Setelah sampai di kampus, keduanya akan berpisah karena memiliki jurusan yang berbeda. Eunseo harus ke daerah barat untuk menuju ke gedung jurusannya, sementara Juyeon harus ke arah selatan dimana jurusan kedokteran berada.
"Kalau mau pulang telpon aku ya, biar aku tau kamu pulangnya sama siapa," kata Juyeon. Eunseo menghela nafasnya dan mengangguk. Lagi-lagi Juyeon tak bisa pulang bersamanya. Pria itu semenjak menjadi mahasiswa jadi sangat sibuk, bahkan hampir tak pernah ada waktu untuk Eunseo.
Eunseo rindu Juyeon yang dulu, tetapi ia mencoba mengerti karena dirinya juga harus fokus dengan kuliahnya agar dirinya bisa mendapatkan nilai yang bagus dan pekerjaan yang layak. Eunseo jadi berharap ia bisa seperti Naya, yang langsung mendapatkan beasiswa setahun sekolah dan langsung bekerja di perusahaan penerbitan sebagai editor utama.
Andaikan Eunseo sepintar Naya.
"Kak Juyeon, selamat pagi!" Seseorang menghampiri mereka. Juyeon tersenyum dan menyapanya. "Pagi juga, Dea ya?"
Eunseo menoleh ke arah gadis bersurai pendek sebahu itu. Oh jadi ini cewe yang diomongin Eunbin, pikir Eunseo.
"Iya kak, yang bakal kerja kelompok sama kakak," jawabnya sambil menyelipkan rambutnya kebelakang telinga. Eunseo hanya menatap keduanya yang saling bercengkrama sambil melipat tangannya.
Eunseo sedang berada di mode cemburu lagi. Dan Juyeon menyadarinya. "Ehiya ini kenalin, Eunseo, pacar saya."
Dea melirik ke sebelah Juyeon. Awalnya ia kaget saat Juyeon memperkenalkan Eunseo lengkap dengan statusnya, tetapi setelah itu ia menyembunyikan kekagetannya itu dengan senyuman dan menyapa Eunseo. "Pagi Kak Eunseo. Semangat ya hari ini."
Eunseo hanya membalasnya dengan senyuman terpaksa. "Biasain sapa semua kakak kelas yang dilihat ya," kata Eunseo menyindir. Juyeon tertawa canggung karenanya, ia menyenggol Eunseo untuk tak membuat Dea tak nyaman.
"Ahiya maaf. Kak Juyeon udah mau masuk kelas nih, Kak. Ayok bareng ke kelasnya," Eunseo melotot. Berani banget nih anak.
"Eh duluan aja, saya mau ngobrol dulu sama Eunseo," kata Juyeon. Dea melirik ke Eunseo lagi kemudian mengangguk dan pamit dari sana.
"Gaada sopan santun sama sekali, pantes Eunbi gasuka," cibirnya.
"Kamu jangan gitulah, Dea cuma mahasiswi semester bawah yang sekelompok sama aku doang kok," tegur Juyeon dengan lembut, bahkan kelewat lembut sampai Eunseo tak bisa marah kepadanya.
"Emang aku ngapain? Aku kan cuma bilang dia gasopan."
Juyeon menarik nafas panjang, tak ingin memperpanjang masalah ia akhirnya mengangguk. "Yaudah iya, nanti aku chat kamu ya, hpnya harus tetep aktif."
"Hp ku aktif terus, kamu yang engga."
Juyeon hanya membalasnya dengan cengiran. Kemudian ia mencium pipi Eunseo sebelum pamit untuk segera masuk ke kelasnya. Begitu juga Eunseo yang langsung berjalan pergi menuju gedung jurusannya.
Sesampainya disana ia disapa oleh beberapa temannya. Ada Moonbin, Seonghwa, Jiwon, Jisun, dan Minho— saudara kembar Juyeon.
"Nah ini dia ibu negara kita!" Sapa Jiwon menyambut kedatangan Eunseo di kelas. "Gimana kemarin? Udah baikan?" Tanya Minho yang dibalas anggukan oleh Eunseo.
"Langgeng langgeng deh lu sama Juyeon, cowo kayak Juyeon banyak perminatnya, beruntung lu," kata Jiwon yang diangguki Minho.
"Tugas kemarin lu udah bikin?" Tanya Eunseo ke Jisun mengingat dia, Minho dan dirinya berada di kelompok yang sama. "Udah dong, tuh si Minho tanyain udah apa belom, kemarin dia ngurusin kucing mulu pas gue ke rumahnya."
![](https://img.wattpad.com/cover/234935071-288-k413712.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ࣧ 𝐒𝐀𝐋𝐓𝐘 [✓]
أدب الهواةᥫ᭡'ִֶָ 𝐣𝐮𝐲𝐞𝐨𝐧 𝐞𝐮𝐧𝐬𝐞𝐨 ◜ kisah manis juyeon eunseo dengan rasa asin di dalamnya. ©POPELHAZE 2020 ﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌ started : 26/10/20 ended : 12/12/21