ㅤㅤ SIX

454 73 13
                                    

Setelah sampai di rumah, Juyeon merebahkan badannya di sofa diikuti dengan Eunseo yang ikut duduk di sebelahnya. Mereka hanya diam seperti itu sampai Juyeon bergerak untuk memeluk Eunseo dari samping sambil memberikan kecupan kecil di Eunseo.

"Juy,"

"Hm,"

Eunseo tau Juyeon tak akan suka dengan idenya ini, tapi Eunseo hanya ingin melindungi hubungannya. "Kamu bisa ga jangan terlalu deket sama Dea?"

Juyeon menghentikan kegiatannya dan menatap Eunseo bingung. "Aku ga deket kok sama Dea,"

Eunseo stress lama-lama. Padahal bukan begitu maksud Eunseo.

"Iya tau, aduh gimana ya, pokonya jangan deket-deket Dea lagi deh."

"Lah kalau aku ga deket Dea, nanti tugas kelompok ku gimana?"

Juyeon hiihhh.

"Yaudah kalau tugas kelompoknya udah selesai kamu jangan deket-deket Dea, blok aja kontaknya."

Juyeon menghela nafasnya kemudian mengangguk. Ia mengamati wajah Eunseo dengan jarak sedekat ini. Ia menyelipkan rambut Eunseo kebelakang telinganya dan tersenyum ke arah Eunseo.

Ia jadi teringat saat pertama kali Juyeon berani mendekati Eunseo dan saat itu wajah Eunseo terkena terpaan angin yang membuat Eunseo terlihat sangat cantik.

Tiap haripun, jika Juyeon melihat wajah Eunseo, ia selalu jatuh cinta kesekian kalinya kepada Eunseo. Ia merasa pria paling beruntung yang bisa memiliki Eunseo.

"Kamu belum jawab pertanyaan tadi," kata Juyeon. Eunseo mengerti maksud Juyeon memutar bola matanya. "Mau jawab gimana kamu ditarik sama Dea."

Juyeon menepuk dahinya membuat Eunseo terkekeh. "Sorry."

"Jawab sekarang dong kalau gitu," Eunseo berpura-pura memikirkannya terlebih dahulu membuat Juyeon gemas karena Eunseo tak kunjung memberinya jawaban.

"Jawab, Seo. Jangan kebanyakan mikir, otakmu ganyampe," terhina, Eunseo mendorong wajah Juyeon menjauh. "Kurang ajar."

Masih tak dijawab, Juyeon mulai menghujani wajah Eunseo dengan kecupan membuat Eunseo geli dan tertawa.

"Ayo jawab, jawab, jawab."

"Ihh iya iyaa."

"Iya apa?"

"Ah gataulah!"

Juyeon tertawa dan akhirnya menarik tengkuk Eunseo untuk mencium gadisnya itu. Juyeon bahagia, kelewat bahagia, karena Eunseo menerima ajakannya untuk menikah.

Malam itu mereka melupakan segala masalah yang baru saja mendatangi dan hanya ingin berada di dunia yang mereka buat sendiri.

Setidaknya mereka sudah membuat janji dan berkomitmen untuk terus bersama.

Tapi dengan kondisi hubungan yang sudah beracun seperti ini, apa mereka yakin untuk membawanya ke jenjang yang lebih serius?


🍹


"Good job! Saya memang benar memilih kalian sebagai presenter pertama. Good work, silahkan kembali ketempat kalian!" Puji dosen tersebut setelah kelompok Juyeon mempresentasikan hasil kerja mereka di depan kelas.

Juyeon duduk di sebelah Eunbi lagi dan dirinya ditoel oleh Eunbi. "Kata Eunseo blok kontaknya Dea."

Juyeon menghela nafasnya dan mengangguk. "Iya nanti."

Bohong, bahkan setelahnya pun, Juyeon tak melakukan hal yang Eunseo minta. Yang ada dipikiran Juyeon, Eunseo hanya cemburu semata. Tanpa Juyeon tau, Dea adalah malapetaka bagi hubungannya dengan Eunseo.

 ࣧ 𝐒𝐀𝐋𝐓𝐘 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang