Chapter 22

410 30 66
                                    

🥀HAPPY READING'S🥀

.
.
.
.

"BILANG SIAPA AYAHNYA?"

"BiLANG."

"Pa.." Tegur Maya tapi diabaikan oleh suaminya. Sebagai kepala keluarga ia begitu marah kepada anak perempuan satu-satunya.

"BILANG SIAPA?" Teriak Andri.

"JAWAB PERTANYAAN PAPA DINDA!"

"JAWAB."

Bruk.

Mereka mengalihkan matanya ketika pintu kamar terbuka dengan kasar.

Disana Daniel Alexander.

"Saya ayahnya." Ucap Daniel tanpa berpikir panjang.

Deg.

Dinda terkejut akan kehadiran Daniel.

Begitu pun dengan kedua orang tuanya yang terkejut akan kehadiran seseorang yang masuk kedalam dengan tiba-tiba.

***

Daniel berjalan kearah ruangan khusus—ya hari ini ia akan merasakan keberhasilan tentang tender proyek yang begitu besar dan mampu meyakinkan mereka untuk menanam dana miliaran diperusaan ini, juga mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan tak kalah besarnya. Tentunya semua ini bukan hanya berkat dirinya melainkan  karyawan disini yang sudah membantu dan bekerja dengan baik.

Bahkan Ayahnya—Gilang Alexander, begitu senang akan keberhasilan ini. Bahkan kedua orang tuanya akan segera pulang kembali untuk memberikan selamat atas kerja kerasnya yang menimbulkan hasil yang luar biasa. Padahal mereka baru saja pergi selama satu minggu tapi ingin pulang setelah mendengar kabar ini. Awalnya ia sempat diragukan oleh ayahnya karena dianggap tidak becus tapi sekarang ia sudah membuktikan jika ia bisa walaupun—ia sedang berusaha untuk seperti ayahnya menjadi pengusaha sukses.

Awalnya ia tidak berminat untuk bekerja diperusahaan ayahnya dan mengambil alih profesi ayahnya tapi saat Dinda mau menerima dirinya dan ia sebaliknya ia pun menerima—mampu meningkatkan kualitas dirinya hingga ia ingin mencoba dan belajar untuk menjadi pengusaha sukses. Apalagi ia dan Dinda akan secepatnya mempunyai bayi, dan itu memerlukan pengeluaran yang banyak.

Walaupun ia terbilang anak pengusaha kaya—tapi ia tak mungkin terus meminta kepada ayahnya ia ingin memiliki uang dengan hasil kerja kerasnya bukan lagi dengan meminta. Ia berusaha untuk merubah diri agar bisa menjadi laki-laki yang mampu menjadi contoh yang baik untuk anak-anaknya kelak.

Ia berusaha menjadi ayah yang baik untuk anaknya nanti—walaupun bayi yang ada diperut Dinda bukan anaknya tapi ia sangat begitu menyayangi nya.

Lamunan Daniel tersadar ketika satu panggilan masuk dari Mbok Ira.

'Ada apa Mbok Ira menelponku?' Batin Daniel.

Dengan cepat ia mengangkat panggilan dari Mbok Ira.

"Hallo Mbok.."

"Den Daniel.." Ucap Si Mbok terdengar lirih seperti orang khawatir.

"Iya Mbok. Ada apa?"

"Tolong Den Daniel kesini secepatnya ya. Mbok dengar Tuan nampar Non Dinda Mb—" belum sempat Mbok Ira menyelesaikan panggilan diputus Daniel secara sepihak.

Sedangkan Daniel langsung berdiri—berlari keluar kantor dengan perasaan yang amat khawatir.

Tujuannya sekarang rumah Dinda.

Ia mengabaikan beberapa karyawan yang memanggilnya.

Namun terpaksa harus ia abaikan karena ada sesuatu yang lebih penting yaitu Dinda—gadis yang dicintainya.

 Sleep FriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang