ㅤㅤ TWENTY TWO

537 62 8
                                    

Setelah sampai di vila, Eunseo langsung saja berganti baju dan ikut duduk bersama yang lainnya untuk bermain dengan Adinda.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
Adinda sudah besar, ia bahkan sudah bisa berlari dan lancar berbicara. Sebentar lagi Adinda akan masuk sekolah tingkat pertama—TK. Dan Eunseo sangat bersemangat akan hal itu.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Seo, kamu pake baju aku?" Tanya Juyeon yang keluar dari kamar dengan rambut basah. Eunseo mengangguk dan menyengir setelahnya.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Kebiasaan," setelahnya Juyeon ikut bergabung dan bermain dengan Adinda. Mereka hanya menatapnya dengan iri.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Ini anaknya Naya kok mereka yang keliatan kayak keluarga kecil," cibir Chanhee.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Lu berdua cepet nikah deh, itu anaknya Naya jangan diambil, bikin sendiri!" Ujar Changmin yang mendapat pukulan dari Jiwon.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
Emang ya omongannya Changmin nih waw sekali.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Asik mereka nikah kita ke Eropa!" Seru Eunbi girang.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Lah kita ke Eropa ikut mereka honeymoon? Ga Ga Ga gue gamau ya ngeliatin pasangan suami istri mesra mesraan," tolak Seonghwa. Maklum, Seonghwa kangen sama Seoyeon.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Ya nggalah, lu semua ke Eropa, gue sama Eunseo ke Maldives," mereka langung melotot. Apa-apaan nih!
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Ih mau ke Maldives!" Seru Eunbi. "Alah diem lu gabisa renang," kata Chanhee.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Terus lu apaan?! Lu ngambang ae gabisa!" Balas Eunbi.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
Eunseo menoleh ke arah Juyeon. "Jangan berlebihan ah, di dalem negeri aja," kata Eunseo.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Kamu gamau ke Maldives?" Eunseo menggeleng. "Ke Labuan Bajo aja, kita naik kapal," usul Eunseo dan Juyeon menyetujuinya. Apapun itu demi gadisnya.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
Dan lagi, Eunbi uring-uringan karena Juyeon dan Eunseo memilih untuk sekamar lagi. "Kebiasaan dirumah jangan bawa-bawa kesini dong!"
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Pintunya dikunci lagi, Bi. Hahahaha," tawa Seonghwa sambil melihat pintu yang tertutup. "Juy keenakan lu ye!" Seru Minho dan mereka tertawa.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Om Juyeon sama Tante Eunseo mau kemana, bun?" Tanya Adinda.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Eh lupa ada bocil!"
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
Dan mereka langsung menutup mulut mereka.



🍹



"Seo, belum tidur?" Juyeon melirik ke arah Eunseo yang berbaring di sebelahnya, Eunseo memejamkan matanya sedari tadi, tapi ia tak bisa tidur. Saat mendengar Juyeon ia langsung membuka matanya.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Kenapa belum tidur?" tanya Juyeon lagi dan kali ini merubah posisinya menghadap Eunseo. Yang ditanya hanya diam menatap kekasihnya itu dengan mata lebar.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
Ia kemudian menatap ke langit-langit kamar dan melihat ke sekeliling ruangan. "Seo kamu kenapa?" Eunseo tak menjawab dan kemudian menegakkan badannya dan bersandar pada sandaran kasur. Juyeon juga ikut bangun dan duduk menghadap Eunseo.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Kepikiran aja kayak Dejavu," jawabnya pada akhirnya. Tapi jika dilihat ekspresi dari Juyeon, sepertinya pria itu tidak mengerti.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Aku pernah liat ini sebelumnya," lanjutnya. Dan Eunseo menatap Juyeon setelah itu. "And it doesn't end well."
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
Juyeon menghela nafasnya. Ia mengerti perasaan Eunseo, antara dirinya yang masih takut dan terbayang-bayang dengan apa yang telah terjadi. Apalagi sekarang dirinya sudah dilamar Juyeon secepat itu.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
Well tidak 'cepat' untuk hubungan yang telah berjalan memasuki tahun ke-5, tapi setelah lama mereka putus dan berdamai dengan diri mereka masing-masing beberapa hari yang lalu, itu sangat cepat.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Seo kalau kamu mau pelan-pelan aja gapapa kok, aku bisa nunggu."
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
Eunseo menggeleng, "but i'm too happy to take things slowly, cuma gusar aja gitu."
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
Juyeon mendekat dan mengambil tangan Eunseo sebelum menciumnya berkali-kali. "Kalau kamu masih ragu kamu bisa mikir-mikir dulu kok."
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
Eunseo memberikan senyum tak enak. "Takut, Juy."
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Takut kenapa? Aku gaakan ninggalin kamu."
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Aku takut aku yang bakal ninggalin kamu."
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
Dan setelah mendengarnya, Juyeon merasa dunianya berhenti berputar. Ada sedikit perasaan kecewa mendengarnya. Bahkan genggaman tangan di tangan Eunseo melonggar.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Maksud kamu gimana?" Tanya Juyeon. Eunseo melepaskan tangannya dan menyembunyikannya dibalik selimut.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Gimana kalau aku gabisa berubah? Gimana kalau aku terus-terusan cemburu sama kamu? Gimana kalau kita bertengkar terus? Gimana nanti kalau orang kayak Dea ada lagi? Gimana kalau aku nyakitin kamu lagi?" Keresahan hati Eunseo akhirnya terungkap. Selama ini dirinya tak tau apa yang membuat dirinya setakut itu untuk memulai hubungan atau menerima Juyeon kembali, ia takut karena dirinya sendiri.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"You turning me down?" Tanya Juyeon dengan putus asa. Eunseo memejamkan matanya dan menutup wajahnya dengan tangannya.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Aku bahkan gabisa ngebayangin aku berada di suatu hubungan sama orang lain," Juyeon menarik tangan Eunseo.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Seo, denger ya. Aku tau apa yang kita punya itu emang ga seindah apa yang kita harapin, dulu sekarang atau besok. Tapi itulah kita. Kalau kamu emang masih ragu, aku bisa nunggu, but don't ever leave me please, i can't imagine my life without you anymore,"
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Kalau kamu takut berada di hubungan dengan orang lain, then don't do it with them, do it with me. Aku bakal nahan semuanya seburuk apapun kamu nyakitin aku,"
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"Kamu sendiri yang bilang buat ambil waktu panjang ini buat kita memperbaiki diri, kita saling bantu buat memperbaiki diri okay? Trust me," tutup Juyeon sambil menyingkirkan rambut Eunseo kebelakang telinganya. Dan tanganya berhenti sambil mengelus pipi mulus Eunseo dengan besarnya.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"I'm sorry to make this sweet story become salty," kata Juyeon sambil tersenyum.
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
Dan Eunseo terkekeh. "We made it salty, but i took part of it the most."
ㅤㅤㅤㅤ
ㅤㅤㅤㅤ
"It's okay."




 ࣧ 𝐒𝐀𝐋𝐓𝐘 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang