ㅤㅤ TWENTY ONE

566 63 29
                                        

Mari putar balik waktu saat Eunseo berada di apartemen bersama Juyeon.

Setelah memperjelas pernyataannya tentang dirinya yang tak akan bisa menerima Juyeon kembali, Eunseo bisa melihat Juyeon yang pasrah dan putus asa.

Eunseo tak bisa bohong, dirinya juga ingin kembali kepada Juyeon, tapi ia terlalu takut. Ia tak ingin hal yang sama terjadi lagi. Itu hanya akan membuat keduanya semakin terjebak dengan satu sama lain.

Tapi pada dasarnya pun, Juyeon dan Eunseo sudah bertekat ingin merubah sikap, dan Juyeon sendiri sudah siap untuk memperbaiki kesalahannya itu dengan meminta Eunseo untuk menerimanya kembali, tapi ternyata gadisnya itu belum siap.

Dan setelah itu, sebuah kalimat yang keluar dari mulut Eunseo memberikan Juyeon secercah harapan setelahnya.

"Tapi kita udah janji buat terus bareng-bareng kan, Juy? Kita masih bisa kok barengan walaupun ga selalu dalam suatu hubungan."

Juyeon menautkan alisnya. Apa Eunseo telah memberikannya kesempatan untuk kesekian kalinya?

"I will wait for you whenever you ready, selagi nunggu janji kita terjadi, waktu yang bagus buat kita saling memperbaiki diri."

Eunseo tersenyum dan tangannya terulur untuk menangkup wajah Juyeon, dan tangan satunya menyisir rambut Juyeon kebelakang yang menghalangi mata Juyeon. "Gabisa bohong, aku juga kangen sama kamu, banget malah. Cuman aku takut."

"Let's be like this for awhile and see what happen to us," tutupnya sambil tersenyum tulus ke arah Juyeon.

Tangan besar Juyeon langsung saja menarik Eunseo mendekat dan mendaratkan bibirnya ke bibir merah muda milik Eunseo.

Dan tau apa yang mereka lakukan selanjutnya? Saya serahkan kepada fantasi Anda sekalian.


🍹

"OH JADI LU BERDUA LAMA KESINI TUH MELAKUKAN ADEGAN TAK SENONOH DULU?" Teriak Eunbi.

"Ga sampe sana anjir, gue sama Eunseo gapernah sejauh itu," sangkal Juyeon.

"Lah terus?"

"Cuma make out aja."

"BOHONG!"

Dan kemudian Eunseo tertawa melihat reaksi teman-temannya itu. Ia merasa senang hari ini, ia bahkan memperhatikan cincin yang sekarang berada di jarinya itu.

"Diliatin terosss sampe berkarat tuh cincin," kata Jiwon terdengar kesal.

"Pin, resmiin noh. Dia tuh ngode ke lu, Pin!" Sahut Chanhee. Kevin menoleh ke Jiwon yang duduk di sebelahnya dan Jiwon langsung membuang muka.

Bukan Kevin yang tak kau, dia hanya belum siap, masih merasa belum pantas harus bersandingan dengan Jiwon, apalagi ia ragu keluarga Jiwon mau menerima dirinya.

Tapi Kevin juga merasa bersalah sudah membawa Jiwon ke status yang tak jelas seperti ini. Jadi saat yang lainnya sudah larut dengan percakapan konyol yang lain, Kevin memutar tubuh Jiwon untuk menghadapnya.

"Lu marah?"

Jiwon berdecak kesal dan kembali menghadap depan. Dan kali ini Kevin yang menggeser duduknya sehingga menghadap Jiwon.

"Emang lu mau jadi yang ketiga?"

Jiwon mengerutkan keningnya. Jadi maksudnya Kevin sudah punya yang lain?

"Eitsss, gaboleh berpikiran buruk dulu. Lu ketiga karena Mamah harus pertama,"

"Terus kenapa gue ketiga?"

 ࣧ 𝐒𝐀𝐋𝐓𝐘 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang