#30 Apa...

458 124 11
                                    

"Kelebihanmu kembali?"

Tzuyu menghentikan langkah kemudian berbalik. Ia tersenyum dan mengangguk, membuat Jungkook ikut senang dibuatnya.

"Sungguh?"

"Aku rasa kelebihanku bukan lenyap. Itu hanya semi lenyap karena sebelumnya aku menggunakannya secara berlebihan." Tzuyu memutuskan untuk kembali ke meja makan. "Kau ingat saat aku sampai mimisan dan bahkan pingsan hanya karena aku membaca pikiran dari satu orang? Itu bahkan terdengar terlalu mustahil. Hari itu kau memarahiku dan ternyata benar, terjadi sesuatu padaku."

"Memangnya bisa seperti itu?"

Tzuyu mengangguk. "Sepertinya aku memang harus belajar mengendalikan diriku. Ditambah lagi di sini aku hanya makan sedikit. Oh Tuhan, kenapa aku harus tinggal bersamamu?"

Jungkook memutar malas kedua bola matanya jengah. "Mungkin karena kau melakukan dosa besar di kehidpuan sebelumnya. Kau pasti meminum banyak anggur."

"Jadi kau masih tak terima soal bir itu? Baiklah, aku akan menggantinya nanti."

"Tidak, pokoknya jangan coba-coba minum lagi karena aku tahu hal itu bukan dirimu, Tzuyu. Kau baru pertama kali ya?"

Tzuyu terdiam mendengar pertanyaan dari Jungkook itu. Sebenarnya memang itu pertama kali ia mencicipi minuman dengan alkohol tersebut. "Tapi tunggu. Apa karena aku minum minum? Ah, sepertinya itu karena aku menciummu tiba-tiba."

Jungkook terkekeh mendengar keluhan Tzuyu itu. "Makanya jangan cari masalah sendiri. Lain kali jika kelebihanmu hilang karena ulahmu, aku sungguh tidak akan membujukmu seperti kemarin. Membujukmu benar-benar sulit."

Tzuyu mendesah kesal. "Kau harus mengantarku ke kuil. Aku harus menebus dosaku dengan berdoa di sana."

🍀🍀🍀

Tzuyu menopang dagunya dengan tangan kanannya. Ia masih kesal? Tentu saja. Baru menjalin hubungan dengan Jungkook, membuatnya terlampau cemburu pada wanita-wanita yang tadi mengerumuni kekasihnya itu.

"Permisi, apa Jungkook ada di ruangannya?"

Tzuyu yang tadinya duduk santai, mendadak memasang wajah tegangnya. Ia melihat cuplikan samar yang sama dengan yang ia lihat hari itu dari pria misterius. Namun kali ini yang berdiri di hadapannya justru Hyeongjun.

Tidak Tzuyu, jangan memaksakan diri lagi. Ingat apa yang Jungkook katakan. Tzuyu melirik ke arah ruangan Jungkook yang hanya terpisah satu pintu dengan ruangannya.

"Aku rasa Jungkook ada di sana. Ada apa?"

Hyeongjun tersenyum kemudian mendekati Tzuyu. "Berikan ini padanya. Aku membeli jas tapi sungguh tak cukup untukku."

"Ah...baiklah. Akan ku sampaikan." Tzuyu menerima paper bag yang Hyeongjun berikan. Tapi ia sungguh tak mengerti kenapa ia bisa melihat cuplikan pikiran serupa dari 2 orang yang berbeda. Jika ia ingat-ingat lagi, kemungkinan besarnya, mereka adalah orang yang sama.

Jungkook baru saja keluar dari ruangannya setelah perbincangannya dengan klien sudah selesai. Ia mengernyit saat mendapati Tzuyu melamun sambil memangku sebuah paper bag.

"Tzuyu? Kau melamun?" Pertanyaan Jungkook tentu saja membuat lamunan Tzuyu harus terhenti begitu saja. "Kau baik-baik saja?"

Let Me✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang