11. Eyes, Nose, Lips

3.7K 378 43
                                    

**Naruto Pov**

Kenapa?

Satu hal itu membuat hatiku berdebar kencang. Aku sudah pernah berciuman sebelumnya, dan itu dengan Sasuke. Orang bilang, aku adalah perebut ciuman pertama milik primadona akademi itu.

Tapi rasanya berbeda.

Waktu itu aku malah berteriak karena merasa jijik dan sibuk mencari air untuk berkumur. Namun.. Kenapa sekarang.. Aku merasa.. Lain?

Kakashi sensei menciumku. Lalu melumatnya sedikit. Kemudian melepasnya begitu saja.

Aku harus apa?!

Aku mengurungkan niatanku membuka mata, setelah dia berkata, "Aku pasti sudah gila!"

Aku membuka mata perlahan, berdoa saja supaya dia tidak menghadap ke bawah. Dan dia memang tidak menatapku, dia sibuk meminum sakenya dengan tegukan cepat.

Tiba-tiba saja dia menghadap ke arahku setelah memasang maskernya kembali. Aku membelalakan mataku terkejut. 'Bagaimana ini... Aku harus apa?!' gumamku dalam hati.

"Na-Naruto?! Ka-kau bangun?!" ucapnya kaget. Dia tampak sama kagetnya denganku. "Se-sejak kapan!?" Aku memutuskan untuk bangun dari tidurku.

"Se-sejak sen-sei me-nyuruhku un-tuk ti-dur," dan aku malah gagap lagi. Apa aku ketularan gagapnya Hinata?

Sensei menutupi wajahnya, lalu menghela nafas. Terdengar gumam-an kecil dari bibirnya.

"Kau melihat semuanya?" tanya dia lagi. Dan aku hanya bisa mengangguk. Kakashi sensei kembali menutup wajahnya, namun kemudian melepasnya kembali, lalu menatapku.

Dia mendekat. "Baiklah. Mungkin ini agak aneh untuk bocah seusiamu. Namun... Dengarkan aku untuk kali ini saja," ucap Kakashi meyakinkan. Dan, aku yakin, hal ini adalah sesuatu yang serius.

"Aku menyukaimu," ucapnya setelah selang beberapa detik.

Aku terdiam.

1 detik.

2 detik.

3 detik.

4 detik.

Suka padaku?!

"Su-su-su-ka?" gagapku malah lebih parah lagi dari sebelumnya. Ada apa dengan diriku huh?

Jantung berdebar.

Tubuhku terasa panas.

Bicaraku gagap.

Apa ini karena Kakashi sensei?

Apa ini yang dinamakan rasa suka?

Ludahku tercekat di tenggorokan ketika Kakashi sensei mendekat ke arahku. Haha, matilah aku. Kenapa jantungku malah berdebar makin kencang?!

"Aku menyukaimu, Naruto. Sungguh," dia menatapku dengan mata sebelah kanannya yang tidak tertutupi masker hitam andalannya. Entah apa, namun hanya dengan 1 mata itu, aku mampu mencari tahu apakah yang pria itu katakan benar atau salah.

Dan sialnya dia jujur.

"Ke-kenapa sensei menyukaiku?! Bukankah ada banyak wanita di desa ini, bahkan nenek Tsunade saja masih sangat cantik! Kenapa... Kenapa... Aku?" lirihku di akhir.

Kakashi memegang tanganku dengan tangan kanannya, lalu tangan kirinya untuk menyentuh pipiku.

"Menurutku kau lebih cantik dari mereka semua. Dan lagipula, rasa suka itu tidak butuh alasan. Yang aku tahu, aku sudah menyukaimu dari sejak kau lahir, Naruto," ucap Kakashi sambil mengusap pipiku lembut.

WEIRD SENSEI √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang