pria itu mau berkedip. Tapi nyatanya Jungkook tetap tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Hingga akhirnya Tzuyu mulai kehilangan kesabarannya dan memukul meja, membuat seisi kelas mulai menatapnya. Bahkan Jungkook sampai meninggalkan dunia lamunannya.

"Ada apa, Tzuyu? Apa terjadi sesuatu?"

"Kenapa kau terus diam saja sejak datang tadi? Apa ada masalah?" sulut Tzuyu, membuat Jungkook dengan segera tersenyum dan menggeleng. "Lalu kenapa terus diam?"

"Sebenarnya aku sangat takut orang-orang mengetahui rahasia masa laluku. Cukup guru-guru saja yang mulai membicarakanku. Aku tak ingin semua orang yang ada di sekolah membicarakanku." Tzuyu memicingkan matanya sebelum akhirnya memalingkan pandangan. Ia sebenarnya masih tak mengerti kenapa Jungkook mau menyembunyikan masalahnya. Bahkan sudah hampir seminggu hanya kata-kata mengenai masa lalu yang bisa Tzuyu dengar dari hati Jungkook.

Tzuyu sudah mencoba untuk bertanya Hyunbin. Tapi teman dekat Jungkook itu tak mau memberitahunya. Bahkan menurutnya, Hyunbin terkesan seperti menghindar darinya. Lalu Pamannya Jungkook? Ia baru bertemu sekali dengan walinya Jungkook itu. Jadi ia merasa ragu jika harus bertanya soal apa yang berusaha Jungkook sembunyikan dari semua orang. Tapi ia juga tak bisa menunggu lebih lama lagi agar Jungkook mau menceritakannya.

"Kau masih mau menyembunyikannya?"

Tatapan Jungkook yang tadinya hangat berubah menjadi sangat dingin.

"Kenapa kau jadi marah padaku? Kau yang bilang aku adalah temanmu. Lalu kenapa tak mau menceritakan apapun?"

Kali ini giliran Jungkook yang marah. Ia memilih untuk pergi, tak mempedulikan panggilan Tzuyu padanya.

"Aish, dia sudah sangat menyebalkan karena menganggapku sekarat dan kali ini dia lebih menyebalkan karena justru pergi saat aku bertanya." Tzuyu tetap menyusul Jungkook setelah menggerutu. Ia tak peduli meskipun sebentar lagi bel masuk akan segera berbunyi.

Tzuyu berjalan santai sambil menggunakan earphone di kedua telinganya. Ia mengabaikan tatapan-tatapan aneh dari setiap siswa maupun siswi yang dilewatinya. Lagipula gosip mengenai dirinya memang sudah terlanjur tersebar. Untuk apa ia bersembunyi?

Tzuyu memutar mata jengah saat Jungkook justru mengarah ke rooftop. "Aish, jangan bilang jika dia mau bunuh diri? Bukankah dia lebih parah dari diriku?"

Tzuyu terus mengikuti Jungkook meskipun terus menggerutu. Hingga akhirnya mereka sama-sama tiba di rooftop sekolah mereka. Tzuyu benar-benar sengaja menutup pintunya dengan keras agar Jungkook berbalik.

Benar saja, Jungkook berbalik meskipun detik berikutnya, ia memilih untuk tak peduli pada Tzuyu.

"Tunggu!"

Langkah seorang pria terhenti begitu saja. Dia lantas mengepalkan tangannya, berusaha untuk mengendalikan dirinya agar tak berbalik.

Tak membuat pria itu berbalik, gadis itu akhirnya memutuskan untuk melangkah lebih dekat.

"Jika kau hanya ingin mencampuri urusanku, maka berhenti untuk mendekatiku," dingin Jungkook tanpa melirik sama sekali. Namun siapa sangka? Tzuyu itu justru tersenyum lalu memilih untuk menggenggam tangan Jungkook yang kini berdiri di sampingnya.

"Semua orang pasti punya masa kelam mereka masing-masing. Dengan menutup diri kau hanya akan membuat luka itu semakin dalam." Tzuyu memilih berdiri di hadapan Jungkook.

