"Rumah ini cuma rumah aku sama kamu, bukan rumah aku sama Dea."
Eunseo terkejut dengan jawaban Juyeon itu. Bagaimana bisa ia mengucapkannya dengan sangat santai sementara dirinya yang mendengarnya merasa seperti jantungnya sedang mengadakan konser 7 hari 7 malam.
"Maaf, Seo. Sampe sekarang aku masih garela ngelepas kamu," oh apa ini? Pengakuan perasaan dari dua orang yang berbeda?
Enak ya jadi Eunseo.
Yang satunya ditembak cogan.
Yang satu dikangenin mantan.
"Tapi Dea–"
"Aku tau, aku emang jahat banget, tapi aku emang gabisa nerima Dea walaupun aku yang milih jalan ini. Aku terlalu memaksakan, nyakitin kamu, nyakitin ibu, nyakitin bunda kamu, bahkan nyakitin Dea juga. Semua atas dasar keegoisan aku,"
"Juyeon, ga hanya lu doang kok–"
"Seo, mau gimanapun aku tetep salah, ga seharusnya aku waktu itu main belakang sama Dea, harusnya aku bisa ngajak kamu ngobrol tentang hal ini dan ga malah cari pelarian, pas kamu lagi sedih-sedih disana aku malah enak-enakan sama orang lain," ujar Juyeon sambil membelakangi Eunseo dan bertumpu pada meja makan.
"Kan malah jadi bahas ini lagi," Juyeon mengusap wajahnya dan memilih untuk duduk di kursi meja makan.
Eunseo menarik nafas panjang sebelum menghampiri Juyeon dan mengambil tangan Juyeon.
"Juy, gue udah maafin lu, gue gapapa kok. Masa lalu biarin masa lalu aja lah, sekarang fokus sama masa depan,"
"I don't think i can do this without you,"
"You can. Pasti bisa kok, kita kan temenan, gue bakal bantu lu kok apapun itu,"
Juyeon kini menatap Eunseo. Wajahnya terlihat bersinar dan paras cantiknya itu sangat ia rindukan. Mata bulatnya yang selalu berbinar saat menatapnya. Surai panjang yang kadang menutupi wajah Juyeon saat tidur. Semuanya. Juyeon merindukan semua tentang Eunseo.
"You're really not gonna take me back?" Tanya Juyeon terdengar putus asa.
"Don't you miss us?"
"Juyeon maaf. Gue gamau bertengkar lagi," bukan karena tidak mau bertengkar, Eunseo takut ia akan jatuh kepada Juyeon lagi dan akan menyakiti Juyeon dan dirinya sendiri.
Dan seperti itulah, Eunseo menolak dua orang di hari yang sama. Setelah ditinggalkan dan ditolak, Juyeon dapat menyimpulkan bahwa Eunseo memang tak akan pernah bisa menerimanya lagi.
Andaikan saat itu Juyeon menuruti permintaan Eunseo untuk tidak dekat-dekat Dea.
Andaikan saat itu Juyeon tidak bermain di belakang.
Andaikan saat itu Juyeon tak memikirkan dirinya sendiri.
Sepertinya tak akan seperti ini.
🍹
"Seo, lu kok bisa bareng Juyeon kesini? Gue kira lu ada janji sama Wooseok," tanya Eunbi setelah Eunseo keluar dari kamar mandi.
"Ya bisalah," jawabnya membuat Eunbi kesal.
Ini dari semalam Juyeon sama Eunseo ditanya-tanya tak memberikan jawaban yang jelas.
"Ih lu mah, terus apaan tuh di gc ngomong lu gajelas, lu balikan sama Juyeon?"
Yang ditanya menggeleng "Kayak gampang ae balikan-balikan."

KAMU SEDANG MEMBACA
ࣧ 𝐒𝐀𝐋𝐓𝐘 [✓]
Fanfictionᥫ᭡'ִֶָ 𝐣𝐮𝐲𝐞𝐨𝐧 𝐞𝐮𝐧𝐬𝐞𝐨 ◜ kisah manis juyeon eunseo dengan rasa asin di dalamnya. ©POPELHAZE 2020 ﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌﹌ started : 26/10/20 ended : 12/12/21