18. Last Dance

2.9K 268 23
                                    

**Naruto pov**

Hari ini aku habiskan dengan Kakashi sensei. Dan seperti yang kalian tahu, kami sudah melangkah ke jenjang yang lebih jauh setelah hari itu.. Saat aku menyatakan perasaanku pada sensei.

Dan setelah hari ini, aku juga yakin, hubungan kami akan berjalan ke arah yang lebih baik. Setidaknya itu yang aku inginkan.

Namun malam itu, aku menemukan sesuatu yang aneh, sebuah surat merpati sampai padaku. Kakashi sensei yang sudah tidur lebih dulu mungkin tidak mengetahui soal ini. Maka biarlah begitu.

"Temui aku malam ini, hanya sendiri," kata surat itu, pengirimnya sudah tertera jelas, Nenek Tsunade.

Aku mengambil jaket, dan membawa peralatan ninja seadanya, kemudian meninggalkan Kakashi sensei di rumah. Mungkin nenek Tsunade ingin membicarakan soal misi di luar desa lagi. Begitulah pikirku.

Tapi begitu sampai di ruangan Hokage. Aku kembali menemukan sesuatu yang aneh. Kepala keluarga Hyuga. Hyuga Hiashi, berada di sana, bersama putri sulungnya, Hyuga Hinata.

Ada apa ini?

Aku mengucapkan salam, sebelum akhirnya memilih duduk di seberang keluarga Hyuga. Pikiranku masih melayang jauh. Apalagi sekarang kondisi dunia shinobi sedang aman untuk sekedar memulai pembicaraan dengan "keluarga sensor".

Apakah ada hal lainnya?

"Baiklah, karena Naruto sudah datang, mengapa tidak kita mulai saja, Nona Hokage?" ucap tuan Hiashi. Jujur saja, aku masih terlalu takut untuk memanggil dia 'Paman' seperti yang biasa aku katakan kepada sosok pria yang lebih tua.

"Naruto.. Aku harap kau mau mendengarkan aku sampai selesai, karena bagaimanapun aku adalah wali terakhir dirimu setelah Jiraiya," ucap Nenek. Aku mengangguk.

Mataku menyelinap menatap putri keluarga Hyuga, Hinata. Gadis itu baik hati, dia juga suka menolongku dalam beberapa kali kesempatan, dan aku juga yang membantunya saat ujian chunin dulu.

Gadis itu menghindari tatapan mataku, dia memilih menatap kolong meja.

"Uzumaki Naruto," panggil Nenek. Aku tersentak, ini pertama kalinya dia memanggilku dengan nama keluargaku. Ini pasti masalah yang serius.

"Aku telah merencanakan pertunanganmu dengan Hyuga Hinata," ucap Nenek Tsunade.

Aku diam.

HAAHH?!

"Tunggu!! Tunggu dulu!! Nenek tidak pernah mengatakan apapun padaku, kenapa tiba-tiba?!" tanyaku tersentak dengan nada marah. Aku menggebrak meja tanpa sadar, dan membuat Hinata terkejut, lalu menundukkan kepalanya makin dalam.

Aku menatap nyalang, kepada Nenek. Kenapa jadi begini?! Kemana saja Nenek Tsunade beberapa bulan terakhir? Kenapa dia memberikan afeksi kepadaku hari ini?

"Aku sudah merencanakan ini semenjak Jiraiya masih hidup dan sejak kau dekat dengan gurumu itu.  Kami sudah merencanakannya sejak awal, jadi aku harap kau setuju, mengingat ini adalah satu-satunya permintaan Jiraiya untukmu," ucap Nenek.

Ero-sennin?

Sejak aku dekat dengan Kakashi sensei? Jika ini lelucon, maka akan aku katakan, ini tidak lucu sama sekali. Sial.

"Tapi aku... Aku tidak bisa!!"

Aku berniat bangkit sebelum suara Nenek membuatku kembali diam di posisiku saat ini.

"Lalu kau mau apa? Bersama dengan gurumu itu dan menikah?! Apa yang akan dikatakan leluhurmu jika tahu cucu mereka menikahi seorang pria, hah!?" bentak Nenek. Dadanya naik turun sebagai tanda emosinya memuncak.

WEIRD SENSEI √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang