31

127 17 1
                                    

Rintikan hujan membasahi bumi, angin kencang melantunkan melodi di setiap gesekan antara mereka. Dinginnya malam menambah suasana menjadi hening hanya suara hujan dan angin menjadi pengantar malam yang panjang.

Luhan mendudukkan dirinya si sampai Sehun setelah dirinya selesai mengembalikan gelas kosong hasil dari susu hangat yang sudah ia minum. Memandang Sehun berkonsentrasi pada pekerjaannya membuat Luhan hanya bisa diam dan memandangi sang suami. Sehun melirik sesat Luhan yang setia di sampingnya dan beberapa saat kemudian rasa kantuk menguasai Luhan secara perlahan. Sehun menghentikan pekerjaannya, menutup laptopnya dan membawa Luhan ke dalam kamar mereka.

Baru saja ia membaringkan Luhan di atas ranjang, kedua bola mata Luhan kembali terjaga dan mendudukkan dirinya.

" Kenapa bangun baby? Tidurlah" Luhan menggelengkan kepalanya dan memperhatikan jendela rumah yang tertutup, namun. Suara rintikan hujan terdengar jelas hingga sekarang.

" Hunnie, aku ingin mandi hujan " ujar Luhan seketika, sontak membuat Sehun terdiam.

" Tidak, " ujar Sehun tegas.

" Hanya sebentar saja "

" Tidak baby, kau sedang hamil dan lagian ini sudah malam bagaimana jika kalian bertiga sakit hm? "

" Tapi hunnie, baby oh ingin main hujan " ujar luhan

" Tidak sayang, nanti kalian sakit " ungkap Sehun lembut. Luhan mengkerucutkan bibirnya kesal, keinginan mereka tidak di kabulkan.

" Sehunnie,,, " bujuk Luhan lagi. Sehun menghela nafasnya sesaat, berjalan mendekati lemari pakaian dan mengambil jaket tebal dan membungkus tubuh Luhan kemudian.

" Tidak dengan main hujan, tapi melihat saja tidak apa kan baby?" Luhan melengkungkan bibirnya, namun ia tidak menolak perkataan Sehun.

Berjalan menuju balkon kamar, Luhan yang awalnya hendak berjalan lebih dekat dengan hujan harus terhenti ketika Sehun memeluk dirinya dari belakang dengan erat.

" Jangan nakal, " ujar Sehun menyandarkan kepalanya pada pundak Luhan, memandang langit yang gelap bersama rintikan hujan.

Sehun mengusap perut Luhan lembut, merasa diri mereka sudah lama berdiri menatap hujan, Sehun membawa Luhan kembali ke atas ranjang dan menutup kembali jendela balkon. Luhan yang awalnya menolak harus menurut karena Sehun sudah memintanya untuk sehat selalu.

Luhan membaringkan tubuhnya asal, kedua matanya tidak ingin tidur dengan baik, Sehun yang melihat Luhan yang tidur asal, mengelengkan kepalanya.

" Baby, " ujar Sehun merapikan letak tubuh Luhan untuk tidur namun Luhan tidak peduli dan merentangkan kedua tangan dan kakinya.

Iseng dengan kejahilan mendarah daging, Sehun dengan hati-hati menarik kaki Luhan dan satu tangannya menahan perut Luhan tetap terjaga. Namun tampaknya Luhan yang terkejut dengan tindakan Sehun mendelik tajam pada Sehun.

" Kyaa,,, kakiku bisa lepas bodoh " umpat Luhan menahan kakinya yang di tarik Sehun sedangkan Sehun menarik kaki satunya lagi ke hadapannya hingga teriakan Luhan kembali terdengar lagi.

" Aku pintar baby, sangat pintar dan berbakat " ujar Sehun mengkukung tubuh Luhan dengan dirinya dan mengkecup bibir Luhan yang sedikit terbuka.

" Ya ya ya pintar bercampur bodoh" jelas Luhan.

Sehun tidak mempermasalahkan perkataan Luhan, matanya bahkan tidak lepas dari bibir Luhan yang bergerak ketika Luhan berbicara dengannya.

" Apa kau lelah baby?" Luhan yang sejak tadi mengumpati Sehun harus terdiam dan menggelengkan kepalanya.

ABCDEFGHI LOVE YOU WILL YOU MERRY ME (✔️) [HUNHAN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang