"Appa?" Haru membuat Hyeongjun dengan segera meletakan sebuah foto yang ia lihat tadi. Ia menyembunyikannya, berharp Haru tak akan melihatnya.
"Ada apa?"
"Kenapa Appa sangat gugup? Aku hanya bertanya saja tadi. Ah ya, Tzuyu jadi sekertaris tetap Jungkook saja. Aku akan jadi sekertarisnya Seojun saja."
"Ah baiklah, nanti Appa akan mengatakannya pada Tzuyu."
Tzuyu saat ini tengah menyiapkan makan malam. Dengan sepotong daging yang ada di kulkas Jungkook, ia ingin membuat sebuah hidangan yang mungkin bisa dikatakan mewah.
"Apa yang harus ku lakukan?" Suara hati Jungkook kembali Tzuyu dengar. Namun naas, keterkejutannya justru membuat tangannya kini teriris oleh pisau.
"Aw!" Tzuyu langsung memasukan telujuknya ke dalam mulut saat darah segar mulai keluar dari ujung jarinya. Ia sungguh tak mengerti kenapa ia bisa-bisanya ceroboh seperti ini.
"Kau ba--" Langkah Jungkook terhenti di ambang pintu dapur. Matanya membulat saat mendapati pisau tergeletak di atas cabinet dapurnya. Ia tak tahu darimana Tzuyu mendapatkannya sebab di dapurnya sama sekali tak ada pisau.
Kepalanya mulai sakit. Dengingan juga mulai ia dengar. Kilasan-kilasan soal malam itu mulai masuk satu persatu ke dalam otaknya. Bahkan hal ini membuat Tzuyu merasa sangat bingung. Apalagi saat Jungkook mengerang kesakitan hingga akhirnya pingsan.
"Jungkook, kenapa kau pingsan? Aku tak bisa mengangkatmu." Tzuyu mengguncang tubuh Jungkook, berharap pria Jeon itu akan segera membuka matanya. Namun ternyata itu sama sekali tak berefek.
Tzuyu meraih kedua tangan Jungkook. Ia kemudian mulai menarik tubuh pria tersebut karena tenaganya tak terlalu kuat untuk mengangkat bobot tubuh Jungkook. "Ini karena dirimu ya. Aku tak akan tanggung jawab jika tubuhmu sakit."
Tzuyu menghela napasnya begitu ia bisa menarik tubuh Jungkook sampai ke kamarnya. "Ish, tubuhmu sungguh berat. Kenapa kau harus pingsan? Menyebalkan sekali."
Tzuyu duduk di tepian ranjang. Ia melirik Jungkook yang masih tergeletak di lantai. "Kau tidur saja di situ. Aku lapar dan kau membuat acara masakku harus terganggu. Diam di situ ya. Jika ingin pakai selimut, ambil saja sendiri. Kau punya tangan 'kan?"
Tzuyu beranjak, berjalan menuju dapur. Ia baru memotong bawang dan kejadian itu membuatnya malah mengiris jarinya.
*
*
*Jungkook memijat pelan bahunya. Ia kemudian membulatkan matanya saat Tzuyu dengan santai memakan makan malamnya.
"Ah, akhirnya kau bangun. Kau harus makan. Ini masakanku dan aku jamin rasanya enak." Tzuyu seolah tak melakukan apapun. Ia bahkan memakan makan malam itu dengan sangat santai.
"Kau melakukan apa padaku?"
"Kau tiba-tiba saja pingsan. Tapi karena aku belum makan dan aku tak mungkin menggendongmu, aku menggusurmu sampai kamar. Tapi aku tak bisa membaringkanmu di kasur karena kau berat. Jadi aku membiarkanmu tidur di lantai," jelas Tzuyu yang kemudian memakan potongan dagingnya. "Ayo duduk sebelum dagingnya aku habiskan."
Jungkook memasang wajah masam. Baru saja beberapa saat sebelumnya mereka berdua membangun suasana romantis, berikutnya Jungkook malah mendapat hal yang mengenaskan.
"Ah iya, kenapa di dapurmu tidak ada pisau sama sekali? Aku menemukannya dengan susah payah di dalam lemari."
"Itu?" Jungkook masih mengunyah potongan daging yang masuk ke mulutnya. "Aku trauma pada pisau."
"Lalu selama ini kau menggunakan apa untuk memotong sesuatu?" tanya Tzuyu, membuat Jungkook mengangkat kedua bahunya.
"Gunting."
"Apa itu bisa?"
"Tentu saja. Semenjak kejadian menyeramkan itu, aku tak pernah melihat pisau. Pamanku juga tak pernah menunjukannya padaku karena itu hanya akan membuatku sangat ketakutan."
"Kau tak bisa mengendalikan ketakutanmu?"
Jungkook mengangguk. Namun ia belum mau menjawab sebab dalam mulutnya dipenuhi daging. Setelah ia menelannya, ia menjawab, "Sudah beberapa kali aku pergi ke psikiater. Tapi trauma itu tetap saja membekas dalam ingatanku."
"Ah maaf. Aku sungguh ta tahu jika kau takut pada pisau. Jika tahu seperti itu, aku pasti akan segera menyembunyikannya agar aku tak perlu repot-repot menggusur tubuhmu yang berat."
Jungkook memutar jengah bola matanya. "Jadi seperti itu cara memperlakukan pacarmu? Seharusnya kau khawatir padaku."
Tzuyu tersenyum. Ia kemudian meletakan tangan kanannya di pipi Jungkook. "Baiklah, aku khawatir padamu, chagi."
Tentu saja hal ini cukup membuat Jungkook merasa salah tingkah. Bahkan wajahnya juga ikut memerah karena tersipu oleh panggilan Tzuyu itu.
"Tapi aku rasa memanggil Kookie lebih bagus. Aku akan memanggilmu Kookie. Jeon Kookie," ujar Tzuyu, membuat Jungkook memasang wajah kesalnya.
"Kenapa tidak chagi?"
"Kookie lebih terdengar imut," ujar Tzuyu yang kembali melanjutkan makannya.
"Tzuyu bisa saja membuatku salah tingkah." Suara itu tentu saja membuat Tzuyu terkekeh.
"Tentu saja, aku ini Chou Tzuyu. Nanti cuci piringmu sendiri. Aku harus mengerjakan sesuatu."
"Kelebihanmu kembali?"
*
*
*Tzuyu tengah mengantar Jungkook ke pengadilan. Ia sebenarnya tak mau karena ia yakin di sana ia hanya akan menguap karena merasa bosan. Tapi saat ia melihat Jungkook mulai melakukan tugasnya, ia malah merasa sangat tertarik menyaksikan persidangan itu.
Dengan tuxedo hitam yang hari ini Jungkook pakai, tentu saja penampilannya benar-benar terlihat sangat tampan. Bahkan Tzuyu ingat saat tadi pagi ia menbantu Jungkook memakai dasinya.
"Woah, kau sangat keren." Tzuyu mengacungkan ibu jarinya saat mereka berjalan di lorong pengadilan itu. "Kau tahu? Kau seperti pengacara yang ada di dalam sebuah drama. Sangat keren."
"Kau bisa saja."
Langkah mereka harus terhenti begitu saja saat beberapa wanita mendekati mereka berdua.
"Yak!" Tzuyu menerobos wanita yang mulai mengerumuni Jungkook. Ia kemudian berdiri di depan Tzuyu sambil merentangkan tangannya. "Apa kalian tidak malu?"
"Maaf nona, kau siapa?"
Tzuyu memasang wajah so garangnya. Ia melipat kedua tangannya dan membuat Jungkook hanya diam saja. "Kau tidak tahu dia siapa? Jeon Jungkook, pacarku. Kenapa kalian mendekatinya bahkan saat aku ada? Kau, kau, kau, kau dan kalian semua. Jika kalian berani mendekati Jungkook lagi, kalian pasti tahu akibatnya."
Bukannya takut, salah seorang dari mereka mendorong Tzuyu hingga jatuh. Tentu saja hal ini membuat Tzuyu semakin kesal.
"Ish, dia bukan selebritis tapi tak menolak saat mereka meminta tanda tangan atau foto," gumam Tzuyu kesal. Ia bangkit, kembali melipat kedua tangannya, berharap jika wanita-wanita itu akan menyingkir.
"Tzuyu, maaf. Ini adalah fan service."
Tzuyu menghentakan kaki kesal. Ia lantas meninggalkan Jungkook bersama wanita-wanita itu sementara ia akan langsung pulang saja menggunakan taksi. Baru saja ia memuji Jungkook dan saat ini ia malah dibuat kesal oleh pria Jeon itu.
"Tzuyu! Chou Tzuyu! Chagi! Yeobo! Baby!" Jungkook terus berteriak sambil mempercepat langkah untuk mengejar Tzuyu. Namun gadis itu sama sekali tak mau menghentikan langkahnya.
"Tzuyu!"
"Aku mau pulang saja! Jangan ikuti aku!" kesal Tzuyu.
"Tzuyu, kau bisa pingsan nanti. Aigo, cemburumu benar-benar tidak menggemaskan. Tunggu aku!"
TBC🖤
21 Oct 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Let Me✔️
Fanfic"Jika hatimu sedalam lautan, aku tak pernah takut meskipun aku akan tenggelam di dalamnya." Kisah seorang gadis dengan kekuatan supranatural yang membuatnya bisa membaca pikiran orang lain. Namun dia tak mengerti kenapa dia tak bisa membaca pikiran...