"Aku hanya tak ingin mereka menginjakku." Suara itu tiba-tiba saja terdengar, membuat Tzuyu meraih tangan lain dari Jungkook.

"Dan aku ada di sini untuk menghalau mereka. Ck, kau masih saja takut? Setiap saat kau terus mengatakan 'aku takut' Apa kau tidak punya kata lain?"

Jungkook akhirnya berani mempertemukan tatapannya dengan tatapan gadis yang ada di hadapannya, membuat Tzuyu kembali mengutas senyuman di wajahnya.

Jungkook tiba-tiba saja ingat perkataan Lily saat itu. Ia lalu membulatkan mata saat justru bisa membuktikannya. "Jadi kau sungguh—"

"Orang bilang aku orang aneh, tapi aku tak memaksa jika kau tidak ingin berteman denganku lagi," sela Tzuyu yang diiringi senyuman manisnya.

Pria itu kini melepas kedua tangannya, beranjak menuju tepian rooftop sekolah mereka. "Aku pikir itu hanya rumor yang tersebar begitu saja."

"Bukankah aneh ketika rumor itu tersebar tanpa sebab? aku rasa ini terjadi saat kasus itu. Lily menyebalkan itu membuat semua orang akhirnya tahu soal diriku." Tzuyu membuat tanda kutip dengan jarinya. "Lagipula aku juga tak menginginkan terlahir seperti ini, membuatku pusing saat aku harus berdiri diantara banyak orang."

"Memangnya kenapa?" tanya Jungkook yang membuat sang gadis mengangkat kedua bahunya.

"Rasanya seperti mendengar banyak cerita dalam waktu yang bersamaan. Kau tahu? hal itu membuatku sangat pusing. Bahkan kau juga sering melihat mimisan," papar Tzuyu yang membuat Jungkook terkejut bukan main. Selama ini dia selalu berpikir jika Tzuyu memiliki riwayat penyakit yang berbahaya.

"Aku pikir kau punya penyakit berbahaya."

Tzuyu hanya terkekeh mendengar terkaan pria yang kini berdiri di sampingnya. Namun detik berikutnya ia memberikan tatapan tajamnya. "Kau sungguh memikirkan hal seperti itu? tidak bermutu sekali."

"Kau jarang ikut pelajaran olahraga."

Tzuyu mendelik lalu menatap langsung Jungkook. "Itu artinya aku sedang malas."

"2078." Tzuyu memicingkan matanya saat dia mendengar 4 angka itu disebut.

"Itu nomor yang sangat ku sembunyikan dari semua orang."

Jadi selama ini Yejun yang merupakan Ayah Jungkook adalah...

"Ya, kriminal yang kini hilang dari penjara. Kau bisa menjauh dariku jika kau mau. Lagipula aku juga akan pergi. Kau ternyata tidak sakit dan..." Jungkook yang tadinya menatap lurus ke arah lapang, kini kembali menatap Tzuyu. "Aku tak akan khawatir jika meninggalkanmu."

Tzuyu menangkup wajah Jungkook. "Cobalah untuk menghadapinya. Aku pasti akan membantumu."

Jungkook menggenggam tangan Tzuyu kemudian tersenyum. "Jika semua orang sudah tahu, sudah saatnya aku pergi. Aku berharap kita bisa bertemu lagi lain waktu. Jaga dirimu baik-baik."

Tzuyu langsung memeluk Jungkook. Pernyataan Jungkook sungguh membuat hatinya sakit. Apalagi karena Jungkook adalah satu-satunya teman untuknya.

"Kau harus berjanji jika kau tak akan menjauhi yang lainnya lagi. Cobalah untuk berteman."

"Aku tidak mau. Pokoknya jika kau pergi kau benar-benar berurusan denganku," ancam Tzuyu. Namun hal ini justru membuat Jungkook tersenyum dan mengusap pucuk kepalanya.

"Sampai jumpa lagi, Tzuyu. Aku yakin kita pasti akan bertemu lagi."

"Aku akan membantumu menemukan Ayahmu. Tapi tolong jangan pergi."

"Aku tetap harus pergi."

TBC🖤

8 Oct 2020

Merekanya pisah😭

Let Me✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang