ㅤㅤ SIXTEEN

507 66 70
                                        

Setelah perdebatan panjang dengan hatinya itu, hujan turun yang menyebabkan Eunseo terpaksa pulang bersama Juyeon.

Dan disinilah ia, di mobil yang dulu ditumpanginya setiap hari—walau tak setiap hari juga. Duduk di bangku penumpang yang sudah seperti singgasananya.

Kadang Eunseo bisa tidur, bisa berkaraoke, mengerjakan tugas, makan, dan lain-lain di kursi penumpang ini.

Jujur Eunseo rindu.

Rindu berkeliling dengan mobil bersama Juyeon seperti ini, menyusuri sepinya kota dengan lampu-lampu jalanan yang terang benderang kadang menyilaukan itu.

Sekarang sepertinya Juyeon melakukannya dengan Dea.

Huh, Eunseo iri.

"Tidur dulu aja kalau ngantuk, rumah kamu masih jauh," kata Juyeon sambil mengambil selimut di belakang dan memberikannya kepada Eunseo. Selimut yang sering Eunseo gunakan.

Haduh, Juyeon ini ingin bernostalgia atau sengaja ingin membuat Eunseo gagal move on?

Eunseo masih diam saja dan menatap Juyeon aneh. Saat lampu merah Juyeon menyadari Eunseo masih belum menggunakan selimutnya, jadi ia langsung melebarkannya dan menyelimuti kaki Eunseo.

Tersadar apa yang ia lakukan, Juyeon langsung menjauhkan badannya dan kembali fokus menyetir. "Maaf, lupa."

Iya, Juyeon lupa kalau mereka sudah putus.

Kebawa suasana biasa.

Dan benar saja, setelahnya Eunseo tertidur sambil memeluk tasnya. Juyeon terkekeh melihat Eunseo masih tertidur dengan gaya tidur yang sama—terlentang dan memeluk sesuatu.

"How can you still looks the same while i'm being a mess?" Monolog Juyeon. Tangannya terulur untuk menyingkirkan rambut Eunseo yang menghalangi wajahnya.

"But i'm glad you're okay."

Setelah beberapa jam ia menyetir, akhirnya sampai juga di depan rumah Eunseo. Tetapi Eunseo masih tertidur dengan pulas.

Selagi menunggu Eunseo bangun, Juyeon memainkan ponselnya dengan melihat-lihat postingan orang lain.

Dan ia melihat postingan terbaru dari Jungkook, yang dimana di dalamnya terdapat potret pria kelinci itu dengan Eunseo dengan belakanganya terdapat air terjun.

Sepertinya ini saat mereka sedang berlibur dadakan saat itu.

"Juy, udah nyampe dari tadi?" Eunseo terbangun dan menguap lebar. "Iya, tapi kamu tidurnya pules banget, aku gaberani bangunin."

Eunseo tertawa menutupi malunya. "Makasih ya," saat Eunseo hendak keluar dari mobil, Juyeon memanggilnya.

"Seo!"

Eunseo kembali duduk dan menunggu Juyeon berbicara. "Kenapa? Ada yang ketinggalan?" Juyeon menggeleng dan menunduk.

"Itu.."

"Aku minta maaf buat semuanya."

Eunseo melemas, ia padahal tak berharap hal ini akan dibahas lagi.

"Aku tau apa yang aku lakuin ke kamu itu jahat banget, aku ga mikir dulu dan ngutamain egoku."

"Maaf bikin kamu kayak gini."

Eunseo menepuk bahu Juyeon dan memberikannya senyum yang tulus. "Bukan lu doang yang salah, gue juga kok. Gue gabisa ngertiin lu dan juga lebih mentingin ego gue sendiri."

"Gue juga minta maaf ya?"

Juyeon menoleh ke Eunseo dan membalas senyumannya. "Maaf juga aku belum rela ngelepas kamu, tapi aku yakin ini yang terbaik buat kita, aku bakal belajar buat nerima segalanya, Seo."

 ࣧ 𝐒𝐀𝐋𝐓𝐘 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang