17. Can we?

3.6K 322 51
                                    

**Kakashi Pov**

Sepertinya kehidupan saat ini benar-benar memihak kepada kami. Hubungan ini sudah berjalan ke tahap "Sepasang Kekasih" dan kami bahkan sudah melangkah lebih jauh lagi.

Namun dapatkah semua berjalan dengan baik hingga akhir? Jawabannya adalah tidak.

Nona Tsunade yang sedikit tidaknya curiga kepadaku yang selalu menempel pada Naruto membuat dirinya mengambil keputusan bersama dengan Tuan Jiraiya yaitu menjauhkan kami.

Naruto dibuat menjalani misi ke luar desa secara terus menerus, bahkan dalam satu bulan, dia hanya mendapatkan waktu 1 hari untuk tinggal di desa. Selebihnya, dia habiskan di desa misi.

Lalu apa?

Apa selanjutnya?

Jika memang begini jadinya, apakah aku dan Naruto memang tidak bisa bersama?

Bahkan tim 7 juga sudah diberi seorang guru pengganti dan satu anggota tim tambahan. Mereka ditunjuk langsung oleh Nona Tsunade untuk menggantikan posisiku dan Sasuke.

Mereka adalah Yamato dan Sai.

Naruto menjadi dekat dengan Sai, dan aku yang ditinggalkan di desa selalu mendapat tatapan dingin dari Nona Tsunade -yang kini telah menjadi wali satu-satunya dari Naruto setelah meninggalnya Tuan Jiraiya.

Beginikah skenario yang aku buat?

Tidak.

Hari ini Naruto pulang dari misi, dan dikabarkan akan tinggal di desa selama satu hari. Kali ini akan aku pastikan, dia akan menghabiskan waktunya bersamaku.

Aku menunggunya di gerbang desa. Berharap kalau dia mau mengikutiku ke rumah, dan menghabiskan waktu berdua disana.

Rambut kuning cerah terlihat dari kejauhan, dan 3 sosok lainnya mengikuti dari belakang. Sakura, Sai, dan Yamato.

Meskipun Yamato sebenarnya selalu mengabariku soal Naruto, itu tidak akan cukup mengobati rinduku pada bocah kuningku yang tumbuh makin besar itu. Benar sekali, aku sering bertukar surat melalui merpati pada Yamato saat Naruto tidak ada di desa. Bercakap-cakap soal hal-hal kecil yang dilakukan bocah itu, hanya sekedar basa-basi untuk meredakan rindu.

Bocah kuning itu melambai ke arahku. Dadaku menghangat, bocah itu makin manis dan tinggi. Tubuhnya juga tidak sekecil dulu. Dia sudah besar.

"Sensei!!" dia berlari ke arahku. Dan aku menyambutnya dengan senyuman.

Dia berhenti di depanku, "Aku merindukan sensei, sepertinya sudah sangat lama kita tidak bertemu. Bagaimana keadaan sensei?" tanya dia beruntun. Aku terkekeh kecil.

"Haha, pelan-pelan saja, Naruto. Aku baik-baik saja, kau juga kelihatannya begitu. Mau pulang bersama?" tanyaku. Dia mengangguk. Bersamaan dengan itu Sai, Sakura dan Yamato telah berada di belakang Naruto.

"Kapten Yamato, aku akan pulang ke rumah bersama Kakashi sensei," ucap Naruto pada Yamato, dan pria itu mengangguk.

Tapi pemuda pucat di sebelahnya nampak bingung, kemudian menyela pembicaraan, "Tapi tadi kau kan sudah berjanji akan mengajakku makan ramen bersama," ucapnya tidak terima. Naruto terdiam, dia menatapku.

"Baiklah, nanti malam, aku akan menjemputmu dan pergi ke kedai ramen bersama!" putus Naruto. Pemuda pucat itu mengangguk kecil.

"Baiklah. Ayo pulang!" dia menggenggam tanganku dan mengajakku berjalan bersama ke rumah.

>> Kediaman Hatake <<

Aku meletakkan sandal kami di rak, dan mempersilahkan Naruto untuk masuk terlebih dahulu. "Masuklah, aku akan mengurus sesuatu terlebih dahulu," ucapku dan dia mengangguk.

WEIRD SENSEI √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang