12. Berubah

3.2K 391 73
                                    

Sudah hampir 5 hari aku dan Ero-sennin menjalankan misi sulit untuk mencari bekas lokasi Orochimaru, namun tak kunjung kami temukan bukti. Hanya ada beberapa bukti kecil yang diberikan oleh warga setempat yang pernah melihat Orochimaru.

Kami memutuskan untuk pulang, setelah tak kunjung menemukan markas Orochimaru. Kata Ero-sennin, Orochimaru itu orangnya suka berpindah tempat sesuai dengan keinginan hatinya. Jadi tidak ada yang tahu dia pergi kemana.

Ero-sennin memasang wajah sedih ketika mendengar Orochimaru tak lagi ada di lokasi yang kami tadi tuju. Aku penasaran kenapa bisa begitu.

"Ero-sennin... Boleh aku bertanya?" Dia mengangguk sambil memandang rerumputan di depan sana. "Orochimaru dan Ero-sennin itu memiliki hubungan seperti apa?" dia menatapku dengan pandangan membola.

Dia menggaruk tengkuknya, "Kami teman satu tim dulu, namun sebelum itu dia sudah dekat denganku," ucapnya. Berarti hubungan mereka cukup dekat, seperti aku dan Sasuke.

"Lalu sifat Orochimaru itu seperti apa?" tanyaku lagi, dia tersenyum.

"Dia itu dingin, namun juga manis. Dia tidak pernah mau aku ajak mengintip gadis mandi, dan dia juga tidak terlalu dekat dengan Tsunade, dia pria baik, namun juga misterius. Senyumnya manis, kulitnya bersih, rambutnya halus, dia sangat cantik," Ero-sennin nampak sangat semangat menceritakannya sampai-sampai dia terus menebar senyum.

Tapi Ero-sennin menyebut kalau Orochimaru itu sangat manis dan cantik. Aku... Jadi teringat Kakashi sensei. Tanpa sadar aku menundukkan kepala, "Ada apa Naruto?" tanya Ero-sennin.

"Ada seseorang yang menyebutku manis, tapi aku tidak tahu harus berkata apa," jawabku.

"Hahahaha... Aku kira apa. Ternyata ada yang mulai menyukaimu ya! Bagus bagus! Itu adalah langkah awalmu mencapai tujuanmu. Lalu siapa orang itu?" tanya Ero-sennin.

Aku menunduk. Kilas balik tentang kejadian hari itu mengalir. Wajahku panas. "Ka-ka-kakashi sensei," jawabku, dia langsung diam.

"Sungguhan? Kakashi berkata begitu? Wah, bocah itu benar-benar, dia tidak pernah berkata apapun saat aku menceritakan tentangmu, dia hanya mengangguk-anggukkan kepala sambil mendengarku bercerita tentangmu. Tak kusangka dia menyukaimu," ceritanya.

Aku semakin memerah. "Nah, apa kau menyukainya juga?" tanya Ero-sennin. "Tidak tahu," jawabku dengan suara paling pelan.

Pembicaraan kami selesai saat kami sudah memasuki perbatasan desa Konoha. Ero-sennin langsung undur diri menuju gunung untuk mengumpulkan semua bukti yang berhasil dia dapatkan sebelum diserahkan kepada nenek Tsunade. Sementara itu aku melanjutkan perjalanan sendiri menuju desa.

Sesampainya di gerbang desa, aku disambut oleh Shikamaru dan seorang gadis asing. Tunggu, gadis itu tidak asing sama sekali, aku pernah melihatnya di suatu tempat.

"Selamat datang, Naru," ucap Shikamaru sambil menyerahkan sebuah apel. Aku menerimanya dengan senang hati.

"Kau masih ingat aku kan?" tanya gadis asing itu, dan membuatku kembali memicingkan mata. Siapa dia? Aku ingat wajahnya, tapi lupa dengan namanya. Habis satu nama gadis yang aku ingat hanya Sakura saja.

"Si-siapa?"

"Temari dari Suna, cih, kau mengingat adikku Gaara, tapi lupa padaku," ucapnya geram.

Ah aku ingat. Ternyata kakaknya Gaara. Berarti kalau ada Temari, pasti ada Gaara di desa. Kemana dia? Mataku mencari-cari keberadaannya.

"Mencari siapa?"

Aku menoleh ke belakang. "GAARA!!" Aku dengan antusias langsung memeluk temanku itu.  Dia sedikit kaget dengan gerakanku yang sangat tiba-tiba.

WEIRD SENSEI √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang