Chapter 1

1.2K 53 10
                                    


Caracters;

[1] Dinda Kirana

[1] Dinda Kirana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[2] Rayn Wijaya

[2] Rayn Wijaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


****

Cup.

Rayn mengecupi punggung polos Dinda yang tak terhalang apa pun. Ia sangat menyukainya jika Dinda tak memakai pakaian apapun, tangannya bergerak kearah buah dada yang pas ditangannya, sedangkan si pemilik tubuh tetap tertidur tanpa terganggu apapun. Ia membalikan tubuh Dinda menciumi kedua buah dadanya yang sangat ia sukai, tak jarang ia akan menghisap puncak dada itu dengan puas. Ya ia dan Dinda terjebak dalam artian teman tidur—tidak ada  hubungan spesial diantara keduanya.

"Bangun." Ucap Rayn menghisap buah dada yang begitu menggiurkan didepan matanya.

Dinda mencubit pinggang Rayn ketika lelaki itu berbuat ulah pada miliknya. "Jangan ganggu dulu Rayn. Gue masih pegen tidur." Ujar Dinda mencoba menjauhkan kepala Rayn pada dada miliknya.

"Yaudah tidur aja. Tapi gue mau ini.." Rayn kembali menghisap dada Dinda membuat wanita itu mendesah ketika hisapan Rayn begitu kuat.

"Rayn dari semalam lo terus-terusan giniin gue. Udahlah gue mau tidur."

"Gue nggak mau. Lo tau gue suka banget sama dada lo."

"Apaan si lo sana gih, gue mau tidur. Dari semalam lo terus ngerecokin gue mulu. Nggak puas lo."

"Gue nggak akan puas sama tubuh lo."

"Terutama bagian ini dan bagian in—"

"Stop! Rayn gue ngerti dan nggak perlu dijelaskan juga." Dinda dengan cepat memotong ucapan Rayn dari pada diperjelas seperti itu—sumpah ia malu banget.

Rayn tersenyum melihat rona merah yang berada di pipi Dinda. "Nggak perlu malu, gue udah liat semuanya—ngerasain juga." Ujar Rayn dengan jahil membuat kedua pipinya makin memerah mendengar ucapan Rayn.

"Nyebelin lo Rayn." Dinda meraih selimbut miliknya dan menutupi tubuhnya dan berlalu kearah kamar mandi.

"Lo tambah cantik kalo lagi kesel." Ucap Rayn diiringi tawa lebar melihat Dinda yang seperti itu.

Blush.

Pipi Dinda makin memerah mendengar ucapan Rayn tadi. Ya ampun degup jantungnya berdebar hebat melihat tawa Rayn yang lebar.

Dia semakin tampan jika tertawa.

Andai saja Rayn tau perasaannya—apa mungkin dia akan senang. Tapi itu tidak mungkin bagaimana pun Rayn masih tetap mencintai Ranty—mantan terindah waktu SMA, selama dua Tahun Ranty pergi ke Australia untuk belajar disana. tapi hati Rayn tetap sama.

Hanya untuk Ranty.

Bukan Dinda.

Ia hanya tempat bersenang-senang Rayn bukan tempat hatinya.

***

Dinda yang tengah beres-beres kamar—mematung ketika selembar foto seseorang terjatuh tepat dihadapannya. Dengan rasa penasaran ia mengambil foto itu.

Deg.

RANTY MARIA—cinta pertama Rayn sekaligus mantan terindahnya. Ada rasa sesak ketika foto itu masih disimpan Rayn.

Selama dua tahun ia selalu ada untuk Rayn. Dalam keadaan apapun ia selalu ada.

Senang dan duka ia selalu ada untuk Rayn.

Dinda membantu Rayn untuk melupakan bukan tepatnya untuk tidak terlalu mengingat, karena melupakan itu—ia yakin sangat sulit.

Kapan datangnya cinta?
kebersamaan.

Kebersamaan itu membawa sebuah perasaan lain dalam dirinya.

Cinta itu datang disaat kebersamaannya dengan Rayn.

Apa jika nanti Ranty datang kembali dalam kehidupan Rayn. Apa ia sanggup meninggalkan Rayn dan melupakan semua kenangan yang sudah terjadi.

***

TBC!

Minggu 23 Agustus 2020

..

Cerita baru semoga Sukaaa yaaa.. Akun yang kemarin nggak bisa dibuka makanya buat akun baru..

 Sleep FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang